10 Penyebab Wafat Husnul Khatimah

Minggu, 29 Agustus 2021 - 20:08 WIB
loading...
10 Penyebab Wafat Husnul...
Makam Baqi di Kompleks Masjid Nabawi Madinah. Di tempat inilah jasad para sahabat Nabi yang mulia dimakamkan. Foto/ist
A A A
Semua orang pasti menginginkan wafat dalam keadaan husnul khatimah, yaitu kematian yang membawa iman Islam dan ihsan. Apa saja penyebab kematian husnul khatimah?

Berikut jawaban ulama besar Hadhramaut Yaman Al-Habib Umar Bin Hafizh dalam kitabnya "Taujih an-Nabih Li Mardhah Barih".

Setiap orang beriman yang berakal, wajib baginya berfikir tentang hal-hal yang menyebabkan seseorang wafat dalam keadaan husnul khatimah. Di antara sebab-sebab wafat husnul khatimah adalah:

1. Banyak berdzikir menyebut nama Allah.
2. Banyak membaca Al-Qur'an.
3. Sering mengingat tempat kembali manusia (kematian dan alam kubur) dan saat berdiri kelak di hadapan Allah (Kiamat, Hari penghisaban, Mahsyar)
4. Menjalin ikatan dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
5. Banyak bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
6. Menjaga ibadah fardhu dan menghadirkan hati saat melakukannya.
7. Berbelas kasih terhadap orang Islam dan seluruh makhluk hidup.
8. Menghibur orang beriman yang sedang sedih, dan menyisipkan kegembiraan ke dalam hati mereka.
9. Memenuhi atau membantu keperluan orang-orang yang berada dalam kondisi darurat dalam kehidupannya.
10. Sering memohon kepada Allah agar diwafatkan dengan husnul khatimah.

Diriwayatkan bahwa Iblis pernah berkata: "Mereka yang meminta kematian yang baik kepada Allah, telah mematahkan punggungku. Aku akan mengatakan,' Kapankah orang ini akan menjadi bangga dengan amalnya. "Aku takut ia telah menjadi pandai."

Iblis takut jika manusia menjadi pandai dan memahami hakikat hidup, karena hal itu berarti bahwa ia telah menjauh dari sifat bangga diri (ujub) yang disebabkan oleh rasa takutnya terhadap kematian yang jelek.

Makna kematian yang baik adalah wafat dalam keadaan beriman. Sedangkan kematian yang baik itu memiliki beberapa derajat.

Di antara derajat kematian yang baik adalah seseorang wafat dalam keadaan terjaga iman dan Islamnya. Lalu derajat yang lebih tinggi lagi adalah, wafat dalam keadaan menyibukkan diri berzikir menyebut nama Allah, disertai rasa cinta yang menguasai dirinya kepada Allah dan Rasul-Nya serta pertemuan dengan Allah."

Wallahu A'lam

Sumber:
Taujih an-Nabih Li Mardhah Barih karya Al-'Allamah Habib Umar bin Hafizh

(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1526 seconds (0.1#10.140)