Kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan Putranya Saat Merayakan Hari Raya
loading...
A
A
A
Khalifah Umar bin Abdul Aziz (684-720 M) adalah sosok pemimpin yang saleh, bijaksana, dan dekat dengan rakyatnya. Sosoknya sangat melegenda hingga beliau dijuluki Khulafaur Rasyidin kelima.
Banyak kisah menarik tentang dirinya, salah satunya kisah putranya saat merayakan hari raya . Khalifah Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah tahun 63 Hijrah. Ayahnya bernama Abdul Aziz, putra Khalifah Marwan bin al-Hakam yang merupakan sepupu Khalifah 'Utsman bin 'Affan RA. Ibunya adalah Laila, cucu Khalifah Umar bin Khattab RA.(Baca Juga: Kisah Umar bin Abdul Aziz dan Padamnya Lampu Istana)
Diceritakan oleh @habibumar_indonesia, suatu hari Khalifah Umar bin Abdul Aziz menatap putranya Abdul Malik yang sedang mengenakan pakaian usang di hari raya . Umarpun lalu menangis.Putranya yang melihat sang ayah menangis bertanya, "Apa yang membuatmu menangis wahai ayahku?
Umar menjawab, "Wahai putraku. Aku takut bila engkau keluar dan bermain bersama anak-anak di luar sana dengan hati yang hancur."
Putra yang sangat berbakti itu berkata, "Orang yang hatinya hancur adalah mereka yang bermaksiat kepada Rabb mereka dan durhaka kepada ibu bapak mereka. Dan aku berharap agar Allah meridhaiku berkat ridhamu padaku wahai ayah.
Segera saja Umar memeluk putranya dengan erat lalu mendoakannya. Di kemudian hari, putranya tersebut menjadi seorang yang sangat zuhud.(Baca Juga: Nasihat Buya Yahya di Hari Idul Fitri, Bergembiralah!)
Pada kesempatan lain datanglah putri-putri Umar bin Abdul Aziz mengadu kepadanya: "Ayah... besok adalah hari raya, sementara kami belum memiliki pakaian baru. Umarpun menatap mereka dan berkata, "Putri-putriku. Hari raya itu bukan bagi orang yang memakai pakaian baru. Hari raya itu bagi orang yg takut akan hari kiamat."
Bendahara negara yang melihat pemandangan yg mengharukan itu memberi tawaran kepada sang Khalifah, "Wahai Amirul Mukminin. Apa salahnya bila kami membayarkan gaji anda bulan depan lebih awal?
Mendengar tawaran itu, Umar menatap sang bendahara dengan tatapan marah. Umar berkata, "Apakah kamu mengetahui ilmu ghaib sehingga engkau tau bahwa aku masih akan hidup sehari setelah hari ini.?
Engkau benar wahai Amiirul Mukminin, bahwa tak ada yg mengetahui apa yang akan terjadi esok hari. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yg dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS Luqman: 34)
Demikian kisah Khalifah Umar bin Abdul Azis dan putranya yang mengharukan. Ketika menjadi khalifah, beliau hanya digaji 2 dirham perhari atau 60 dirham perbulan. Meski menjabat 2-3 tahun, karyanya sangat mengagumkan dan banyak kisah-kisah menarik tentang dirinya. Semoga kita bisa memetik hikmah dan iktibar dari kisahnya.(Baca Juga: Habib Alwi: Lebaran Jangan Sedih, Cukup Bagi Kita Ampunan Allah)
Diterjemahkan dari:
www.saaid.net dan www.alukah.net
Banyak kisah menarik tentang dirinya, salah satunya kisah putranya saat merayakan hari raya . Khalifah Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah tahun 63 Hijrah. Ayahnya bernama Abdul Aziz, putra Khalifah Marwan bin al-Hakam yang merupakan sepupu Khalifah 'Utsman bin 'Affan RA. Ibunya adalah Laila, cucu Khalifah Umar bin Khattab RA.(Baca Juga: Kisah Umar bin Abdul Aziz dan Padamnya Lampu Istana)
Diceritakan oleh @habibumar_indonesia, suatu hari Khalifah Umar bin Abdul Aziz menatap putranya Abdul Malik yang sedang mengenakan pakaian usang di hari raya . Umarpun lalu menangis.Putranya yang melihat sang ayah menangis bertanya, "Apa yang membuatmu menangis wahai ayahku?
Umar menjawab, "Wahai putraku. Aku takut bila engkau keluar dan bermain bersama anak-anak di luar sana dengan hati yang hancur."
Putra yang sangat berbakti itu berkata, "Orang yang hatinya hancur adalah mereka yang bermaksiat kepada Rabb mereka dan durhaka kepada ibu bapak mereka. Dan aku berharap agar Allah meridhaiku berkat ridhamu padaku wahai ayah.
Segera saja Umar memeluk putranya dengan erat lalu mendoakannya. Di kemudian hari, putranya tersebut menjadi seorang yang sangat zuhud.(Baca Juga: Nasihat Buya Yahya di Hari Idul Fitri, Bergembiralah!)
Pada kesempatan lain datanglah putri-putri Umar bin Abdul Aziz mengadu kepadanya: "Ayah... besok adalah hari raya, sementara kami belum memiliki pakaian baru. Umarpun menatap mereka dan berkata, "Putri-putriku. Hari raya itu bukan bagi orang yang memakai pakaian baru. Hari raya itu bagi orang yg takut akan hari kiamat."
Bendahara negara yang melihat pemandangan yg mengharukan itu memberi tawaran kepada sang Khalifah, "Wahai Amirul Mukminin. Apa salahnya bila kami membayarkan gaji anda bulan depan lebih awal?
Mendengar tawaran itu, Umar menatap sang bendahara dengan tatapan marah. Umar berkata, "Apakah kamu mengetahui ilmu ghaib sehingga engkau tau bahwa aku masih akan hidup sehari setelah hari ini.?
Engkau benar wahai Amiirul Mukminin, bahwa tak ada yg mengetahui apa yang akan terjadi esok hari. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yg dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS Luqman: 34)
Demikian kisah Khalifah Umar bin Abdul Azis dan putranya yang mengharukan. Ketika menjadi khalifah, beliau hanya digaji 2 dirham perhari atau 60 dirham perbulan. Meski menjabat 2-3 tahun, karyanya sangat mengagumkan dan banyak kisah-kisah menarik tentang dirinya. Semoga kita bisa memetik hikmah dan iktibar dari kisahnya.(Baca Juga: Habib Alwi: Lebaran Jangan Sedih, Cukup Bagi Kita Ampunan Allah)
Diterjemahkan dari:
www.saaid.net dan www.alukah.net
(rhs)