Tradisi Minum Kopi: Inovasi Dunia Islam untuk Umat Manusia

Jum'at, 24 September 2021 - 07:54 WIB
loading...
Tradisi Minum Kopi: Inovasi Dunia Islam untuk Umat Manusia
Perempuan Palestina sedang menumbuk kopi. Tradisi minum kopi adalah inovasi dunia Islam (Foto/Ilustrasi: Wikpedia)
A A A
Banyak kenikmatan yang kita dapatkan sehari-harinya ditemukan di dunia Islam tetapi sejarahnya tidak diketahui banyak orang. Kopi dan tradisi minum kopi adalah salah satunya.



Ehsan Masood dalam bukunya berjudul "Ïlmuwan-Ilmuwan Muslim, Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern" (2009) mengungkap kopi berasal dari Timur. Menurut salah satu teori, kopi ditemukan setelah seorang penggembala kambing di Yaman, atau di Ethiopia, menyaksikan bagaimana kambing-kambingnya menjadi sangat aktif setelah makan biji-biji kopi. "Anda mungkin tahu bahwa gula yang memberi rasa manis pada kopi berasal dari tempat ini juga," ujar Ehsan Masood.

Jurnalis Paul Vallely juga menulis 20 inovasi dunia Islam yang saat ini banyak digunakan oleh umat manusia. Salah satunya adalah kopi.

Paul Vallely mengungkap asal mula kopi yang dikembangkan oleh dunia Islam. Cerita dimulai ketika seorang bernama Khalid memperhatikan kambingnya di sebuah desa bernama Kaffa, selatan Ethiopia. Ia mulai menyadari bahwa hewan itu semakin baik kesehatannya sejak mengkonsumsi semacam buah berry. Kemudian ia mengambil buah berry yang biasa di konsumsi oleh hewan tersebut, lalu mengolahnya. "Ternyata inilah kopi pertama yang dibuat dengan cara kita sekarang," tutur Paul.

Kisah Khalid (ada yang menyebut Kaldi) ini pertama kali muncul di Eropa pada 1671 Masehi sebagai bagian dari risalah kopi yang diterbitkan oleh Antonio Fausto Naironi, seorang Kristen Maronit dari Levant (kiwari Lebanon) yang berimigrasi ke Roma. Mungkin cerita ini berasal dari tradisi lisan di tanah kelahirannya.

Kisah lainnya adalah kabar burung tentang kacang hangus yang ditemukan di situs kuno, dan beberapa menyarankan jamu dan ramuan yang dijelaskan dalam kitab al-Qānūn fī aṭ–Ṭibb (Canon of Medicine) karya tabib dan filsuf sekaligus ulama asal Persia Ibn Sina (980-1037), juga masyhur sebagai Avicenna, berasal dari tanaman kopi.



Pastinya, selama 200 tahun pertama keberadaan kopi yang tercatat, antara tahun 1450 dan 1650, kopi dikonsumsi hampir secara eksklusif oleh masyarakat muslim yang kebiasaannya meniagakan kopi yang berpusat di sekitar Laut Merah. Laut Merah merupakan dunia tempat versi modern minuman ini berevolusi, sekaligus fondasi matra warung kopi kiwari dipanggungkan.

Sejarah merekam, bahwa biji kopi pertama yang diekspor adalah dari Ethiopia ke Yaman. Para sufi meminumnya agar tetap terjaga sepanjang malam untuk keperluan ibadah.

Menjelang akhir abad ke 15, kopi mulai dikenal di Mekkah dan Turki, dari sini kopi mulai diperkenalkan di Venesia pada 1645. Kemudian pada 1650, komoditas ini dibawa oleh seorang Turki bernama Pasqua Rosee, yang merupakan pendiri kedai kopi pertama di jalan Lombard, Kota London.

Komoditas ini di Arab dikenal dengan nama qahwa, di Turki dengan nama Kahve, kemudian orang Italia menyebutnya caffe dan orang Inggris menyebutnya coffe.

Di Inggris, kedai kopi menjamur dengan cepat. Hanya 13 tahun setelah didikan pertama kali, pada 1663 sudah ada 82 kedai kopi di London; dan hanya 40 tahun kemudian jumlahnya sudah lebih dari 500.

Di Eropa, kedai kopi dengan cepat menjadi tempat penting untuk bertukar gagasan, informasi, dan pertemuan berbisnis. London Stock Exchange memulai pekerjaan mereka di kedai kopi pada abad ke-18, sedang di Perancis, kafe menjadi pusat pertukaran gagasan revolusioner.

Selain sebagai produsen kopi, Indonesia juga konsumen kopi terbesar kedua, setelah Brazil. Warga Indonesia menyeduh kopi sedikitnya 4,55 juta karung berukuran 60 kg setiap tahunnya.

Kini, kopi tidak hanya jadi pengusir kantuk. Tapi sudah menjadi gaya hidup. Buktinya, ada status kopi termahal di dunia. Dan masih ada saja penikmatnya. Ngopi, yuk!

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2296 seconds (0.1#10.140)