Begini Jawaban Rabiah Al-Adawiyah Ketika Dilamar Hasan Al-Basri
loading...
A
A
A
Imam Hasan Al-Basri ternyata pernah melamar sufi mashur Rabiah Al-Adawiyah . "Aku hidup dalam bayang-bayang kuasa-Nya. Engkau harus meminta diriku kepada-Nya, bukan kepadaku,” jawab Rabiah menolak lamaran itu.
Rabiah al-Adawiyah adalah seorang sufi wanita pertama yang melegenda. Dia dilahirkan di Basra, Iraq, pada era Dinasti Abbasiyah berkuasa tahun 717 M. Meskipun jarak usianya terpaut cukup jauh dengan Hasan al-Basri yang lahir pada tahun 642 M, namun dalam banyak kisah, keduanya digambarkan pernah bertemu dan memiliki kedekatan sebagai sesama sufi.
Berikut adalah salah satu kisah pertemuan Hasan al-Basri dengan Rabiah al-Adawiyah menurut Farid al-Din Attar dalam bukunya berjudul Muslim Saints and Mystics (Tadhkirat al-Auliya’).
Alkisah, suatu waktu Rabiah mengirim Hasan al-Basri tiga benda: sepotong lilin, sebuah jarum, dan sehelai rambut.
“Seperti lilin,” katanya. “Nyalakan dunia, dan dirimu terbakar. Jadilah seperti jarum, selalu bekerja meskipun tidak memiliki apa-apa. Ketika engkau telah melakukan dua hal ini, seribu tahun bagimu akan menjadi seperti sehelai rambut.”
“Apakah engkau ingin kita menikah?” tanya Hasan al-Basri kepada Rabiah Al-Adawiyah.
“Ikatan pernikahan hanya berlaku untuk mereka yang memiliki keakuan,” jawab Rabiah. “Saat ini keakuanku telah lenyap, karena aku telah menghilang dan hanya ada melalui Dia. Aku sepenuhnya milik-Nya. Aku hidup dalam bayang-bayang kuasa-Nya. Engkau harus meminta diriku kepada-Nya, bukan kepadaku.”
“Bagaimana engkau menemukan rahasia ini Rabiah?” tanya Hasan.
“Aku merelakan semua hal yang telah kuperoleh kepada-Nya,” jawab Rabiah.
“Bagaimana engkau mengenal-Nya?” tanya Hasan.
“Engkau lebih suka bertanya, tetapi aku lebih suka menghayati,” kata Rabiah
Rabiah al-Adawiyah adalah seorang sufi wanita pertama yang melegenda. Dia dilahirkan di Basra, Iraq, pada era Dinasti Abbasiyah berkuasa tahun 717 M. Meskipun jarak usianya terpaut cukup jauh dengan Hasan al-Basri yang lahir pada tahun 642 M, namun dalam banyak kisah, keduanya digambarkan pernah bertemu dan memiliki kedekatan sebagai sesama sufi.
Berikut adalah salah satu kisah pertemuan Hasan al-Basri dengan Rabiah al-Adawiyah menurut Farid al-Din Attar dalam bukunya berjudul Muslim Saints and Mystics (Tadhkirat al-Auliya’).
Alkisah, suatu waktu Rabiah mengirim Hasan al-Basri tiga benda: sepotong lilin, sebuah jarum, dan sehelai rambut.
“Seperti lilin,” katanya. “Nyalakan dunia, dan dirimu terbakar. Jadilah seperti jarum, selalu bekerja meskipun tidak memiliki apa-apa. Ketika engkau telah melakukan dua hal ini, seribu tahun bagimu akan menjadi seperti sehelai rambut.”
“Apakah engkau ingin kita menikah?” tanya Hasan al-Basri kepada Rabiah Al-Adawiyah.
“Ikatan pernikahan hanya berlaku untuk mereka yang memiliki keakuan,” jawab Rabiah. “Saat ini keakuanku telah lenyap, karena aku telah menghilang dan hanya ada melalui Dia. Aku sepenuhnya milik-Nya. Aku hidup dalam bayang-bayang kuasa-Nya. Engkau harus meminta diriku kepada-Nya, bukan kepadaku.”
“Bagaimana engkau menemukan rahasia ini Rabiah?” tanya Hasan.
“Aku merelakan semua hal yang telah kuperoleh kepada-Nya,” jawab Rabiah.
“Bagaimana engkau mengenal-Nya?” tanya Hasan.
“Engkau lebih suka bertanya, tetapi aku lebih suka menghayati,” kata Rabiah
(mhy)