Kisah Detik-Detik Awal Perjalanan Spiritual Ibrahim bin Adham

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 17:39 WIB
loading...
Kisah Detik-Detik Awal Perjalanan Spiritual Ibrahim bin Adham
Ibrahim bin Adham saat tidur di tubuh Naga. Saat ia bangun naga itu segera bergerak menjauh, dua atau tiga kali mengusap wajahnya di atas tanah di hadapannya, dan menghilang. (Ilustrasi : Mark22/goodfon.com)
A A A
Fariduddin Attar dalam Tadhkirat al-Awliya menceritakan perjalanan spritual Ibrahim bin Adham . Ia dikisahkan bertemu Nabi Khidr as sebanyak dua kali.



Alkisah, pada suatu hari Ibrahim bin Adham berniat hendak berburu. “Siapkan kudaku!” seru Ibrahim. “Aku akan pergi berburu. Aku tidak tahu apa yang telah menimpaku hari ini. Ya Allah, Tuhanku, bagaimana urusan ini akan berakhir?”

Kudanya dinaiki dan dia melanjutkan perburuan. Dengan cepat dia berpacu melintasi gurun, seolah-olah dia tidak tahu apa yang dia lakukan. Dalam keadaan bingung itu dia terpisahkan dari pasukannya.

Di tengah perjalanan tiba-tiba dia mendengar sebuah suara. “Bangkitlah!” Dia pura-pura tidak mendengarnya, dan melanjutkan perjalanan.

Untuk kedua kalinya suara itu muncul, tapi dia tidak mengindahkannya. Untuk ketiga kalinya dia mendengar hal yang sama, dan menyeret dirinya lebih jauh.

Kemudian suara itu terdengar untuk keempat kalinya. “Bangkitlah, sebelum engkau dibangkitkan!” Sekarang dia kehilangan seluruh kendali dirinya.

Saat itu juga seekor rusa muncul, dan Ibrahim bersiap untuk memburunya. Rusa itu berbicara kepadanya. “Aku telah diperintahkan untuk memburumu. Engkau tidak dapat memburuku. Apakah untuk hal ini engkau diciptakan, atau apakah ini yang diperintahkan kepadamu?”

“Argh, apa ini yang telah menimpaku?” Ibrahim menangis.

Dan dia memalingkan wajahnya dari rusa itu. Dia kemudian mendengar kata-kata yang sama keluar dari gagang pelana. Teror dan ketakutan merasukinya. Firman itu menjadi lebih jelas lagi, karena Allah Yang Maha Kuasa berkehendak untuk menuntaskan transaksi tersebut.



Untuk ketiga kalinya suara yang sama terdengar dari kerah jubahnya. Dengan demikian, firman itu telah disempurnakan, dan langit terbuka baginya.

Keimanan yang kuat sekarang terbangun di dalam dirinya. Dia turun, seluruh bagian pakaiannya, dan kudanya sendiri, ditetesi oleh air matanya. Dia melakukan pertobatan yang sebenar-benarnya dan ikhlas.

Menyisi dari jalan, dia melihat seorang penggembala yang berpakaian kain wol dan topi dari kain wol, menggiring dombanya ke hadapannya. Melihat lebih dekat, dia menyadari bahwa penggembala itu adalah budaknya.

Dia memberikan kepadanya jubahnya yang bersulam emas dan topinya yang berhiaskan berlian, bersama dengan domba-dombanya, dan mengambil darinya pakaian dan topinya yang terbuat dari kain wol. Semua ini dia pakai untuk dirinya sendiri.

Seluruh bala tentara malaikat berdiri menatap Ibrahim.

“Betapa kerajaan telah datang bagi putra Adham,” seru mereka. “Dia telah membuang pakaian kotor dunia, dan telah mengenakan jubah kemiskinan yang mulia.”

Dengan keadaan seperti itu dia melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki untuk mengembara ke pegunungan dan gurun yang tak berujung, menyesali dosa-dosanya, sampai dia tiba di Merv (sekarang di Turkmenistan).

Di sana dia melihat seorang pria yang terjatuh dari jembatan dan hampir tewas, tersapu oleh sungai. Ibrahim berteriak dari jauh. “Ya Allah, selamatkanlah dia!”

Orang itu kemudian mengambang di udara sampai orang-orang yang menolong tiba dan menariknya. Mereka tercengang melihat Ibrahim.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5259 seconds (0.1#10.140)