Tanda Kesempurnaan Iman : Mencintai dan Membenci Karena Allah

Sabtu, 24 April 2021 - 12:56 WIB
loading...
A A A
Maka berusaha agar cinta kita karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita mencintai seseorang betul-betul karena Allah. Apa tanda kita sudah mencintai dia karena Allah? Tandanya walaupun dia berbuat sesuatu yang tidak baik kepada diri kita, kita tetap mencintainya karena Allah. Adapun kalau misalnya dia berbuat baik kepada kita lalu kita cinta kepada dia, tapi ketika dia tidak berbuat baik kepada kita, kita benci dia. Maka benci kita bukan karena Allah. Benci kita masih karena hawa nafsu kita, benci kita masih karena syahwat kita.



Jika misalnya kita benci kepada dia karena tidak sependapat pada masalah-masalah yang sifatnya ijtihadiyyah -adapun kalau masalah itu bukan ijtihadiyyah, yang sudah jelas nashnya, telah jelas ada ijma’ para ulama atau dalil yang sharih, dimana dia menyimpang dari dalil, tidak masalah kita benci dia karena Allah- yang dimana dalam masalah itu tidak ada nash, kemudian kita benci dia karena dia tidak sependapat dengan saya, maka ketahuilah ini bukan benci karena Allah. Ini benci karena hawa nafsu. Ini benci yang justru akan malah menjadi pintu setan untuk memecah-belah kita.

Berapa banyak para penuntut ilmu yang menganggap masalah-masalah ijtihadiyyah (yang tidak ada nashnya) bagaikan sebuah perkara yang sifatnya prinsipil. Dan seakan-akan kalau ada orang yang menyelisihinya dia sudah keluar dari manhaj, dia sudah keluar dari pada aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah lalu dia musuhi, padahal itu masalah ijtihadiyyah yang tidak ada nashnya yang para ulama pun berbeda pendapat.

Demi Allah, ini bukan benci karena Allah, tapi benci karena diri sendiri. Ia ingin mengagungkan dirinya, dia ingin agar manusia mengikuti pendapatnya, maka yang seperti ini sangat tidak baik.

Cinta kita karena Allah, karena ketaatan dan ketakwaan kepada Allah. Cinta kita karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena dia mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Demikian pula benci kita karena Allah, karena kemaksiatan dia, karena dia tidak mengikuti Rasulullah dan para sahabatnya.



Kalau kita sudah benar-benar seperti itu, maka kita masuk di dalam hadis di atas. Siapa yang mencintai karena Allah, dia benci pun karena Allah. Ia memberi pun karena Allah, bukan karena ingin mendapatkan balasan terima kasih, bukan karena ingin didoakan. Berapa banyak orang yang memberi karena ingin didoakan? Berapa banyak orang yang memberi kemudian suatu ketika dia merasa punya pamrih kepadanya?

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan ini. Makanya Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّـهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا ﴿٩﴾

“Kami memberi makan kamu itu karena Allah, kami tidak mmengharapkan balasan tidak pula terima kasih.” (QS. Al-Insan[76]: 9)

Ucapan terima kasih saja kita tidak mengharapkan. Berapa banyak di zaman sekarang orang yang memberi karena ingin ada kepentingan-kepentingan dunia yang dia harapkan? Terlebih pada waktu musim pemilihan umum, ketika seseorang mencalonkan diri menjadi pejabat, dia beri sebagian hartanya ternyata ada tujuan-tujuan bukan karena Allah sama sekali. Maka demi Allah pemberian seperti ini bukan karena Allah dan tidak bernilai apa-apa di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Siapa yang memberi karena Allah, tidak memberi pun karena Allah, maka sungguh ia telah sempurna keimanannya.”



Demi Allah, kalau cinta kita sudah benar-benar karena Allah dan benci kita karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka insyaAllah tak akan mudah untuk dirusak oleh bisikan-bisikan setan, tidak akan mudah dirusak oleh su’udzan-su’udzan. Berapa banyak su’udzan itu masuk dalam dada kita supaya kita benci kepada dia yang mengakibatkan kemudian cinta kita pun hilang. Tapi kalau cintai kita karena Allah, karena ketakwaannya, karena keshalihannya, maka kita InsyaAllah terpelihara. Dan cinta seperti inilah yang kekal sampai hari kiamat. Yang Allah Ta’ala berfirman:

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ ﴿٦٧﴾

“Orang-orang yang berkasih sayang karena dunia, pada hari kiamat nanti sebagian mereka akan menjadi musuh untuk yang lain kecuali orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

Kecuali orang yang bertakwa yang cintanya dan saling kasih sayangnya karena Allah, karena iman, karena takwa.

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1062 seconds (0.1#10.140)