Khotaman Al-Qur'an di Masjid Bermenara Tanah Liat Tertinggi di Dunia
loading...
A
A
A
Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi seluruh umat Islam. Bagaimana tidak, pada bulan itulah terjadinya peristiwa Nuzulul Qur'an (turunya Al-qur’an) dan berbagai peristiwa penting lainnya.
Berbagai macam ekspresi kebahagiaan ditampakkan untuk menunjukkan kegembiraan di bulan mulia ini. Tidak terkecuali di Kota Tarim, tempat saya menuntut ilmu. Kota ini merupakan satu daerah terpencil di Hadhramaut, provinsi terbesar di Yaman. Kota ini lebih terkenal dengan keilmuan dan kerohaniannya dibandingkan kota-kota lainnya di Yaman.
Ada yang menarik khusus pada malam ke-20 dari bulan Ramadhan ini, bertepatan Ahad 2 Mei digelar acara Khotaman Al-Qur'an Qubro diawali dengan Sholat Tarawih berjamaah di Masjid Al-Mudor Tarim, Yaman.
Masjid yang berjarak sekitar 2 km dari tempat kami kuliah (Universitas Al Ahgaff) ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu berupa bangunan dan menara tingginya yang terbuat dari tanah liat.
Tidak ada data valid yang menyebutkan tahun pendirian masjid tersebut, yang jelas masjid yang dibangun oleh syekh Umar Al Muhdlor bin Abdurrahman Assegaf ini tidak melampaui Tahun 833 H/1430 M.
Menaranya berbentuk persegi empat, berdiri tegak setinggi 34 meter, dengan lima tingkatan yang semakin ke atas semakin mengecil di setiap tingkatannya. Bercatkan kapur putih bersih membuat menara ini tampak gagah nan indah sehingga menjadi pusat pemandangan angkasa Tarim.
Hinga saat ini menara Muhdhor menjadi menara tertinggi di dunia yang terbuat dari tanah dan menjadi Ikon Kota Tarim. Dengan disuguhi wedang kopi jahe (gohwah) khas Tarim, sudah cukup bagi para jamaah untuk menghangatkan tubuh mereka dari cuaca yang sangat dingin karena bertepatan dengan musim dingin di sini.
Mereka pun bukan hanya sekadar hadir, akan tetapi peringatan khotaman Al-Qur’an ini bagi mereka sebagai pemupuk rasa cinta kepada Bulan Yang Mulia yakni Bulan Suci Ramadan.
Reportase Muhammad Fathullah Ishak
Mahasiswa Universitas Al-Ahgaff Yaman Tingkat 3 Asal Indonesia
Berbagai macam ekspresi kebahagiaan ditampakkan untuk menunjukkan kegembiraan di bulan mulia ini. Tidak terkecuali di Kota Tarim, tempat saya menuntut ilmu. Kota ini merupakan satu daerah terpencil di Hadhramaut, provinsi terbesar di Yaman. Kota ini lebih terkenal dengan keilmuan dan kerohaniannya dibandingkan kota-kota lainnya di Yaman.
Ada yang menarik khusus pada malam ke-20 dari bulan Ramadhan ini, bertepatan Ahad 2 Mei digelar acara Khotaman Al-Qur'an Qubro diawali dengan Sholat Tarawih berjamaah di Masjid Al-Mudor Tarim, Yaman.
Masjid yang berjarak sekitar 2 km dari tempat kami kuliah (Universitas Al Ahgaff) ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu berupa bangunan dan menara tingginya yang terbuat dari tanah liat.
Tidak ada data valid yang menyebutkan tahun pendirian masjid tersebut, yang jelas masjid yang dibangun oleh syekh Umar Al Muhdlor bin Abdurrahman Assegaf ini tidak melampaui Tahun 833 H/1430 M.
Menaranya berbentuk persegi empat, berdiri tegak setinggi 34 meter, dengan lima tingkatan yang semakin ke atas semakin mengecil di setiap tingkatannya. Bercatkan kapur putih bersih membuat menara ini tampak gagah nan indah sehingga menjadi pusat pemandangan angkasa Tarim.
Hinga saat ini menara Muhdhor menjadi menara tertinggi di dunia yang terbuat dari tanah dan menjadi Ikon Kota Tarim. Dengan disuguhi wedang kopi jahe (gohwah) khas Tarim, sudah cukup bagi para jamaah untuk menghangatkan tubuh mereka dari cuaca yang sangat dingin karena bertepatan dengan musim dingin di sini.
Mereka pun bukan hanya sekadar hadir, akan tetapi peringatan khotaman Al-Qur’an ini bagi mereka sebagai pemupuk rasa cinta kepada Bulan Yang Mulia yakni Bulan Suci Ramadan.
Reportase Muhammad Fathullah Ishak
Mahasiswa Universitas Al-Ahgaff Yaman Tingkat 3 Asal Indonesia
(rhs)