Ibadah Ruhani Sebagai Jalan Ketaatan

Sabtu, 07 Agustus 2021 - 15:37 WIB
loading...
Ibadah Ruhani Sebagai Jalan Ketaatan
ilustrasi. Foto istimewa
A A A
Menjalani kehidupan di masyarakat dan rumah tangga tanpa tazkiyah ibarat menanam tanpa air. Memang dapat tumbuh, tapi cepat layu dan cepat mati. Syaikh Muhammad Quthub mengatakan, tazkiyah sebagai ibadah adalah salah satu jalan ketaatan kepada Allah yang dilakukan oleh jiwa manusia.



Allah Ta’ala berfirman :

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا (7) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10)

“Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q. S. al-Syams : 7-10).



Maknanya, tazkiyah bagi muslimah adalah bentuk tarbiyah ruhiyah dan imaniyah (pendidikan ruhani dan iman) untuk membangun kepribadian muslimah sebagai bekal pemantapan diri menjadi bagian terpenting di dalam keluarga dan masyarakat. Sebab, pendidian seperti itu juga dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.

Jika muslimah sudah melakukan ibadah membersihkan hati dari kotoran-kotoran yang bisa mersak amal, maka Insya Allah akan bisa menjalankan fungsi sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya secara optimal. Akan melahirkan generasi-generasi yang cinta pada kebaikan (khairu ummah).

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ



"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali ‘Imran : 110)

Muslimah yang bertekad mengabdi kepada keluarganya agar tercipta keluarga yang sakinah mawadah warahmah akan berjalan di jalan Allah dengan tegar dan istiqamah. Tidak mudah resah, galau, gelisah, dan putus asa. Dia akan memiliki sikap optimistis. Sebab dia tahu, optimistis adalah modal kebahagiaan (sa’adah).



Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fushilat : 30).



Sehingga, manakala dihadapkan pada ujian yang sangat berat, baik kehidupan pribadi, rumah tangga, atau di masyarakat, muslimah tidak akan berpaling memutar jalan kepada jalan durhaka. Justru dia akan berkata : “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Dan ujian yang menimpa tidaklah menambah apa-apa kecuali bertambahnya iman danketataan kepada Allah Ta’ala.

Karena itulah, muslimah hendaknya tiada henti untuk melakukan amal tazkiyah ruhiyah seperti perbanyak baca Qur’an, zikir, berbakti pada orang tua dan suami, serta bersedekah. Secara khusus, ibadah tazkiyah ruhiyah merupakan sarana bagi muslimah untukmenyiapkan jiwanya agar mampu bersegera menuju ridha dan ampunan Allah serta terasa ringan menjalan perintah dan larangan-Nya.



Wallahu’Alam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3123 seconds (0.1#10.140)