Doa Rabiah, Kisah Sultan Mahmud Sampai Sabda Tuhan kepada Nabi Daud

Jum'at, 11 September 2020 - 06:53 WIB
loading...
Doa Rabiah, Kisah Sultan...
Ilustrasi/Ist
A A A
Musyawarah Burung (1184-1187) karya Faridu'd-Din Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim atau Attar dalam gaya sajak alegoris ini, melambangkan kehidupan dan ajaran kaum sufi . Judul asli: Mantiqu't-Thair dan diterjemahan Hartojo Andangdjaja dari The Conference of the Birds (C. S. Nott). ( )

===

SEEKOR burung lain bertanya pada Hudhud , "O Pemimpin di Jalan ini, apa yang seharusnya kumohon pada Simurgh bila aku sampai ke tempat persemayamannya? Karena olehnya dunia ini akan diterangi, aku pun tak tahu apa yang seharusnya kumohon. Bila aku tahu apa yang paling baik kumohon dari Simurgh di atas singgasananya, maka hatiku pun akan lebih senang."( )

Hudhud menjawab, "O Si gila! Amboi! Kau tak tahu apa yang seharusnya kaumohon? Mohonlah apa yang paling kauinginkan. Siapa pun mestinya tahu apa yang ingin dimohonnya, meskipun Simurgh sendiri jauh lebih baik dari apa saja yang mungkin kauinginkan. Inginkah kau mengetahui dari dia apa yang ingin kau mohon?' ( )

Doa Syaikh Rubdar
Ketika Bu Ali Rubdar hendak meninggal, ia mengucapkan kata-kata ini, "Jiwaku mengetar di bibirku dengan pengharapan akan kebahagiaan abadi. Pintu-pintu langit terbuka. dan menyediakan singgasana bagiku di surga.

Orang-orang suci yang bersemayam di istana keabadian berseru bersama suara burung-hurung bulbul. 'Masuklah, o pencinta sejati. Bersyukurlah dan berjalanlah dengan gembira, karena tiada seorang pun di dunia pernah melihat tempat ini.' ( )

O Tuhan, bila aku mendapat karunia dan rahmat-Mu, jiwaku tak akan tergelincir dari keteguhan keyakinan. Aku tak akan menundukkan kepalaku seperti di dunia insan, karena jiwaku telah dibentuk oleh cinta-Mu, dan demikianlah aku pun tak mengenal sorga maupun neraka.

Bila aku menjadi abu, tak akan terdapat lagi dalam diriku wujud lain kecuali Engkau. Kukenal Engkau tetapi tak kukenal agama maupun kekufuran. Aku Engkau, Engkau Aku. Kudambakan Engkau, jiwaku dalam Engkau. Engkau semata yang penting bagiku. Engkau bagiku dunia ini dan dunia nanti. Puaskanlah, meskipun teramat sedikit, kebutuhan hatiku yang terluka. Tunjukkanlah, meskipun sedikit, cinta-Mu padaku, karena aku bernafas hanya karena Engkau." ( )

Sabda Tuhan Pada Daud
Tuhan dari Atas bersabda pada Daud , "Katakan pada hamba-hambaKu: 'O gumpal tanah! Seandainya Aku tak punya surga sebagai ganjaran dan neraka sebagai hukuman, akankah kamu tetap ingat padaKu?

Kalau tak ada cahaya maupun api, akankah kamu tetap ingat padaKu? Tetapi karena Aku layak mendapat kehormatan tertinggi, kamu harus memujaKu tanpa pengharapan atau ketakutan; namun, bila kamu tak pernah ditopang pengharapan atau ketakutan, akankah kamu tetap ingat padaKu? ( )

Karena Aku Junjunganmu, hendaknya kamu memujaKu dari dasar hatimu. Buanglah segala yang bukan Aku, bakar itu hingga menjadi abu, dan campakkan abu itu ke angin keutamaan."

Mahmud dan Ayaz
Suatu hari Mahmud memanggil hamba kesayangannya dan memberikan mahkotanya pada orang itu, lalu didudukkannya orang itu di atas singgasananya, dan katanya, "Ayaz, kuberikan padamu kerajaan dan bala tentaraku. Perintahlah, karena negeri ini milikmu; dan kini kuharapkan kau menggantikan kedudukanku dan mencampakkan anting-anting tanda penghambaanmu itu ke Bulan dan Ikan." ( )

Ketika para perwira dan orang-orang istana mendengar tentang itu, mata mereka pun menjadi hitam karena iri dan mereka pun berkata. "Tiada pernah di dunia ini seorang raja memberikan kehormatan setinggi itu pada seorang hamba."

Tetapi Ayaz menangis, dan mereka pun berkata padanya, "Adakah kau gila? Kau bukan lagi hamba, melainkan termasuk golongan raja-raja. Mengapa kau menangis? Hendaknya kau merasa puas!" ( )

Ayaz menjawab, "Tuan-tuan tak mengetahui keadaan yang sebenarnya. Tuan-tuan tak mengerti bahwa Sultan yang memerintah negeri yang besar ini telah membuang diriku dari hadapannya. Ia harapkan hamba memerintah kerajaannya, tetapi hamba tak ingin berpisah daripadanya. Hamba ingin mengabdi padanya, tetapi tidak meninggalkannya. Apa pula urusan hamba dengan pemerintahan dan jabatan raja? Kebahagiaan hamba ialah dalam melihat wajahnya."

Belajarlah dari Ayaz bagaimana mengabdi Tuhan kau yang tinggal bermalas-malas siang dan malam, asyik dengan kesenangan-kesenangan murah dan rendah.

Ayaz turun dari puncak kekuasaan, tetapi kau tak beranjak dari tempatmu, tidak pula kau punya keinginan sedikit pun untuk mengubah dirimu sendiri. Kepada siapakah kau akhirnya akan dapat menuturkan kesedihan-kesedihanmu.

Selama kau terikat pada surga dan neraka, bagaimana kau akan dapat memahami rahasia yang ingin kusingkapkan padamu; tetapi bila kau tak lagi terikat pada keduanya itu maka fajar kerahasiaan akan menyingsing dari dalam malam. Lagi pula taman surga tidak teruntuk bagi yang tak acuh dan langit tertinggi hanya teruntuk bagi mereka yang berhati.

Doa Rabi'ah
"O Tuhan, kau yang tahu akan rahasia segala sesuatu, lenyapkanlah keinginan-keinginan duniawi musuh-musuhku, dan karunia sahabat-sahabatku dengan keabadian kehidupan nanti. Tetapi tentang diriku, aku tak terikat pada keduanya.

Kalaupun kumiliki dunia kini atau dunia nanti, namun aku akan memandang keduanya tak berarti dibandingkan dengan berada di dekatMu. Aku hanya memerlukan Kau semata. Kalau sampai pula aku menghadapkan mataku ke arah kedua dunia itu, atau mendambakan apa pun selain Kau, aku pun akan menjadi tak lebih dari seorang yang tak beriman."

Sabda Tuhan Kepada Daud
Sang Pencipta Dunia bersabda kepada Daud dari balik tabir rahasia. "Segala yang ada, baik atau buruk, tampak atau tak tampak, bergerak atau tak bergerak, hanyalah barang pengganti semata jika semua itu bukan Aku sendiri yang tak akan kau temukan gantinya maupun kembarannya. Karena tiada satu pun yang dapat menggantikan Aku, janganlah kau memisahkan dirimu sendiri daripada-Ku. Aku perlu bagimu, kau terikat pada-Ku. Karena itu, kau dambakan apa yang menawarkan dirinya sendiri kalau itu bukan Aku."

Sultan Mahmud dan Berhala Somnat
Mahmud dan bala tentaranya menemukan di Somnat sebuah berhala bernama Lat, yang hendak dihancurkannya. Untuk menyelamatkan itu, orang-orang Hindu menawarkan emas seberat tujuh kali bobot berhala itu, tetapi Mahmud menolaknya dan memerintahkan membuat api besar untuk membakar patung pujaan itu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3300 seconds (0.1#10.140)