Sebelum Islam Datang, Puasa Sudah Diwajibkan kepada Umat Terdahulu

Senin, 13 April 2020 - 13:16 WIB
loading...
Sebelum Islam Datang,...
Puasa bukan hanya kewajiban bagi umat Islam saja. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A

SEBELUM Islam datang, umat terdahulu sudah menjalankan ibadah puasa. Sedangkan kewajiban berpuasa Ramadhan dimulai pada tahun kedua Hijriyah, sehingga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) berpuasa sebanyak sembilan kali di bulan Ramadhan. Dan puasa itu hukumnya wajib bagi setiap muslim, baligh dan berakal.

Imam At-Thobari dalam Jami’ Al-Bayan menuliskan bahwa Muadz bin Jabal ra berkata: Ketika Rasulullah SAW datang ke Mekkah maka puasa yang dilakukan oleh beliau adalah puasa Asyuro dan puasa tiga hari pada setiap bulannya, hingga akhirnya Allah mewajibkan puasa Ramadhan, dan Allah menurunkan ayat-Nya:

??? ???????? ????????? ??????? ?????? ?????????? ?????????? ????? ?????? ????? ????????? ???? ?????????? ??????????? ??????????

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Al-Baqarah Ayat 183)

Nah, siapakah yang dimaksud dalam ayat tersebut tentang "orang-orang sebelum kamu".

Tafsîr al-Thabari dikemukakan, puasa ‘Asyura pernah dilaksanakan oleh Nabi Nuh ‘alaihis salam sewaktu turun dengan selamat dari kapal yang ditumpanginya.

Disebutkan, pada awal bulan Rajab, Nabi Nuh ‘alaihis salam mulai menaiki kapalnya. Saat itu, ia bersama para penumpang lainnya berpuasa. Kapal pun berlayar hingga enam bulan lamanya.

Pada bulan Muharram, kapal berlabuh di gunung Judi, tepat pada hari ‘Asyura. Maka ia pun berpuasa, tak lupa memerintah para penumpang lain, termasuk hewan bawaannya, untuk turut berpuasa sebagai bentuk syukur kepada Allah.

Selanjutnya, puasa orang-orang terdahulu juga dapat dilacak dari sabda Rasulullah sendiri sewaktu ditanya oleh seorang laki-laki, “Bagaimana menurutmu tentang orang yang berpuasa satu hari dan berbuka satu hari?” Beliau menjawab, “Itu adalah puasanya saudaraku, Dawud a.s.”

Bahkan dalam hadis lain, beliau menyatakan:

???????? ????????? ?????? ????? ???????? ????? ??????? ??????? ?????????? ???????

Sebaik-baiknya puasa adalah puasa saudaraku, Dawud AS. Ia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari, (H.R. Ahmad).

Berdasar hadis di atas, Nabi Dawud ‘alaihis salam juga memiliki kebiasaan berpuasa selang sehari. Puasa itu kemudian disunnahkan oleh Rasulullah kepada umatnya. Demikian halnya puasa ‘Asyura dan puasa “ayyamul bidl”.

Ahmad Sarwat, Lc., MA dalam buku "Tafsir Al-Baqarah 183" menulis, orang-orang sebelum kamu di sini maksudnya semua umat dari semua agama samawi yang dikirimkan kepada mereka nabi dan rasul dari sisi Allah SWT. Mulai dari Nabi Adam hingga Isa putera Maryam alihimassalam.

Ada nabi yang namanya termaktub di dalam ada 25 orang, namun di luar itu jumlahnya amat banyak. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa jumlah nabi dan rasul mencapai 124 ribu orang. Dari jumlah itu, 300-an orang di antaranya adalah rasul. Dalilnya adalah hadits berikut ini:

Dari Abi Dzar Al-Ghifari radhiyalllahu 'anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi, "(Jumlah para nabi itu) adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) nabi." Para shahabat bertanya lagi, "Lalu berapa jumlah rasul di antara mereka?" Beliau menjawab, "Tiga ratus dua belas (312) orang." (HR At-Turmuzy)

Puasa Umat Nasrani dan Yahudi
Menurut Ahmad Sarwat, kesemua umat inilah yang dimaksud dengan orang-orang terdahulu sebelum kamu. Namun di masanya, Rasulullah SAW sendiri hanya bertemu dengan dua umat, yaitu Nasrani dan Yahudi.

Ketika masih di Mekkah bertemu dengan banyak pemeluk agama Nasrani seperti Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza yang merupakan sepupu tertua dari jalur ayah Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW.

Waraqah adalah seorang yang beragama Nasrani yang tinggal di Mekkah. Waraqah seorang imam Nestorian dan dihormati dalam tradisi Islam untuk menjadi salah satu hanif pertama yang percaya kenabian Muhammad. Dia mengetahui tentang kenabian Muhammad dari Injil. Ketika dia dibacakan tentang Surah Al-'Alaq, ia mengetahui bahwa Muhammad seorang nabi.

Sedangkan di Madinah, Rasulullah SAW bertemu dengan banyak sekali orang Yahudi. Bahkan pada awalnya keberadaan Yahudi di Madinah jauh lebih banyak dari pada jumlah pemeluk Islam. Setidaknya mereka punya tiga klan besar, yaitu Bani Quraidhah, Bani Qainuqa’ dan Bani Nadhir.

Mereka juga mengusai banyak jalur ekonomi dan pertanian. Wilayah Khaibar yang subur itu rata-rata merupakan perkebunan kurma milik Yahudi. Pada saat Rasulullah SAW tiba di Madinah pertama kali saat hijrah, orang-orang Yahudi Madinah sudah melaksanakan puasa hari Asyura, sebagai bagian dari ritual penghormatan mereka kepada Nabi Musa alaihissalam.

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: ketika Rasulullah SAW tiba di kota Madinah dan melihat orang-orang Yahudi sedang melaksanakan shaum assyuraa, beliau pun bertanya, "Apa ini?". Mereka menjawab: "Ini hari baik, hari di mana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka lalu Musa shaum pada hari itu. Maka Rasulullah SAW menjawab: Aku lebih berhak terhadap Musa dari kalian, maka beliau shaum pada hari itu dan memerintahkan untuk melaksanakan shaum tersebut. (HR Bukhari)

(mith)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2796 seconds (0.1#10.140)