Gus Baha: Saya Sering Kirim Al Fatihah ke Nabi Idris

Minggu, 08 Agustus 2021 - 06:00 WIB
loading...
Gus Baha: Saya Sering Kirim Al Fatihah ke Nabi Idris
Pengasuh Ponpes Tahfidzul Quran LP3IA Kragan Rembang, Gus Baha menceritakan kisah Nabi Idris yang memilih tinggal di surga. Foto/Ist
A A A
Gus Baha (KH Ahmad Bahauddin Nursalim) mengaku sering kirim Al Fatihah ke Nabi Idris 'alaihissalam. Seperti diketahui, Nabi Idris adalah satu dari 25 Rasul Allah yang disebut dalam Al-Qur'an.

Apa sebenarnya alasan Gus Baha sering mengirim Surat Al-Fatihah kepada Nabi Idris, mari kita simak tausiyah beliau berikut.



Ulama ahli tafsir Qur'an asal Rembang ini menjelaskannya saat kajian bersama santrinya yang disiarkan Channel Santri Gayeng lewat Youtube 9 Juni 2021.

"Untuk diketahui Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam adalah pemimpin para Nabi yang memiliki derajat paling tinggi. Kemudian di bawah (derajat) Nabi Muhammad ada Nabi-nabi yang lain, lalu setelahnya ada Malaikat yang mempunyai keutamaan.

Para Nabi itu ada tingkatannya, misalnya Nabi yang Ulul Azmi tentu derajatnya lebih tinggi ketimbang yang bukan Ulul Azmi. Lalu, Nabi yang tidak punya banyak tugas tentu di bawah (Nabi) yang banyak tugas. Misalnya, Nabi Musa dengan Nabi Idris, tentu lebih keren Nabi Musa. Karena Nabi Musa duelnya dengan Fir'aun. Sementara Nabi Idris 'cuma' mondar-mandir main ke surga, sandalnya ditinggal ribet! (heheh...)

Nabi kok begitu, kan gak mungkin Nabi Idris bisa menyaingi Nabi Musa yang sibuk bertarung dan lawannya gak tanggung-tanggung --orang yang mengaku Tuhan--, berat! Andai mereka berdua gojlokan "Idris, kamu ini bisanya cuma ninggalin sandal lalu kamu ingin menyaingiku yang bertarung dengan Fir'aun" (hahaha) Itu kan ribet!

Tetapi Nabi Idris itu keramat. Saya beri tahu, saya sering kirim Al-Fatihah kepada Nabi Idris. Beliau itu lucu. Sebenarnya bisa kita tiru. Saya sendiri tertarik meniru Nabi Idris. Beliau menjadi mulia gara-gara melihat matahari. Matahari yang terkenal itu, lho. Yang tiap pagi muncul dan kamu tinggal tidur (hahaha..).

Kamu tahu matahari kan yang tiap pagi muncul untuk menyinari bumi, tapi kamu malah tinggal tidur. Jadi matahari itu berhak dendam. Gimana sih, sudah aku sinari untuk kamu beraktivitas, kok malah tidur? Makanya tidur pagi tidak berkah itu karena menyinggung matahari.

Singkat cerita, Nabi Idris memang tidak mungkin melebihi keutamaan Nabi Musa 'alaihissalam. Karena itu tadi, ninggalin sandal di surga, itu masyhur legenda Nabi Idris. Lalu mengakali para Malaikat. Ceritanya, beliau bertemu Malaikat Izrail. "Izrail, bagaimana rasanya mati? Mati itu enak tidak?"

"Tentu tidak enak!" Ya sudah, coba sekarang cabut nyawaku."Untuk diketahui, Izrail ini lugu. Orang lugu itu gak begitu bisa mikir. Malaikat kan gak boleh mikir. Andai Malaikat bisa mikir, dia tidak bisa mancabut nyawa karena kasihan.

"Sudah miskin, masa mau aku cabut nyawanya?" (hahah). Malaikat itu gak bisa mikir, lalu bagaimana kalau sudah mati? Kan begini, ini cuma nyoba lho. Kemudian dicabutlah nyawanya. "Aku ingin mati karena mau tahu surga dan neraka." Akhirnya (Nabi Idris) ketemu Malaikat Malik."

"Malik, tunjukkan aku neraka." "Untuk apa," jawab Malaikat Malik. "Cuma mau tau saja. Tapi habis itu antarkan aku ke surga tapi harus lewat neraka," kata Nabi Idris.

"Baik" lewat neraka lalu masuk surga dan bertemu Malaikat Ridwan. "Aku mau lihat surga". "Untuk apa," kata Malaikat Ridwan. (Nabi itu kan kekasih Allah, bagaimana pun Nabi itu kekasih Allah.

Akhirnya Nabi Idris diantar ke surga. Setelah masuk surga, beliau tidak mau keluar. Malaikat Malik protes: "Dulu perjanjiannya kan cuma lewat, kenapa tidak mau keluar?"

"Tidak ada ceritanya cuma lewat. Semua kitab suci menyebut orang di surga itu abadi" (hahah..). Akhirnya Malaikat Izrail, Malik, Ridwan berdebat. Tapi Allah itu fair, tidak ada Dzat sebaik Allah. Akhirnya Allah jadi juri memimpin perdebatan tiga Malaikat dan Nabi Idris. (Padahal Allah Maha Tahu).

Cerita Nabi Idris memang tidak ada yang penting (dalam bab dakwah), karena tidak memperbaiki orang fasik dan munafik, tetapi (kisah) Nabi Idris sangat penting dalam hal iktibar.

Akhirnya ada Malaikat yang pintar. "Tapi kan 'wa in minkum illa waa riduhaa (semua yang masuk surga harus melewati neraka)."

"Lah Aku kan sudah lewat," kata Nabi Idris (hahah..). Artinya kalau Nabi Idris tidak lewat neraka pasti prosedurnya diulang.

Datang Malaikat Izrail sembari berkata: "Tapi perjanjiannya kan cuma mencoba". "Tapi mencoba pun tetap dikatakan mati kan? Tidak boleh orang yang sudah mati dibangunkan kembali. Orang kan cuma mati satu kali. Tidak ada orang mati dua kali."

Sudah, akhirnya Nabi Idris satu-satunya Nabi yang ada di surga sejak perjanjian itu sampai sekarang ini. Makanya disebut "wa ro fa'naa hu Makaanan 'Aliyyaa". Kalau bukan Nabi sebenarnya (perdebatan) itu disebut mengakali. Tetapi karena beliau salah satu kekasih Allah, maka tidak salah.

Malah setelah terjadi perdebatan itu, Allah berfirman: "Wahai para Malaikat-ku! Kamu kalah debat melawan Idris." Ya sudah akhirnya sampai sekarang di surga. Makanya di antara Nabi yang tidak meninggal selain Nabi Isa dalam kitab-kitab disebutkan adalah Nabi Idris, karena beliau mengalami seperti itu.

Kalau kamu mau tiru ya silakan, "ketemu Izrail coba cabut nyawaku. Saat ketemu Malaikat Malik di sini (neraka) saja! Jadi orang kok ribet!" (hahaha)



Kalau cerita Kiyai-kiyai lebih aneh lagi. Saya tidak tahu kitabnya, diceritakan beliau (Nabi Idris) menjatuhkan sandalnya ketika dipulangkan ke dunia. "Gusti, ada barangku yang tertinggal di surga." "Ya sudah, silakan cari, kalau sudah ketemu cepat keluar lagi. Ketika dicari di surga, surga kan luas."

"Belum ketemu Gusti," kata Nabi Idris. Karena barangnya yang tertinggal belum ketemu akhirnya Nabi Idris di surga terus. Tapi cerita itu mungkin agak berbohong (hahaha..). Mau itu bohong pun terserah.

Tapi kalau yang saya baca sendiri di kitab itu memang melibatkan tiga Malaikat (Izrail, Malik dan Ridwan). Paling enak itu jadi kekasih Allah. Tidak mungkin salah karena dia kekasihnya pemilik langit bumi, semuanya aman. Makanya kayak wali-wali Jadzab itu tetap aman. Wali-wali itu bermacam-macam. Ada tamu dia bentak tapi tetap dekat dengan orang-orang. Bagaimana pun tetap aman (karena dianggap mendidik).

Makanya menurut saya, paling benar itu adalah mazhabnya Ahlussunnah wal Jamaah bahwa Al-Qur'an itu Qadim. Buktinya Nabi Idris sudah mempelajari Al-Qur'an. Jadi semua Nabi itu pernah belajar kitab empat termasuk belajar Al-Qur'an.

Jadi semenjak peristiwa itu Nabi Idris tidak kembali lagi ke dunia. Saya punya rencana, kalau masuk surga mau tanya Nabi Idris: "Sudah ketemu belum sandalnya? Paling dijawab begini: "Ngawur, jangan kamu temukan!" (hahaha)

Beliau jadi keramat, jadi mukjizat. Nabi Idris itu pernah menangis. "Ya Allah, saya itu kasihan sama Malaikat yang mengurus matahari."

"Wahai Idris, apa yang membuatmu menangis?" kata Allah.

"Ya Allah, Malaikat yang bertugas mengurusi manusia dan hewan saja capek, lebih-lebih mengurusi matahari kayak apa capeknya?"

Padahal matahari sepanas itu. Singkat cerita kemudian, "Maksudmu apa Idris?" Nabi Idris menjawab: "Atas nama saya kekasih-Mu dan Nabi-Mu, berilah keringanan Malaikat yang membawa matahari."

Akhirnya matahari kadar panasnya dikurangi. Walhasil kemudian Malaikat yang bertugas mengatur matahari itu mendapatkan keringanan. Karena mendapat keringanan tugas, Malaikat yang bertugas mengatur matahari kemudian berdoa: "Ya Allah, atas nama Idris telah meringankan bebanku, maka angkatlah dia di tempat yang luhur. Idris beri hak terbang ke alam Malakut."

Kemudian beliau diterbangkan. Setibanya di alam Malakut tadi ketemu Izrail, Malik, Ridwan. Begitulah kisah Nabi Idris. Kisahnya memang unik, tetapi masih lebih hebat lagi kisah para Nabi Ulul Azmi yang punya tanggung jawab besar yaitu Nabi Muhammad, Ibrahim, Isa, Musa dan Nuh. Intinya, Nabi yang punya ujian lebih besar itulah Nabi paling utama.

Berikut Video Ceramah Gus Baha Disiarkan Channel Santri Gayeng:
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1936 seconds (0.1#10.140)