3 Nikmat yang Sering Diabaikan Manusia

Kamis, 12 Agustus 2021 - 15:23 WIB
loading...
A A A
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan bimbingan kepada umatnya untuk memanfaatkan kesehatannya sebelum datangnya sakit.

Imam al-Hakim rahimahullah meriwayatkan dalam Al-Mustadrak dari hadis Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اغْتَنِمْ ‌خَمْسًا ‌قَبْلَ ‌خَمْسٍ.. وَذَكَرَ مِنْهَا، صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ

“Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara, beliau menyebutkan di antaranya: Sehatmu sebelum datang sakitmu…” (HR. Hakim No. 7846)

Dan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari berkata,

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا ‌أَصْبَحْتَ ‌فَلَا ‌تَنْتَظِرِ ‌المَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

“Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.” (HR. Al-Bukhari No. 5937)



Dan orang-orang yang mengunjungi Rumah Sakit kaum muslimin, lalu melihat ujian yang menimpa saudara-saudaranya sesama muslim berupa penyakit kronis yang para dokter tidak sanggup mengobati sebagian penyakit-penyakit tersebut, niscaya dia akan memuji Allah ‘Azza wa Jalla setiap pagi dan sore atas nikmat sehat ini.

Maka sungguh Maha benar Allah subhanahu wa ta’ala yang berfirman:

وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim: 34)

3. Nikmat Kecukupan Rezeki

Nikmat ini pun sering diabaikan. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ , maknanya memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya.

Maksudnya adalah dia memiliki makanan yang cukup untuk dikonsumsi dan bisa menghidupinya dari makanan yang halal. Makanan adalah salah satu nikmat Allah subhanahu wata’ala yang sangat besar. Allah subhanahu wata’ala berfirman,

فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ * الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ

“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 3-4)



Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala dari kelaparan. Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam kitab Shahih-nya dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,

اللهم ‌اجْعَلْ ‌رِزْقَ آلِ مُحَمَّدٍ قُوتًا
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3338 seconds (0.1#10.140)