Nasib Tragis Penghina Nabi dari Era Abdullah bin Ubay Sampai Era Lars Vilks

Minggu, 10 Oktober 2021 - 10:24 WIB
loading...
A A A
Tatkala Abdullah bin Ubay, telah datang untuk masuk kota Madinah, dia (Abdullah si anak) menghadangnya di jalan, dia mengatakan: “Berhentilah di tempatmu! Hari ini aku benar-benar akan mengetahui, siapakah yang paling mulia, dan siapakah yang paling hina?”.

Abdullah bin Ubay berkata,”Celaka engkau, kenapa kau?”

Anaknya mengatakan: “Engkau mengatakan begini dan begini? Hari ini aku benar-benar akan mengetahui, siapakah yang paling mulia, dan siapakah yang paling hina. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah paling mulia, dan engkau yang paling hina”.

Dia menghalangi sang ayah masuk, sehingga bapaknya itu mengutus seseorang untuk mengadu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Rasulullah bersabda: “Biarkan dia.”

Setelah datang perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka diapun mengizinkannya masuk.

Kemudian tidaklah Abdullah bin Ubay, Si Munafik itu, hidup beberapa hari sampai akhirnya sakit perut lalu mati.

Demikianlah sunatullah (ketetapan Allah) terhadap orang yang mencela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.



Bumi Menolak
Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih dari hadis Anas tentang kisah penghina Nabi Muhammad SAW lainnya.

Anas berkata: Dahulu ada di antara kami seorang laki-laki dari Bani Najjar yang menyusul Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu duduk kepadanya, untuk menghafal surat al Baqarah dan Ali Imran, dan dia menulis untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian dia bergabung dengan orang-orang Romawi, -yaitu menjadi kafir- dan mulai membuat-buat kebohongan atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dia mengatakan: “Muhammad tidak mengetahui apa-apa dari al Qur’an, sesungguhnya akulah yang menuliskan untuknya”. Namun tidaklah dia hidup, kecuali sehari atau dua hari saja, dia mati, Allah Azza wa Jalla membunuhnya.

Orang-orang Romawi menghendaki untuk menguburnya, di dalam bumi. Mereka menggali lubang kubur baginya. Kemudian bumi memuntahkannya dari dalam tanah.

Mereka mengatakan: “Mungkin kawan-kawan Muhammad mengeluarkannya”. Mereka menggali lubang kubur lagi baginya dengan dalam. Namun bumi memuntahkannya lagi. Mereka lalu mengatakan: “Mungkin kawan-kawan Muhammad mengeluarkannya”.

Mereka membuat lubang kubur yang ketiga baginya dengan sangat dalam. Namun bumi memuntahkannya lagi. Maka mereka mengetahui bahwa perkara ini bukanlah dari para sahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhum. Mereka meninggalkannya terlantar.

Karena dia mencela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menuduh beliau berdusta, menuduh Rasulullah membuat-buat al Qur’an ini, dan bahwa tidak ada sesuatu pada Muhammad kecuali yang dia tulis untuknya. Maka lihatlah, apa yang Allah Azza wa Jalla lakukan terhadapnya?

Allah Azza wa Jalla membunuhnya, kemudian Dia menjadikannya sebagai ayat (tanda kekuasaan Allah) dan ‘ibrah (pelajaran), sebagaimana Dia Azza wa Jalla menjadikan Fir’aun sebagai ayat dan ‘ibrah.

فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَة ً


(Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu. – [Yunus/10 : 92]- akan tetapi, mereka tidak mengambil pelajaran dan nasihat.

Inilah akibat buruk orang yang mencela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, membuat-buat kedustaan dan memperolok-olok beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kisah tentang ini banyak, bahkan sangat banyak.

Baca Juga: Begini Nasib Para Penghina Nabi Muhammad, Ada yang tewas Tragis

Lihat Juga: Apakah Nabi Muhammad SAW Pernah Membunuh? Simak Ulasan Berikut
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2490 seconds (0.1#10.140)