Apa Isi Kandungan Surat Al Kahfi? Ada 4 yang Utama

Rabu, 28 Agustus 2024 - 17:00 WIB
loading...
Apa Isi Kandungan Surat...
Isi kandungan Surat Al Kahfi penting diketahui umat Muslim. Tak sekadar menambah pengetahuan, tetapi agar kita lebih mudah lagi untuk memahami setiap ayatnya. Foto istimewa
A A A
Isi kandungan Surat Al Kahfi penting diketahui umat Muslim. Tak sekadar menambah pengetahuan, tetapi agar kita lebih mudah lagi untuk memahami setiap ayatnya.

Surat Al Kahfi merupakan Surat ke-18 dalam Al Qur’an. Surat ini terdiri atas 110 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah.

Pada penamaannya, surat ini dinamai Al Kahfi yang artinya Gua serta Ashabul Kahfi yang berarti Penghuni-Penghuni Gua. Kedua nama itu diambil dari cerita yang terdapat pada ayat 9 sampai dengan 26, yakni tentang beberapa orang pemuda yang tidur dalam gua bertahun-tahun lamanya.

Lalu, apa sebenarnya kandungan yang terdapat di dalam Surat Al Kahfi ini? Berikut ulasannya yang bisa diketahui.

Kandungan Surat Al Kahfi

1. Ashabul Kahfi

Kandungan pertama Surat Al Kahfi bisa diilhami dengan cerita tentang Ashabul Kahfi. Kisahnya mengikuti sekelompok pemuda yang mendiami gua dalam waktu lama.

Singkatnya, mereka awalnya adalah orang-orang terhormat di sebuah kerajaan, tetapi memilih keluar dari Istana karena mendapati raja yang zalim. Saking jahatnya, rakyat yang tidak mau menyembah berhala akan dibunuh.

Lalu, tujuh pemuda Ashabul Kahfi itu memilih keluar dan menyelamatkan diri di dalam gua demi mempertahankan imannya. Pada akhirnya, Allah Swt menyelamatkan mereka dengan cara ajaib, yakni ditidurkan di dalam gua selama 309 tahun.

Ashabul Kahfi ini termasuk kisah menakjubkan untuk menunjukan tanda-tanda kebesaran Allah. Melalui kisah mereka, para pembaca bisa mengambil hikmah tentang pentingnya menjaga keimanan.

2. Kisah orang kafir dan beriman pemilik kebun

Berikutnya ada kisah tentang dua laki-laki pemilik kebun. Satu di antaranya seorang yang kafir, sementara yang lain adalah orang beriman.

Singkat cerita, kebun kedua orang itu menghasilkan buah. Pemilik kebun yang kafir berkata: "Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikutku lebih kuat. Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya."

Lalu, temannya yang beriman berkata juga: "Apakah engkau ingkar kepada (Tuhan) yang menciptakan engkau dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikanmu seorang laki-laki sempurna?"

Mendapat keingkaran si kafir, Allah Swt membinasakan kebunnya. Lalu, semua pohon anggurnya pun hancur dan terpaksa si kafir akhirnya menyesali perbuatannya.

Di sisi lain, Allah Swt memberikan kebun yang lebih baik kepada laki-laki beriman itu. Kandungan yang dapat diambil dari kisah ini adalah kita sebagai hambanya wajib waspada dari bahaya fitnah harta.

3. Pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir

Kandungan Al Kahfi berikutnya disampaikan melalui kisah pertemuan hamba mulia, Nabi Musa dan Nabi Khidir. Pertemuan dua sosok ini menyimpan pelajaran berharga.

Allah Swt menceritakan kisah Nabi Musa yang mendapatkan ilmu tentang kesabaran dari Khidir. Apabila ada seseorang yang merasa cukup dengan ilmu syar'i maka tentu orang itu adalah Nabi Musa.

Namun, beliau justru meminta diajarkan ilmu tambahan kepada Khidir. Padahal, Nabi Musa lebih utama dari Nabi Khidir karena beliau termasuk Ulul Azmi.

Akan tetapi, karena ini urusan ilmu, Nabi Musa tidak memposisikan dirinya lebih tinggi dari Nabi Khidir. Hikmah dari kisah ini adalah sebagai hamba kita hendaknya bersabar dalam menuntut ilmu dan mewaspadai berbagai fitnah yang bisa merusaknya.

4. Kisah Raja Dzulqarnain dan Ya'juj dan Ma'juj

Raja Dzulqarnain adalah hamba saleh yang dikaruniai kehebatan oleh Allah, sehingga dapat menjinakkan kaum perusak bernama Yakjuj dan Makjuj. Beliau membuatkan dinding penghalang di antara dua gunung yang memisahkan kaum Yakjuj dengan kaum yang meminta tolong kepadanya.

Dinding yang terbuat dari potongan besi dicampur tembaga panas itu menjadikan kaum Yakjuj dan Makjuj terkunci dan tidak dapat mendakinya. Bangsa perusak ini baru akan keluar menjelang Hari Kiamat atas seizin Allah.

Kisah di atas memberi pelajaran agar kita waspada dari segala fitnah dan bahaya kedudukan. Raja Dzulqarnain dapat dijadikan teladan karena menjadikan kekuasaan dan kedudukannya sebagai sarana membantu kebaikan dan kemaslahatan manusia.

Demikian ulasan mengenai isi kandungan Surat Al Kahfi yang bisa diketahui. Semoga bermanfaat.


Wallahu a’lam
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2417 seconds (0.1#10.140)