Taman, Karpet, Lengkungan dan Menara Gereja Meniru Arsitektur Dunia Islam

Senin, 27 September 2021 - 16:33 WIB
loading...
Taman, Karpet, Lengkungan dan Menara Gereja Meniru Arsitektur Dunia Islam
Lengkungan di katedral, menara gereja dalam arsitektur Kristen juga dapat dilihat di banyak mesjid. (Foto:encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/)
A A A
Ehsan Masood dalam bukunya berjudul Ïlmuwan-Ilmuwan Muslim , Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern" (2009) menulis banyak kenikmatan yang kita dapatkan sehari-harinya ditemukan di dunia Islam tetapi sejarahnya tidak diketahui banyak orang. Menurutnya, taman, karpet, sampai lengkungan dan menara gereja dipengaruhi arsitek dunia Islam.



Kita menilai taman sebagai tempat beristirahat dan bukan tempat untuk menanam sayuran atau tanaman bumbu. "Taman berasal dari Persia," ujarnya.

Ahli sejarah A.M. Watson di dalam bukunya Agricultural Innovation in the Early Islamic World juga menyatakan sejak awal, Muslim di mana saja membuat taman yang memberikan bayangan tentang taman surgawi di masa yang akan datang.

"Daftar kota-kota Islam yang memiliki taman-taman yang besar memang sangat panjang," tuturnya.

Toledo di zaman Islam memiliki taman botani terbesar pertama di Eropa di abad ke-11. Banyak bunga tradisional yang menghiasi taman-taman di Inggris sudah ada di dunia Islam—bunga tulip, anyelir, iris, dan tentu saja bunga khas Inggris yaitu mawar.

Begitu pula berbagai macam hiasan yang didapatkan dalam sebuah taman seperti air mancur dan pergola, rumah kaca dan panggung, belum lagi labirin dan penghalang sinar matahari.

"Mari kita bergerak ke dalam rumah dan Anda mungkin akan berjalan menyeberangi karpet untuk bermain catur," ujar Ehsan Masood.

Keduanya juga telah digunakan dalam dunia Islam awal. Karpet dari dunia Islam telah diimpor sebagai barang mewah selama berabad-abad, lama sebelum Revolusi Industri di abad ke-18 menjadikan pembuatan karpet jadi lebih murah di Eropa.



Catur, dikembangkan dan dimainkan di India, datang ke Eropa pada abad ke-9 melalui Persia dan Spanyol berbahasa Arab, dan melalui rute perdagangan Viking di Asia tengah.

Istilah "skak mat” mirip dengan istilah shahmat dalam bahasa Farsi yang berarti "sang raja telah dikalahkan.” Setelah menyelesaikan permainan itu Anda mungkin akan meneguk minuman berakohol dari gelas—penyulingan dan gelas adalah inovasi yang dikembangkan di dunia Islam.

Bahkan banyak aspek keyakinan dan kebudayaan Barat yang lebih dalam telah dialami oleh mereka yang hidup di dunia Islam kuno. "Lengkungan di katedral, menara gereja dalam arsitektur Kristen juga dapat dilihat di banyak mesjid," ujarnya.

Kaca patri juga digunakan di zaman Islam, begitu pula dengan notasi musik: "do, re, mi, fa, sol, la, si, do."

Begitu pula dengan lembaga-lembaga umum bisa ditemukan di dunia abad pertengahan Islam, termasuk rumah sakit umum dan perpustakaan.

Pengobatan oleh Abu Ali al-Husayn bin Abdullah ibnu Sina (Avicenna) menjadi sistem pengobatan dasar Eropa sampai penemuan teori kuman. Kebudayaan Islam dipelihara—dan masih berlangsung sampai saat ini—tradisi lagu cinta, sajak, dan sastra romantis yang kaya dan dalam, beberapa di antaranya tidak diragukan lagi telah menyeberang dan bersintesis dengan tradisi literatur Eropa.

Tradisi ini juga melingkupi pemikiran cinta yang berakhir dalam kesedihan—contoh paling awal adalah kisah cinta dari abad ke-7 Laila dan Majnun dan sedemikian banyak variasinya, termasuk tentu saja Romeo and Juliet.

"Semua ini sepertinya tidak memiliki hubungan langsung dengan sains tetapi hubungannya sangatlah penting. Begitu Anda mulai menghargai lingkup banyak hubungan antara kebudayaan Islam dan Eropa, sepertinya sangat tidak pantas membayangkan sains dan teknologi Islam tidak berpengaruh langsung atas pembelajaran di Barat, atau sebaliknya," demikian Ehsan Masood.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2441 seconds (0.1#10.140)