Tafsir Al-Kahfi Ayat 9, Kisah 7 Pemuda Tertidur di Gua 300 Tahun

Kamis, 23 September 2021 - 17:49 WIB
loading...
Tafsir Al-Kahfi Ayat 9, Kisah 7 Pemuda Tertidur di Gua 300 Tahun
Lukisan yang menggambarkan 7 Ashabul Kahfi dan seekor anjing (pojok kiri bawah) yang menjaganya selama mereka tertidur 300 tahun di dalam gua atas kehendak Allah. Foto/dok wikipedia
A A A
Surat Al-Kahfi salah satu surat yang agung yang bercerita banyak kisah. Allah memperlihatkan kebesaran-Nya lewat surat ini. Surat Al-Kahfi terdiri atas 110 ayat diturunkan di Makkah.

Salah satu kisah menakjubkan diceritakan Allah dalam Surat Al-Kahfi ketika 7 pemuda bersama raqimnya tertidur di dalam gua selama 300 tahun (hitungan kalender Masehi) atau 309 tahun menurut hitungan kalender Hijriyah. (Al-Kahfi Ayat 9-29)

Para pemuda itu bersembunyi di dalam "Gua Rajib" sekitar 8 kilometer dari Amman, Yordania untuk melarikan diri dari kekejaman Raja bernama Dikyanus. Berikut firman-Nya:

اَمۡ حَسِبۡتَ اَنَّ اَصۡحٰبَ الۡـكَهۡفِ وَالرَّقِيۡمِۙ كَانُوۡا مِنۡ اٰيٰتِنَا عَجَبًا

Am hasibta anna Ashaabal Kahfi war Raqiimi kaanuu min Aayaatinaa 'ajabaa.

"Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) Raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?" (QS Al-Kahfi: Ayat 9)

Berikut Tafsirnya:
Ashabul Kahfi adalah orang-orang yang mendiami gua dan mempunyai ar-Raqim yaitu nama anjing. Kisah mereka sangat menakjubkan, tetapi ini bukan satu-satunya tanda kebesaran Allah yang menakjubkan. Sebab, masih banyak lagi tanda-tanda kebesaran Allah apabila kita memperhatikannya.

Allah menerangkan bahwa apakah Nabi Muhammad mengira bahwa kisah Ashabul Kahfi beserta Raqim (batu tertulis) sebagaimana yang tersebut dalam kitab-kitab lama adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang paling menakjubkan.

Beberapa riwayat menyebutkan, ketujuh pemuda itu bernama: Maxalmena, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus dan Thamlika, serta seekor anjing bernama Kithmir yang dipercaya sebagai satu-satunya anjing yang masuk surga. Banyak berpendapat kisah ini terjadi di Suriah, tetapi beberapa ahli Al-Qur'an dan Injil berpendapat mereka berasal dari Yordania.

Memang jika dilihat, peristiwa Ashabul Kahfi berlawanan dengan hukum alam. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan berbagai kejadian pada tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang, dan segala mineral yang merupakan perhiasan di atas bumi ini, maka kejadian ini memang menakjubkan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah.

Menurut riwayat Israiliyat, orang-orang Nasrani telah banyak melakukan kesalahan. Raja-raja mereka berlaku aniaya sampai menyembah berhala, bahkan memaksa rakyatnya untuk menyembahnya. Seorang raja mereka bernama Decyanus mengeluarkan perintah keras kepada rakyatnya untuk menyembah berhala-berhala itu dan menyiksa siapa yang menentang-nya.

Beberapa orang pemuda dari kalangan bangsawan dipaksanya turut menyembah berhala-berhala itu, bahkan diancam akan dibunuh jika berani menolak perintah itu. Namun, mereka menolaknya dan tetap bertahan dalam agama mereka. Lalu Decyanus melucuti pakaian dan perhiasan mereka.

Karena masih sayang kepada remaja-remaja itu, sang raja membiarkan mereka hidup dengan harapan agar mau mengikuti perintahnya nanti. Raja itu juga pergi ke negeri-negeri lain untuk memaksa penduduknya menyembah berhala dan siapa yang menolak perintahnya dibunuh.

Pemuda-pemuda itu kemudian pergi ke sebuah gua, yang terletak di sebuah gunung yang disebut Tikhayus, dekat kota mereka, Afasus. Di gua itu mereka beribadah menyembah Allah. Sekiranya diserang oleh raja Decyanus dan dibunuh, maka mereka mati dalam ketaatan. Jumlah mereka tujuh orang.

Di tengah perjalanan ke gua, mereka bertemu seorang penggembala dengan seekor anjingnya yang kemudian ikut bersama mereka. Di gua itulah mereka tekun menyembah Allah. Di antara mereka ada seorang yang bernama Tamlikha. Dia bertugas membeli makanan dan minuman untuk teman-temannya dan menyampaikan kabar bahwa Decyanus masih mencari mereka.

Setelah kembali dari perjalanannya, raja itu segera mencari ahli-ahli ibadah kepada Allah untuk dibunuh, kecuali bila mereka mau menyembah berhala. Berita ini terdengar oleh Tamlikha ketika dia sedang berbelanja lalu disampaikan kepada teman-temannya. Mereka menangis. Allah kemudian menutup pendengaran mereka sehingga mereka tertidur.

Sementara itu, Decyanus teringat kembali kepada para pemuda di atas, lalu memaksa orang-orang tua mereka untuk mendatangkannya. Para orang tua itu akhirnya menunjukkan gua tempat mereka beribadah. Decyanus segera pergi ke sana dan menutup mulut gua itu agar mereka mati di dalamnya.

Dalam staf pengiring raja, ada dua orang laki-laki yang tetap menyembunyikan imannya, namanya Petrus dan Runas. Kisah para pemuda yang beriman dalam gua itu diabadikan dengan tulisan di atas dua keping batu yang lalu disimpan dalam peti dari tembaga. Peti itu ditanamkan ke dalam bangunan supaya di kemudian hari menjadi teladan dan peringatan bagi umat manusia.

Waktu berjalan terus, zaman silih berganti, raja Decyanus sudah dilupakan orang. Seorang raja saleh yang juga bernama Petrus memerintah negeri itu selama 68 tahun. Pada masa pemerintahannya, terjadi pertikaian pendapat di kalangan rakyat tentang hari kiamat sehingga mereka terbagi ke dalam dua golongan, yaitu golongan yang percaya dan yang mengingkari-nya.

Raja sangat bersedih hati karena persoalan ini. Dia berdoa kepada Tuhan agar Dia memperlihatkan kepada rakyatnya tanda-tanda yang meyakinkan mereka bahwa kiamat itu pasti terjadi.

Sementara itu, seorang pengembala kambing bernama Ulyas bermaksud membangun kandang untuk kambingnya di gua tempat para pemuda tadi. Lalu dipecahkannya tutup yang menutup pintu gua itu. Seketika itu juga, pemuda-pemuda yang beriman itu terbangun serentak dari tidurnya. Mereka duduk dengan wajah berseri-seri lalu mereka salat.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1351 seconds (0.1#10.140)