Pentingnya Belajar Islam kepada Guru yang Bersanad dan Bermazhab

Kamis, 30 September 2021 - 22:42 WIB
loading...
Pentingnya Belajar Islam kepada Guru yang Bersanad dan Bermazhab
Dai yang juga pakar ilmu Hadis, Buya Arrazy Hasyim. Foto/dok wislah
A A A
Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap individu muslim sebagaimana diterangkan dalam Hadis berikut: "Tholabul 'ilmi faridhotan 'alaa kulli muslimin". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga berpesan: "Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat."

Dalam hadis lain dijelaskan: "Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR Muslim)

Bagaimana cara kita belajar agama agar tidak salah jalan? Jawabannya sederhana, belajarlah Agama Islam sesuai ahlus sunnah yang benar dan ambillah ilmu dari guru yang bersanad dan bermazhab. Mazhab bermakna sebagai jalan memahami kitab Allah dan Sunnah Rasulullah.

Berikut rangkuman agar memudahkan kita belajar Islam yang benar sesuai ahlus sunnah:

Belajar Ilmu Fiqih
Rumus dasarnya, jika ingin belajar ilmu Fiqih, ikutilah empat Imam Mazhab yaitu Imam Abu Hanifah (Mazhab Hanafi); Imam Malik (Mazhab Maliki); Imam Muhammad Bin Idris Asy-Syafi'i (Mazhab Syafi'i); dan Imam Ahmad Bin Hanbal (Mazhab Hambali).

Belajar Ilmu Hadis
Jika Ingin belajar ilmu hadis, maka ikutilah 10 imam Ahli Hadis, minimal ikut 6 ulama ahli hadis di antaranya
1. Imam Al-Bukhari (wafat 256 H/Tahun 875 M)
2. Imam Muslim (wafat 262 H)
3. Imam Abu Dawud (wafat 275 H/Tahun 889 M)
4. Imam At-Tirmizi (wafat 279 H/Tahun 892 M)
5. Imam An-Nasa'i (wafat 303 H/Tahun 915 M)
6. Imam Ibnu Majah (wafat 273 H/Tahun 887 M).

Selain enam ahli Hadis di atas, ada juga beberapa ulama ahli Hadis yang dapat diikuti di antaranya Imam Al-Baihaqi, Imam at-Thabrani, Imam Hakim, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah.

Belajar Aqidah
Jika ingin belajar ilmu Aqidah yang benar, ikutilah Imam Abu Hasan Al-Asy'ari, Maturidi atau Thahawi. Ketiga Imam ini berpegang teguh kepada akidah yang lurus dan mantap.

Imam Al-Asy'ari menolak aliran-aliran seperti Mu'tazilah, Qadariyah, Jahmiyah, Hururiyah, Rafidhah, dan Murji'ah. Beliau berpegang teguh kepada Al-Qur'an, Sunnah Nabi, dan apa yang diriwayatkan dari para sahabat dan tabi'in. Menurut Al-Asy'ariyah, Tuhan memiliki sifat sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an, yang disebut sebagai sifat-sifat yang Azali, Qadim, dan berdiri sendiri, bukan selain dari zat-Nya. Terkait Al-Qur'an, Al-Asy'ari menegaskan Al-Qur'an adalah Qadim (abadi), bukan makhluk.

Hindari Guru Tak Bermazhab
Fenomena saat ini banyak muncul dai-dai tanpa mazhab yang menganjurkan langsung saja belajar ke Qur'an dan Hadist, tidak perlu ikut Imam? Inilah metode pengajaran yang keliru dan sangat berbahaya terutama kepada anak-anak muda yang baru Hijrah.

Golongan tanpa mazhab yang mengaku satu-satunya golongan Ahlus Sunnah perlu diwaspadai. Dai yang juga pakar hadis asal Sumatera Barat Dr Buya Arrazy Hasyim dalam satu kajiannya menjelaskan pentingnya belajar agama kepada ulama yang bersanad dan bermazhab.

"Jika Anda sakit, apakah Anda membuka buku kedokteran dan mengobati sendiri? atau Anda berkonsultasi ke ahlinya yaitu dokter? jika ke dukun niscaya akan menjelekkan dokter. Tentunya yang benar adalah berkonsultasi dengan dokter yang terbukti kepiawaian prakteknya, mendapat izin dari IDI dan gelar dari universitas," terangnya.

Begitupula dengan belajar agama kenapa harus mempunyai guru yang bersanad dan bermazhab? Karena sudah jelas tertulis di dalam Al-Qur'an, Allah berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 43 dan Surat al-Anbiya Ayat 7:

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"Maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui". (Al-Anbiya: 7)

Inilah dalil bermazhab dan alasan kenapa berguru kepada ulama yang sanad keilmuannya tersambung kepada Baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.Semoga Allah memberi taufik dan hidayah-Nya agar kita dibimbing di jalan yang lurus.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2318 seconds (0.1#10.140)