Kabar Kiamat dari Mata Air Zughar, Buah Kurma Baisan, dan Danau Tiberias

Jum'at, 19 Maret 2021 - 18:28 WIB
loading...
Kabar Kiamat dari Mata Air Zughar, Buah Kurma Baisan, dan Danau Tiberias
Kondisi kebun korma Baisan kini. Keluarnya Dajjal ditandai dengan keringnya danau Tiberias, keringnya mata air Zughar, dan pohon kurma Baisan tidak lagi berbuah. Ilustrasi/Ist
A A A
DANAU Tiberias terkadang disebut juga dengan nama Laut Al-Jalil atau Danau Al-Jalil, juga beragam sebutan lainnya seperti Danau Galilea, Danau Genesaret, Danau Kineret, dan Danau Kinerot menjelang hari kiamat nanti, airnya akan disedot habis oleh Ya’juj dan Ma’juj .



Hal ini sesuai dengan hadis Nabi SAW :

عن النواس بن سمعان -رضي الله عنه- أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- قال :وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ ، فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا

Dari An-Nuwas Rasulullah SAW bersabda, “Kemudian Allah SWT mengeluarkan Yajuj dan Majuj, mereka turun dengan cepat dari bukit-bukit yang tinggi. Setelah itu gerombolan atau barisan pertama dari mereka melewati Danau Thabariyah dan meminum habis semua air dalam danau tersebut. (HR Muslim, At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah).

Ini merupakan satu tanda kiamat yang sangat fenomenal. Seorang Pelaut Nasrani Arab bernama Tamim Ad-Dari di masa Nabi Muhammad SAW telah Allah takdirkan bertemu dengan Dajjal secara langsung di sebuah pulau kecil. Maka terjadilah dialog dengan Dajjal tersebut.

قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ بُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُقَالَ هَلْ فِيهَا مَاءٌ قَالُوا هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ قَالَ أَمَا إِنَّ مَاءَهَا يُوشِكُ أَنْ يَذْهَبَ

Ia berkata: Beritahu aku tentang danau Tiberias.

Kami bertanya: Tentang apanya yang engkau tanyakan?

Lalu ia menjawab: Apakah ada airnya?

Mereka menjawab: Airnya banyak.

Ia berkata: Ingat, airnya hampir akan habis (HR Muslim -Shahih)



Rasulullah SAW mengatakan bahwa turunnya permukaan air danau ini menjadi salah satu tanda-tanda kedatangan Dajjal. Dajjal akan membawa fitnah yang amat besar bagi umat Islam, sebagian besar manusia akan terkena fitnah itu.

Ketika muncul, Dajjal akan mengaku sebagai Tuhan, dalam keterangan lain dijelaskan bahwa kaum wanita lebih banyak yang terjerat dan mendatanginya, sehingga para laki-laki pulang ke rumah menemui Ibu, Putri, Saudari, Bibi mereka.

Karena ditakutkan wanita-wanita tersebut menemui Dajjal. Sehingga Rasulullah SAW bersabda: “Hal yang paling aku takutkan akan menimpa kalian adalah al-Masih ad-Dajjal”.

Dari Fatimah binti Qais radhiallahu ‘anha bahwa ia berkata, “Saya mendengar juru panggil Rasulullah SAW menyeru: Salat Jama’ah2x” (panggilan seperti ini biasanya hanya dilakukan ketika waktu salat atau apabila terdapat sesuatu yang penting).

Fatimah binti Qais menlanjutkan “maka saya pun pergi ke masjid dan salat bersama Rosulullah SAW, dan saya berada di shaf pertama para wanita. Ketika Rasulullah SAW telah selesai beliau duduk di atas mimbar.

Beliau tertawa dan kemudian berkata “hendaklah masing-masing dari kalian tetap di tempat!" Kemudian Rasulullah bertanya Tahukah kalian mengapa aku kumpulkan?

Kemudian para sahabat menjawab “Allah dan Rasulnya lebih mengetahuinya."

Rasulullah SAW bersabda “bukalah suatu kabar gembira, buka juga karena suatu ancaman, namun Tamim ad-Dari yang tadinya seorang pemeluk Nasrani lalu dia datang menyatakan keislamannya dan menceritakan kepadaku suatu kejadian yang pernah aku ceritakan kepada kalian tentang al-Masih ad-Dajjal.

Dia menceritakan kepadaku bahwa dia berlayar dengan 30 orang dari Lakhm dan Juzam, ketika di tengah perjalanan ombak besar membuat mereka terombang-ambing di lautan, hingga sebulan.

Hingga pada akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau di arah timur matahari. Mereka pun turun dan duduk beristirahat di dekat kapal mereka lalu memasuki pulau tersebut. Mereka kemudian bertemu dengan makhluk melata yang dipenuhi bulu.

Saking banyaknya bulu mereka tidak tahu mana bagian depan dan mana bagian belakangnya.

Mereka bertanya, makhluk apakah engkau ini?

Si makhluk menjawab “Aku adalah jassasah (pengintai)”

Lalu mereka bertanya lagi “Apa itu Jassasah?"

Tamim berkata “Ketika ia menyebut nama seorang laki-laki, kami takut bahwa makhluk itu merupakan setan”. Oleh karena itu kami pun bergegas untuk pergi meninggalkannya sampai kami menemukan bangunan besar dan memasukinya.

Di dalamnya ada seorang manusia yang paling besar dan paling kuat yang pernah kami lihat. Kedua tangannya terbelenggu ke leher hingga kedua lutut dan sikunya. Kami berkata “Celakalah engkau, makhluk apakah engkau” ?

Dia menjawab “kalian mampu menemukanku, beritahu aku siapa kalian” ?

Tamim dan rombongannya menjawab “kami adalah orang-orang Arab, kami naik kapal laut, tiba-tiba ombak pasang dan kamu pun terombang-ambing selama satu bulan sampai akhirnya terdampar di pulau ini.

Kami pun merapat dan memasukinya, tiba-tiba kami bertemu makhluk melata yang berbulu sangat lebat sehingga sulit untuk mengetahui mana depan dan mana bagian belakanganya.

Lalu kami berkata kepadanya “celakalah engkau, makhluk apakah kau ini?"

Si makhluk menjawab “Aku adalah jassasah (pengintai)”

Lalu mereka bertanya lagi “Apa itu Jassasah?"

Kemudian ia berkata “pergilah temui laki-laki yang ada di sebuah bangunan besar itu, karena dia sangat ingin mendengarkan berita dari kalian”

Maka kami pun bergegas menemuimu, dan merasa takut dengan makhluk itu dan kami menyangka di adalah setan.

Laki-laki besar itu berkata “beritahu kepadaku tentang kebun kurma Baisan”, kami bertanya “tentang apanya yang ingin kau ketahui”?

Dia menjawab “tentang pohon-pohon kurmanya, apakah masih berbuah”? Kami berkata “Ya”

Dia berkata “ketahuilah bahwasannya kurma-kurma itu hampir tidak berbuah lagi”.

Beritakan kepadaku tentang danau Tiberias, kami pun bertanya “tentang apa yang ingin engkau ketahui”? Dia berkata “apakah di sana ada airnya”?

Kami menjawab “masih banyak airnya”

Dia berkata “ketahuilah tidak lama lagi airnya akan habis”.

Beritakan kepadaku tentang sumber air Zaghar, kami bertanya “tentang apanya yang ingin kau ketahui”?

Dia berkata “apakah masih banyak airnya? apakah penduduk sekitarnya memanfaatkan airnya untuk bercocok tanam?

Kami menjawab “ya, airnya banyak dan penduduk sekitar juga masih memanfaatkannya untuk bercocok tanam”.

Dia berkata, beritakan kepadaku tentang Nabi yang ummi, apa yang telah ia lakukan?

Mereka menjawab “dia telah muncul di Makkah dan tinggalnya di Yasrib”

Dia berkata “apakah orang-orang Arab memerangi mereka?".

Kami jawab “ya”

Dia berkata “apa yang dilakukan terhadap mereka? Maka kami pun memberitahukannya bahwa sudah terlihat para pengikutnya dari kalangan orang Arab, mereka sangat mematuhinya.

Dia berkata “itu sudah terjadi?"

Kami jawab “ya”

Dia berkata “jika demikian maka yang terbaik bagi kalian adalah mematuhinya”.

Dan akan aku beritahukan kepada kalian siapa aku sebenarnya. Aku adalah al-Masih, hampir datang waktunya aku diizinkan keluar, kemudian akan mengelilingi bumi, tidak ada satu kampung pun yang akan ku singgahi dalam kurun waktu 40 malam terkecuali Makkah dan Taibah, karena keduanya diharamkan atasku.

Setiap kali aku berusaha untuk memasukinya aku akan dihadang oleh Malaikat yang memegang pedang untuk mengusir aku dan menjauhi kota itu. Ketahuilah bahwa setiap kota itu dijaga oleh para Malaikat.

Fatimah binti Qais berkata: Rasulullah SAW menghentakkan tongkatnya ke mimbar dan berkata “inilah Taibah, inilah Taibah, (maksudnya Madinah)”.

Bukankah aku pernah sampaikan hal ini pada kalian? Para sahabat menjawab “benar” kemudian Beliau melanjutkan “seseungguhnya apa yang disampaikan oleh Tamim membuatku kagum karena sesuai dengan yang pernah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal, Madinah, dan Makkah.

Dia berada di laut Syam atau laut Yaman; Bukan, tetapi dia ada di timur menyebutnya sebanyak 3x. Beliau pun memberi insyarat dengan tangannya ke arah timur. Fatimah melanjutkan, “maka aku pun menghafalnya dari Rasulullah SAW”.



Keluarnya Dajjal
Dalam hadis kisah Tamim Ad-Dari tersebut adalah keluarnya Dajjal ditandai dengan keringnya danau Tiberias , keringnya mata air Zughar , dan pohon kurma Baisan tidak lagi berbuah.

Selanjutnya, bagaimana kondisi secara fisik ketiga tanda tersebut pada saat ini? Mari kita tengok satu per satu.

Mata air Zughar menurut Syaikh Dr Ali Goma sudah mulai surut. Ia terletak di sebuah desa di dekat Laut Mati di Jordania.

Mata Air Zughar sendiri masih menyambung dengan Danau Tiberias, terletak di sebelah selatan danau tersebut, masuk ke dalam wilayah Suriah. Mata air ini menjadi tumpuan utama bagi penduduk Suriah dan Palestina dalam mengairi perkebunan mereka.

Keringnya Danau Tiberias pasti akan diiringi oleh keringnya Zughar. Atau bisa jadi sebaliknya, Zughar yang lebih dahulu kering lalu disusul dengan keringnya Danau Tiberias.

Lalu, bagaimana kondisi kebun kurma di Baisan? Baisan berada di Palestina di Al-Ghaur utara berdekatan dengan sungai Jalut. Israel sering menjadikan Baisan sebagai target sasaran serangan, sehingga menyebabkan hancurnya banyak perkebunan kurma di Baisan.

Dahulu Baisan adalah sebuah wilayah yang subur dengan tanaman kurma yang sangat banyak dan berbuah cukup lebat.

Kini, kebun itu memang masih ada dan pohon kurma masih berbuah, namun mengalami penurunan produksi. Kondisi ini terjadi karena serangan hama kumbang batang kurma di kawasan perkebunan itu pada tahun 2015.

Sebagian pohon kurma mati sedangkan sebagian lainnya terganggu pertumbuhannya sehingga buah yang dihasilkan sangat sedikit.

Menurut penjelasan dari ICA Israel (Jewish Colonization Association), kebun kurma di Baisan diserang hama RPW (Red Palm Wheel).

RPW adalah sejenis hama kumbang sagu, penularanya dengan terbang dari satu dahan ke dahan lain. Hama ini sulit dideteksi karena menyerang bagian dalam tanaman, akhirnya pohon kurma akan tumbang dan mati.

Kondisi tersebut tentu menyebabkan kurma sudah tidak mudah lagi ditemukan di Baisan.

Baisan saat ini dalam kekuasaan Israel dan lebih banyak difungsikan sebagai tempat pariwisata, yang secara otomatis menyebabkan sektor wisata lebih diutamakan daripada sektor pertanian dengan tanaman kurmanya.



Kemarau 3 Tahun
Di dalam hadis lain juga dikatakan bahwa Dajjal akan keluar dari sarangnya yang ditandai dengan terjadinya kemarau dan kekeringan dalam tempo 3 tahun.

Pada 2018 lalu jagad media sosial juga dihebohkan dengan menyusutnya danau tiberias hingga tampak pulau kecil di tengah-tengah danau.

Mantan mufti agung Mesir, Syekh Ali Jum’ah meyakinkan bahwa mengeringnya Danau Tiberias adalah bagian dari tanda-tanda kiamat, hanya saja bahwa kapan kiamat sendiri itu terjadi tidak bisa dipastikan begitu saja hanya dengan menyusutnya Danau Tiberias.

Danau Tiberias adalah sumber utama pemasok kebutuhan air bersih Israel. Selain itu juga merupakan lokasi penting bagi pemeluk Agama Samawi.

Orang-orang Yahudi membangun permukiman mereka di tepi danau, juga resort, dan penginapan-penginapan bagi petinggi militer Israel, karena posisinya memang berdekatan dengan perbatasan Palestina dan Suriah.

Mereka melengkapi kawasan ini dengan bermacam-macam fasilitas maksiat untuk bersenang-senang, sehingga dikenal sebagai tempat berselingkuh para prajurit serta penjabat militer Israel, begitu pun dengan sebagian politisi dan tokoh-tokohnya.

Sejak tahun 1964 air danau itu dieksploitasi secara besaran oleh perusahaan nasional Israel HaMovil haArtzi. Dialirkan ke seluruh penjuru Israel melalui pipa raksasa, pemompaan dengan skala besar, kanal dan danau buatan. Rata-rata per hari dikuras 1,7 juta m3 air dari danau itu atau 400 juta m3 per tahun.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1348 seconds (0.1#10.140)