Cerita Rahmatulloh Meraih Izin Berhaji di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ibadah haji 1442 H sudah mulai dilaksanakan dan saat ini 60.000 jamaah sedang bersiap untuk berangkat ke Padang Arafah setelah bermalam di Mina. Para tamu Allah itu akan menjalani wukuf sebagai ibadah puncak dalam berhaji.
Di antara 327 Warga Negara Indonesia (WNI) yang beruntung terpilih menjadi jamaah haji tahun ini adalah Rahmatulloh Mardani. Staf di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah bidang Imigrasi tersebut saat ini telah berada di Mina sambil menunggu jadwal pemberangkatan ke Padang Arafah untuk menjalani wukuf.
"Saya di Maktab Rifaq Alshofwah tenda B9 di Mina,” kata ayah tiga putri ini kepada SINDOnews melalui sambungan telepon, Minggu (18/7/2021) malam.
Baca juga: Laksanakan Haji Ifrad, Jamaah Indonesia Pagi Ini Berangkat ke Padang Arafah
Rahmatulloh mengaku sangat bersyukur bisa terpilih menjadi salah satu jamaah haji tahun ini. Meski dirinya telah menunaikan rukun Islam kelima itu sebanyak 7 kali, tapi kali ini dirasakan cukup berbeda. Biasanya ibadah haji dilaksanakan dalam suasana yang sangat ramai, tapi kini cukup lengang.
"Haji kali ini adalah tanda syukur saya, apa yang kami rencanakan berjalan dengan baik," kata kelahiran Jakarta 50 tahun lalu ini.
Suasana di Masjidilharam, Minggu (18/7/2021). Jamaah mulai melaksanakan rangkaian ibadah haji. FOTO/DOK.PRIBADI ARFAN SAPUTRA
Salah satu yang sangat ia syukuri adalah dua putrinya telah lulus sekolah dan kini melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai dengan keinginannya. Anak sulungnya, Amira Azkia diterima di Universitas Teknologi Malaysia (UTM) dan putri keduanya, Jauhara Atkia akan menempuh pendidikan di perguruan tinggi di Rusia.
Rahmatulloh menceritakan, ia dan istrinya, Alfisyah langsung mencoba mendaftar haji secara online menggunakan iqamah, semacam Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS). Setelah memasukkan nomor iqamahnya, 15 menit kemudian muncul jawaban bahwa ia boleh berhaji tapi istrinya ditolak.
Baca juga: 327 WNI Dapat Kesempatan Tunaikan Ibadah Haji Tahun Ini
"Istri saya tercatat (oleh Pemerintah Arab Saudi) pernah berhaji pada 2017. Belum lima tahun jadi, tidak boleh berhaji tahun ini," kata Rahmatulloh.
Sepekan kemudian, ia menerima SMS dari bahwa ia menjadi salah satu yang terpilih untuk menunaikan ibadah haji. Pesan itu juga memberitahukan untuk segera membayar administrasi. Setiap pendaftar haji yang diterima hanya diberikan waktu kurang dari 12 jam untuk melunasi biayanya. Ada tiga kelas biaya yang ditawarkan, masing-masing SAR12.000, SAR14.000, dan SAR17.000. Biaya itu belum termasuk pajak.
"Saya ambil yang 12.000 real, plus pajaknya jadi totalnya 14.627 real,” kata Rahmatulloh. Jamaah haji terpilih kemudian diminta untuk melengkapi persyaratan, utama terkait vaksin. Bagi yang belum pernah terpapar COVID-19, mereka diwajibkan 2 kali suntik vaksin. Tapi bagi yang sudah terpapar cukup sekali vaksin. Ada dua pilihan vaksin di Arab Saudi, yakni Pfizer dan Oxford-Astrazeneca. Selain itu, jamaah juga wajib suntik vaksin influenza dan meningitis. Semuanya disediakan gratis bagi jamaah haji terpilih.
Menurut Rahmatulloh yang telah menetap di Arab Saudi sejak 2009, ada tiga aplikasi wajib yang dimiliki oleh jamaah, yakni Absher, Tawakkalna, dan Sihaty. "Absher itu seperti e-KTP. Aplikasi yang berisi biodata, profil kita. Kalau Tawakkalna berkaitan dengan COVID-19, pernah kena atau belum, sudah vaksin atau belom. Dan Sihaty aplikasi untuk janji temu medis. Misalnya mau PCR, janjian jam berapa, puskesmas mana, gratis," katanya.
Dua pekan lalu, Rahmatulloh menerima surat izin berhaji dari Kementerian Haji Arab Saudi. Tasreh itu dikirimkan melalui aplikasi Absher. Jamaah tinggal mengunduhnya. Surat izin ini akan selalu ditanyakan di setiap check poin rangkaian ibadah haji.
Seperti saat berangkat ke Mekkah mengawali rangkaian ibadah haji, Minggu (18/7/2021) dini hari kemarin. Rahmatulloh bersama rombongan melewati tiga kali titik pemeriksaan. Petugas memeriksa tasreh setiap jamaah. Bagi yang tidak punya tasreh tersebut, rasanya mustahil lolos masuk ke Kota Mekkah.
"Saat masuk ke Masjidilharam juga dicek administrasi berdasarkan list nama tasrehnya. Setelah itu baru boleh masuk," katanya.
Dalam pelaksanaan tawaf dan sa’i di Baitullah, jamaah juga wajib mengenakan masker dan sesuai dengan jalur yang ditetapkan. Personel kepolisian berdiri di setiap 3 meter untuk memastikan jamaah menerapkan protokol kesehatan secara benar.
Di antara 327 Warga Negara Indonesia (WNI) yang beruntung terpilih menjadi jamaah haji tahun ini adalah Rahmatulloh Mardani. Staf di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah bidang Imigrasi tersebut saat ini telah berada di Mina sambil menunggu jadwal pemberangkatan ke Padang Arafah untuk menjalani wukuf.
"Saya di Maktab Rifaq Alshofwah tenda B9 di Mina,” kata ayah tiga putri ini kepada SINDOnews melalui sambungan telepon, Minggu (18/7/2021) malam.
Baca juga: Laksanakan Haji Ifrad, Jamaah Indonesia Pagi Ini Berangkat ke Padang Arafah
Rahmatulloh mengaku sangat bersyukur bisa terpilih menjadi salah satu jamaah haji tahun ini. Meski dirinya telah menunaikan rukun Islam kelima itu sebanyak 7 kali, tapi kali ini dirasakan cukup berbeda. Biasanya ibadah haji dilaksanakan dalam suasana yang sangat ramai, tapi kini cukup lengang.
"Haji kali ini adalah tanda syukur saya, apa yang kami rencanakan berjalan dengan baik," kata kelahiran Jakarta 50 tahun lalu ini.
Suasana di Masjidilharam, Minggu (18/7/2021). Jamaah mulai melaksanakan rangkaian ibadah haji. FOTO/DOK.PRIBADI ARFAN SAPUTRA
Salah satu yang sangat ia syukuri adalah dua putrinya telah lulus sekolah dan kini melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai dengan keinginannya. Anak sulungnya, Amira Azkia diterima di Universitas Teknologi Malaysia (UTM) dan putri keduanya, Jauhara Atkia akan menempuh pendidikan di perguruan tinggi di Rusia.
Rahmatulloh menceritakan, ia dan istrinya, Alfisyah langsung mencoba mendaftar haji secara online menggunakan iqamah, semacam Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS). Setelah memasukkan nomor iqamahnya, 15 menit kemudian muncul jawaban bahwa ia boleh berhaji tapi istrinya ditolak.
Baca juga: 327 WNI Dapat Kesempatan Tunaikan Ibadah Haji Tahun Ini
"Istri saya tercatat (oleh Pemerintah Arab Saudi) pernah berhaji pada 2017. Belum lima tahun jadi, tidak boleh berhaji tahun ini," kata Rahmatulloh.
Sepekan kemudian, ia menerima SMS dari bahwa ia menjadi salah satu yang terpilih untuk menunaikan ibadah haji. Pesan itu juga memberitahukan untuk segera membayar administrasi. Setiap pendaftar haji yang diterima hanya diberikan waktu kurang dari 12 jam untuk melunasi biayanya. Ada tiga kelas biaya yang ditawarkan, masing-masing SAR12.000, SAR14.000, dan SAR17.000. Biaya itu belum termasuk pajak.
"Saya ambil yang 12.000 real, plus pajaknya jadi totalnya 14.627 real,” kata Rahmatulloh. Jamaah haji terpilih kemudian diminta untuk melengkapi persyaratan, utama terkait vaksin. Bagi yang belum pernah terpapar COVID-19, mereka diwajibkan 2 kali suntik vaksin. Tapi bagi yang sudah terpapar cukup sekali vaksin. Ada dua pilihan vaksin di Arab Saudi, yakni Pfizer dan Oxford-Astrazeneca. Selain itu, jamaah juga wajib suntik vaksin influenza dan meningitis. Semuanya disediakan gratis bagi jamaah haji terpilih.
Menurut Rahmatulloh yang telah menetap di Arab Saudi sejak 2009, ada tiga aplikasi wajib yang dimiliki oleh jamaah, yakni Absher, Tawakkalna, dan Sihaty. "Absher itu seperti e-KTP. Aplikasi yang berisi biodata, profil kita. Kalau Tawakkalna berkaitan dengan COVID-19, pernah kena atau belum, sudah vaksin atau belom. Dan Sihaty aplikasi untuk janji temu medis. Misalnya mau PCR, janjian jam berapa, puskesmas mana, gratis," katanya.
Dua pekan lalu, Rahmatulloh menerima surat izin berhaji dari Kementerian Haji Arab Saudi. Tasreh itu dikirimkan melalui aplikasi Absher. Jamaah tinggal mengunduhnya. Surat izin ini akan selalu ditanyakan di setiap check poin rangkaian ibadah haji.
Seperti saat berangkat ke Mekkah mengawali rangkaian ibadah haji, Minggu (18/7/2021) dini hari kemarin. Rahmatulloh bersama rombongan melewati tiga kali titik pemeriksaan. Petugas memeriksa tasreh setiap jamaah. Bagi yang tidak punya tasreh tersebut, rasanya mustahil lolos masuk ke Kota Mekkah.
"Saat masuk ke Masjidilharam juga dicek administrasi berdasarkan list nama tasrehnya. Setelah itu baru boleh masuk," katanya.
Dalam pelaksanaan tawaf dan sa’i di Baitullah, jamaah juga wajib mengenakan masker dan sesuai dengan jalur yang ditetapkan. Personel kepolisian berdiri di setiap 3 meter untuk memastikan jamaah menerapkan protokol kesehatan secara benar.
(abd)