Kisah Menyentuh Seorang Dokter Menerima Sepucuk Surat Wasiat dari Pasiennya

Selasa, 13 Juli 2021 - 05:00 WIB
loading...
Kisah Menyentuh Seorang Dokter Menerima Sepucuk Surat Wasiat dari Pasiennya
Ilustrasi/Dok, SINDOnews
A A A
Dr Khalid bin Abdul Aziz Al Jubair dalam tulisannya berjudul كفى بالموت واعظا yang ditermahkan Muhammad Isnani, Lc berkisah, ketika dirinya sedang menuju satu ruang operasi bedah, tiba-tiba petugas menyambutnya sembari berkata, “Orang sakit yang berada di dalam, memberikan kertas ini kepadaku dan berkata, “Berikan kertas ini kepada saudara Al Jubair sebelum ia memulai operasi ”



Kertas itu berisi wasiatt saat ia menuju meja bedah. Ia tuangkan segala ungkapan dan perasaannya. "Tak terasa air mataku mengalir karenanya, kedua tanganku gemetar dan seluruh badanku merinding. Tahukah anda apa isi kertas tersebut?" tutur Al-Jubair.

Kertas itu berisi wasiat yang ditulis oleh seseorang yang akan menjalani operasi bedah. Tulisan itu terdiri dari tiga bagian. Wasiat pertama, ia minta kepada istrinya agar menginfakkan sebagian dari hartanya dan merelakan uangnya yang dipinjam orang-orang fakir miskin.

Wasiat kedua, ia meminta kepada istrinya untuk menjaga anak-anaknya, mendidik anak-anaknya untuk menghafalkan Al Quran, dan menjauhkan mereka dari segala hal yang melalaikan seperti televisi dan lainnya.

Wasiat ketiga, ia meminta maaf kepada istrinya atas segala kekhilafan dan kesalahan, lalu ia mendoakan istrinya semoga ia menjadi ratu para bidadari di surga nanti.

Doker Jubair menjelaskan yang membuat dirinya menangis. Kenapa ia ikut hanyut dalam perasaan tersebut.

"Sesungguhnya banyak hal yang menyentuh perasaanku, di antaranya adalah kematian dan gambarannya, kegundahan yang dirasakan oleh seorang muslim seperti diriku atau orang yang berada dalam situasi sadar bahwa ia sedang mendekati ajal.

Ketika saya melihat kertas ini, seakan-akan melihat seseorang yang sedang menulis wasiat dan ia sadar bahwa kematian segera menghampirinya.



Sungguh, ternyata banyak orang seperti saya yang kurang memperhatikan tuntunan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam hal menulis wasiat

مَا حَقُّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ لَهُ شَيْءٌ يُرِيدُ أَنْ يُوصِيَ فِيهِ يَبِيتُ لَيْلَتَيْنِ إِلَّا وَوَصِيَّتُهُ مَكْتُوبَةٌ عِنْدَهُ

“Tidak layak bagi seorang muslim yang memiliki sesuatu yang dapat diwasiatkan untuk tidur dua malam, kecuali jika wasiatnya telah ditulis” [H.R.Bukhari (2738), Muslim (1627)]

Dia menjelaskan, menulis wasiat bukan hanya untuk menjaga hak anda maupun hak orang lain, akan tetapi juga merupakan bukti kesadaran anda akan dekatnya kematian, dan sebagai bukti bahwa diri anda selalu ingat kematian. "Maka singsingkanlah lengan baju dan bersegeralah untuk beramal di jalan akhirat, karena itulah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk selalu mengingat kematian dengan sarana menulis wasiat, mengunjungi pemakaman, membayangkan akhirat dan lain sebagainya," ujarnya.

Semua itu dapat mendekatkan gambaran kematian ke mata kita. Kita semakin yakin bahwa kematian pasti akan menjemput kita suatu saat nanti.

"Hal inilah yang membuat saya menangis, karena saya sadar bahwa saya dan orang-orang seperti diri saya ini telah melupakan kematian, atau mungkin terlena oleh kenikmatan dunia, dan lalai dengan kesenangan berkumpul dengan anak, istri dan teman-teman," ujarnya.

"Saya menangis karena ingat mati. Saya telah melupakan kematian atau pura-pura melupakannya, saya menangis karena saya belum menulis wasiatku, berarti saya lalai mengingat kematian. Saya merasa sedih karena telah melupakan kematian."

"Hal lain yang membuatku menangis adalah wasiat orang tersebut kepada istrinya untuk mensedekahkan sebagian hartanya dan merelakan sebagian utang yang ditanggung oleh fakir miskin."

"Saya teringat bahwa kita menjadi orang yang sangat dermawan saat kondisi kita sudah sakit-sakitan, saat ajal telah mendekati dan betapa pelitnya kita saat kita sehat wal afiat, berat rasanya melepaskan harta untuk bersedekah dan berjuang di jalan Allah."

"Saya teringat betapa kuatnya nafsu manusia mempertahankan hartanya selama ia merasa sehat, ia mengira bahwa kematian hanya akan mendatangi orang-orang yang sedang terbaring sakit atau orang-orang yang sedang menuju ruang bedah operasi."
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1641 seconds (0.1#10.140)