Gus Baha Jelaskan Risiko Patungan Kurban Sapi untuk 7 Orang

Kamis, 08 Juli 2021 - 05:00 WIB
loading...
Gus Baha Jelaskan Risiko Patungan Kurban Sapi untuk 7 Orang
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha (paling kiri) menjelaskan tentang risiko berkurban patungan. Foto/Ist
A A A
Pengasuh Ponpes Tahfidzul Qur’an LP3IA Kragan, Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menjelaskan risiko hukum kurban sapi melalui cara urunan (patungan) 7 orang.

Berikut penjelasan Gus Baha dilansir dari portal Islam iqra.id. Gus Baha menerangkannya dengan gaya ceramah yang khas disertai guyonan.



"Pada hari raya kurban, saya pernah mendapatkan dua pertanyaan yang kriminal semua. Gara-gara kurban urunan (patungan).

Sekarang marak iuran 2 juta dapat sapi. Kalau 2 juta kali 7 dapat berapa? 14 juta. Pertama bertanya bagus, tapi lama-lama kurang ajar. Yang bertanya bukan dari kalangan NU.

"Pak Baha, katanya kalau sapi satu itu dinaiki 7 orang. Semisal kalau sapi limusin itu harganya kan Rp70 juta. Kalau iuran orang 7 kan berat. Misalnya iuran orang 20, anggap saja kuat (sapi limusin) dinaiki 20 orang." Hehehe...

Setelah bertanya kepada saya karena saya guyoni. Kalau orang nasionalis itu kan biasa. Misalnya istrinya Rukhin kerja ngajar di SD Wonokromo, Rukhin kerja ngajar di SD Kotagede.

Orang nasional kan biasa seperti itu. Yang tanya saya itu orang nasional, ya tidak NU ya tidak Muhammadiyah. Hanya saja suka Islam.

Artinya, nanti istrinya Rukhin berkurban di SD Wonokromo sama guru-guru laki-laki di situ, Rukhin berkurban dengan guru-guru perempuan di SD Kotagede. Berarti kan istri Rukhin diambil orang? Hahaha...

Makanya timbul pertanyaan, kalau kurban bareng itu kan risikonya kadang membawa istri orang. Sebab, yang ikut patungan itu kan bukan mahramnya.

"Ayo yang pada iuran siap-siap istrinya dibawa orang lain. Hahaha..."

Saya juga pernah ditanya begitu, di tempat saya ada kurban iuran sapi, tapi saya lebih suka kambing. Karena saya agak egois, ingin kurban sendiri. "Gus, kok tidak ikut urunan (patungan) kurban sapi?"

"Emoh (tidak mau)."

"Kenapa tidak mau, Gus?"

"Tunggu-tungguan rombongan." Hehehe...

Lah, misalnya surgaku itu Januari, surgamu Desember. Sapinya nunggu kamu kelamaan. Hehe...

Semisal kalau kurban kambing, surgaku Januari kan langsung terbang. Kalau orang 7 dan surganya tanggalnya beda-beda bagaimana? Masak surgaku bareng Rukhin?

Kan secara teori tidak mungkin. Makanya aku tidak mau kurban bareng Rukhin. Nanti ada pengumuman dari Malaikat, "Baha masuk surganya ditunda, karena temannya masih di neraka. Haha repot..."

Beramal tidak perlu berpikir seperti itu, yang penting ikhlas saja. Allah nanti mengaturnya bagaimana terserah. Kalau dituruti nanti barena istri orang, meskipun sama-sama lelakinya ya akan saling menunggu. Karena kelas surganya masuknya beda-beda.

Masak surganya yang saleh dan setengah saleh bareng? Masak yang saleh nunggu 100 tahun karena teman kurbannya di neraka. Paham nggeh?
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1556 seconds (0.1#10.140)