Uniknya Idulfitri di Tarim Yaman, Nuansa Lebaran Hanya 1 Hari Saja
loading...
A
A
A
Siapa yang tak kenal Tarim, kota kecil bersejarah di wilayah Hadhramaut, Yaman. Kota yang dijuluki "kota seribu wali" ini memiliki tradisi unik saat Hari Raya Idulfitri.
Di Indonesia biasanya umat muslim merayakan Idulfitri hingga berhari-hari lamanya. Di Tarim, nuansa lebaran hanya satu hari saja, yaitu 1 Syawal. Setelah shalat Id dan merayakan Idulfitri 1 Syawal, esoknya mayarakat Tarim kembali berpuasa. Mereka menjalankan puasa sunnah Syawal selama 6 hari.
Menurut Sisma Fitra, mahasiswa Indonesia yang pernah menimba ilmu di Universitas Al-Ahgaff Tarim Yaman, tradisi ini sudah lama menjadi adat kebiasaan di Tarim. Penduduknya menyambung puasa Syawal setelah Hari raya Idul Fitri, mulai 2 Syawal hingga 7 Syawal.
Suasana di kota ini pun kembali seperti bulan Ramadhan. Toko dan warung-warung makan tutup di siang hari, masjid kembali ramai seperti Ramadan. Takjil berbuka disiapkan di setiap masjid. Yang membedakannya, pada malam hari tidak ada salat Tarwih. Warga Tarim memilih waktu malam untuk mengerjakan aktivitas berat.
Pemandangan Kota Tarim menjadi lengang pada enam hari bulan Syawal. Setelah menjalani puasa-Syawal, penduduk Tarim kembali merayakan Idulfitri atau dikenal dengan sebutan Ied as-Sitt. Pada hari itulah suasana lebaran kembali mereka dapatkan.
Pada hari ke-8 Syawal ini para Habaib dan warga Tarim menggelar open house. Hari itu diisi dengan silaturrahim ke rumah-rumah ulama dan Habaib. Ada yang menggelar kasidah dan zikir salawat. Begitulah suasana lebaran di Tarim.
Di banyak daerah di Indonesia juga terdapat Ied as Sitt dengan berbagai macam istilah. Di Pekalongan misalnya mereka menamakanya dengan Syawalan yang mana pada hari itu suasana kota tersebut ramai kembali seperti lebaran. Di Lombok juga terdapat dengan istilah Lebaran ketupat. Di Madura punya hari raya Ied as Sitt.
Sekadar informasi, Tarim berjarak sekitar 800 Km dari ibukota Sana'a. Di kota ini terdapat sekitar 365 masjid. Ada tiga pemakaman yang cukup masyhur dan sering diziarahi umat muslim di dunia, yaitu Maqbarak Zanbal, Maqbarah Furaith, dan Maqbarah Basyar.
Saking banyaknya wali dan ulama di Tarim, kota ini menjadi berkah dan jauh dari hal-hal negatif. Salah seorang ulama pernah berkata, "Syawari' Tarim syaikhun li man la syaikha lahu" artinya jalanan di Kota Tarim adalah guru bagi orang-orang yang tidak mempunyai guru.
Dalam riwayat, Rasulullah SAW pernah memuji penduduk Yaman sebagaimana sabda beliau:
قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ هُمْ أَضْعَفُ قُلُوبًا وَأَرَقُّ أَفْئِدَةً الْفِقْهُ يَمَانٍ وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ
Abu Hurairah berkata, Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah datang penduduk Yaman, mereka adalah kaum yang paling lembut hatinya. Fiqh ada pada orang Yaman. Hikmah juga ada pada orang Yaman." (Shahih Muslim No 74)
Dalam riwayat lain disebutkan: "Telah datang kepada kalian penduduk Yaman. Mereka adalah orang-orang lembut hatinya, keimanan itu ada dalam penduduk Yaman, dan hikmah juga ada dalam penduduk Yaman." (HR Al-Bukhari)
Di Indonesia biasanya umat muslim merayakan Idulfitri hingga berhari-hari lamanya. Di Tarim, nuansa lebaran hanya satu hari saja, yaitu 1 Syawal. Setelah shalat Id dan merayakan Idulfitri 1 Syawal, esoknya mayarakat Tarim kembali berpuasa. Mereka menjalankan puasa sunnah Syawal selama 6 hari.
Menurut Sisma Fitra, mahasiswa Indonesia yang pernah menimba ilmu di Universitas Al-Ahgaff Tarim Yaman, tradisi ini sudah lama menjadi adat kebiasaan di Tarim. Penduduknya menyambung puasa Syawal setelah Hari raya Idul Fitri, mulai 2 Syawal hingga 7 Syawal.
Suasana di kota ini pun kembali seperti bulan Ramadhan. Toko dan warung-warung makan tutup di siang hari, masjid kembali ramai seperti Ramadan. Takjil berbuka disiapkan di setiap masjid. Yang membedakannya, pada malam hari tidak ada salat Tarwih. Warga Tarim memilih waktu malam untuk mengerjakan aktivitas berat.
Pemandangan Kota Tarim menjadi lengang pada enam hari bulan Syawal. Setelah menjalani puasa-Syawal, penduduk Tarim kembali merayakan Idulfitri atau dikenal dengan sebutan Ied as-Sitt. Pada hari itulah suasana lebaran kembali mereka dapatkan.
Pada hari ke-8 Syawal ini para Habaib dan warga Tarim menggelar open house. Hari itu diisi dengan silaturrahim ke rumah-rumah ulama dan Habaib. Ada yang menggelar kasidah dan zikir salawat. Begitulah suasana lebaran di Tarim.
Di banyak daerah di Indonesia juga terdapat Ied as Sitt dengan berbagai macam istilah. Di Pekalongan misalnya mereka menamakanya dengan Syawalan yang mana pada hari itu suasana kota tersebut ramai kembali seperti lebaran. Di Lombok juga terdapat dengan istilah Lebaran ketupat. Di Madura punya hari raya Ied as Sitt.
Sekadar informasi, Tarim berjarak sekitar 800 Km dari ibukota Sana'a. Di kota ini terdapat sekitar 365 masjid. Ada tiga pemakaman yang cukup masyhur dan sering diziarahi umat muslim di dunia, yaitu Maqbarak Zanbal, Maqbarah Furaith, dan Maqbarah Basyar.
Saking banyaknya wali dan ulama di Tarim, kota ini menjadi berkah dan jauh dari hal-hal negatif. Salah seorang ulama pernah berkata, "Syawari' Tarim syaikhun li man la syaikha lahu" artinya jalanan di Kota Tarim adalah guru bagi orang-orang yang tidak mempunyai guru.
Dalam riwayat, Rasulullah SAW pernah memuji penduduk Yaman sebagaimana sabda beliau:
قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ هُمْ أَضْعَفُ قُلُوبًا وَأَرَقُّ أَفْئِدَةً الْفِقْهُ يَمَانٍ وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ
Abu Hurairah berkata, Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah datang penduduk Yaman, mereka adalah kaum yang paling lembut hatinya. Fiqh ada pada orang Yaman. Hikmah juga ada pada orang Yaman." (Shahih Muslim No 74)
Dalam riwayat lain disebutkan: "Telah datang kepada kalian penduduk Yaman. Mereka adalah orang-orang lembut hatinya, keimanan itu ada dalam penduduk Yaman, dan hikmah juga ada dalam penduduk Yaman." (HR Al-Bukhari)
(rhs)