Telaga Rasulullah di Padang Mahsyar, Ada Lho, Umat Nabi Tak Bisa Minum

Jum'at, 04 Juni 2021 - 14:15 WIB
loading...
Telaga Rasulullah di Padang Mahsyar, Ada Lho, Umat Nabi Tak Bisa Minum
Ilustrasi/Ist
A A A
Al-haudl bermakna telaga atau danau. Di saat terik matahari yang sangat panas di Padang Mahsyar , sehingga manusia berkeringat dengan derasnya, betapa hausnya manusia. Semua akan merasa keringnya kerongkongannya saking panasnya pada saat itu.



Harapannya adalah ia dapat minum walaupun hanya seteguk. Ketika di dunia ini saat kita kehausan maka segera kita akan dapat memilih minuman yang segar dan dingin dengan aneka rasa aroma. Tetapi di saat itu tiada lagi minuman-minuman yang akan didapatkannya.

Allah SWT membentangkan telaga untuk para rasul yang diperuntukkan bagi umatnya masing-masing.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh bagi setiap nabi itu ada telaga, dan semua berlomba untuk siapa yang lebih banyak minum dari telaga tersebut. Maka aku berharap akulah yang paling banyak dari umatku yang dapat meminumnya.”

Seperti apa telaga Nabi Muhammad SAW? Hal ini dijelaskan dalam hadis berikut:

قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ :قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ , وَزَوَايَاهُ سَوَاءٌ , وَمَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ الْوَرِقِ , وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنَ الْمِسْكِ , كِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ , فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ لا يَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدًا” .

Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash berkata: Rasulullah bersabda: Telagaku seluas perjalanan sebulan, sudut-sudutnya sama, airnya lebih putih dari kertas putih, dan baunya lebih harum dari minyak misk, ceret-ceretnya seperti bintang-bintang di langit, barang siapan yang meminumnya maka ia tidak akan haus selamanya. (HR Bukhari dan Muslim)



Telaga Rasulullah adalah seluas perjalanan satu bulan, luas sekali. Dalam hadits lain ada beberapa keterangan yaitu di antaranya seperti antara Ailah (Syam) sampai ‘Adn, antara Madinah dan Shana’a, antara Kakbah dan Baitul Maqdis dan lainnya.

Telaga Rasulullah airnya lebih putih dari kertas putih, dalam riwayat lain disebutkan airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Dan aromanya atau baunya lebih harum dari minyak misik atau kadang juga disebut minyak kasturi.

Di tepi telaga disediakan alat minum yang jumlahnya banyak sekali seperti halnya bintang di langit yang berkilauan dan bertebaran. Sehingga tidak perlu berebut sampai terinjak antara satu dengan lainnya.

Maka barang siapa yang dapat meminumnya, maka ia tidak akan haus selamanya. Inilah minuman yang sangat segar bagi peminumnya dan tidak akan haus lagi.

Terhalau
Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo menjelaskan masa itu adalah penantian yang sangat panjang.

"Mulai dari masa penantian sebelum kita dihisab atau diperhitungakan amal, masa penantian mizan atau ditimbang amal baik dan buruk kita, masa penantian saat kita menerima buku raport kehidupan kita apakah menerima dari kanan atau kiri atau bahkan dilemparkan dari belakang. Sampai pada masa kegelapan yaitu jalan menuju shirath," ujarnya, sebagaimana dilansir pwmu.co.

Dalam riwayat yang lain dijelaskan ada di antara umat Rasulullah yang dihalang-halangi untuk meminumnya, padahal Rasulullah juga mengenal dari tanda-tenda mereka, akan tetapi tetap saja dihalau.

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ ، وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا ، لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ، ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ ، فَأَقُولُ : إِنَّهُمْ مِنِّي ، فَيُقَالُ : إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ ، فَأَقُولُ : سُحْقًا ، سُحْقًا ، لِمَنْ غَيَّرَ بَعْدِي .رواه البخاري و مسلم.

Dari Sahl bin Sa’d berkata: Rasulullah bersabda: ”Aku menunggu kalian di telaga. Siapa yang menuju kepadaku akan minum, dan siapa yang minum niscaya tidak akan haus selamanya. Sungguh akan ada beberapa kaum yang mendatangiku dan aku mengenalnya dan mereka juga mengenaliku, kemudian antara aku dan mereka dihalangi.



Akupun mengatakan, ’Mereka umatku.’ Kemudian disampaikan kepadaku, ”Kamu tidak tahu, perbuatan Ahdats (yang baru) apa yang mereka lakukan setelahmu.” Lalu aku berkomentar, ”Celaka.. celaka orang yang mengubah agama sepeninggalku.” (HR Bukhari dan Muslim)
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1439 seconds (0.1#10.140)