Ayat Taqwa Khutbah Jumat Surat Ali Imron

Sabtu, 31 Juli 2021 - 21:11 WIB
loading...
Ayat Taqwa Khutbah Jumat Surat Ali Imron
Ulama besar Yaman Al-Habib Umar Bin Hafizh ketika menyampaikan khutbah Jumat. Foto/Ist
A A A
Ayat taqwa khutbah Jumat Surat Ali Imron adalah kalimat yang sering dibaca para khatib ketika naik mimbar. Ayat ini sangat populer karena termasuk satu dari rukun khutbah yaitu berwasiat tentang takwa.



Untuk diketahui, khutbah Jumat memiliki lima rukun yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Memuji Allah Ta'ala di dua khutbah minimal dengan mengucap hamdalah.
2. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad di dua khutbah
3. Menyampaikan wasiat takwa kepada Allah di dua khutbah.
4. Membaca ayat suci Al-Qur'an di salah satu dua khutbah.
5. Berdoa untuk kaum mukmin dan muslimin/muslimat di khutbah terakhir

Ayat taqwa yang sering dibaca pada Khutbah Jumat adalah Surat Ali Imron Ayat 102. Berikut firman-Nya:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوۡتُنَّ اِلَّا وَاَنۡـتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim." (Ali Imron Ayat 102)

Takwa dalam pengertian umum adalah mengerjakan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Ustaz Marwan Hadidi bin Musa dalam Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an menukil tafsir Al-Jalaalain disebutkan, bahwa ketika turun ayat ini, ada yang merasa keberatan, maka dimansukhlah dengan ayat "fattaqullah mas tatha'tum" (Maka bertakwalah kepada Allah semampu kamu) Surat At-Taghabun: 16, wallahu A'lam.

Di dalam hadis, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ

"Apa yang aku larang, hendaklah kalian menjauhinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian melaksanakannya semampu kalian. Sesungguhnya binasanya orang-orang sebelum kalian adalah karena mereka banyak bertanya dan karena penentangan mereka terhadap Nabi-nabi mereka." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Syekh As-Sa'diy berkata tentang tafsir ayat ini: "Ini merupakan perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin agar mereka bertakwa kepada-Nya dengan sebenar-benarnya, tetap berada di atasnya dan istiqamah hingga akhir hayat. Hal itu, karena orang yang terbiasa hidup di atas sesuatu, niscaya ia akan meninggal di atasnya. Barang siapa di saat sehat, semangat dan berkemampuan tetap menjaga ketakwaan kepada Tuhannya dan mentaati-Nya serta senantiasa kembali kepada-Nya, maka Allah akan meneguhkannya ketika wafat serta mengaruniakan husnul khatimah.

Bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa sebagaimana dikatakan Ibnu Mas'ud adalah "Dengan ditaati tidak dimaksiati, disyukuri tidak dikufuri dan diingat tidak dilupakan."

Ayat ini merupakan penjelasan terhadap hak Allah Ta'ala dalam takwa, adapun yang diwajibkan bagi hamba dari ketakwaan itu adalah sebagaimana yang difirmankan Allah Ta'ala, "fattaqullah mas tatha'tum" (Maka bertakwalah kepada Allah semampu kamu). Rincian ketakwaan yang terkait dengan hati dan anggota badan sangat banyak sekali, namun terhimpun dalam "mengerjakan semua yang diperintahkan Allah dan meninggalkan semua yang dilarang-Nya".

Ciri lain dari orang bertakwa disebutkan dalam Al-Qur'an:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَـــافِينَ عَنِ النَّــاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُـحْسِنِــينَ

"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) pada saat sarra’ (senang) dan pada saat dharra' (susah), dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS Ali Imran Ayat 134)

Wallahu A'lam

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2489 seconds (0.1#10.140)