Thariq bin Ziyad: Penakluk Andalusia, Pernah Bermimpi Bertemu Nabi SAW
loading...
A
A
A
Yahudi meminta bantuan kepada tentara Muslim di Afrika Utara pada waktu itu karena ditekan oleh penguasa. Bukan hanya kaum Yahudi Julian pun meminta bantuan kepada Musa bin Nusair, kepada Khalifah Ummayah di Afrika Utara. Orang-orang Afrika saat itu dikenal sebagai bangsa Berber, yang memiliki kemampuan mahir dalam bertempur.
Pasukan Kecil
Ketika Dinasti Umayyah berkuasa, pasukan perang Arab telah sampai ke Afrika di bagian Barat, Iran di wilayah Timur, dan Armenia di sisi Utara. Di Timur, Qutaibah bin Muslim menaklukan Tusken, Farghana, dan seberang Sungan Amudaria, pasukan perangnya pun sudah sampai di perbatasan China.
Di Tenggara, Muhammad bin Qasim ats-Tsaqafi mulai menggempur wilayah Sind dan India serta cepat menguasai nagara-negara tersebut yang menjadi wilayah Islam sejak saat itu.
Di Barat, Musa bin Nashir mampu menyempurnakan penaklukan Afrika dan Maroko. Sang panglima, Thariq bin Ziyad, diutus untuk menaklukan Andalusia. Thariq pun menyebrangi selat yang memisahkan Benua Afrika dan Eropa.
Penaklukan Andalusia dimulai dengan seizin Walid bin Abdul Malik, khalifah Umayyah saat itu. Musa bin Nusair, mengirim pasukan kecil, 500 orang dipimpin Tharif bin Malik menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan Benua Eropa untuk menyelidiki kebenaran dari Julian dan mempelajari medan pertempuran.
Pasukan itu menggunakan empat buah kapal yang disediakan Julian. Pasukan Tharif memenangkan pertempuran dan kembali ke Afrika Utara dengan membawa harta rampasan perang.
Kemudian setelah ia kembali, Gubernur Tangier, Thariq bin Ziyad ditugaskan untuk memimpin 7000 pasukan untuk menyerang bersama Julian, dan pada 29 April 711 M mendarat di sebuah bukit di Al Andalus, yang kemudian dinamai Jabal Thariq atau bukit Gibraltar.
Kemudian disusul 5000 pasukan lagi yang dipimpin Tharif bin Malik, sehingga mereka berjumlah 12.000 pasukan untuk melawan pasukan Visigothik yang berjumlah 100.000.
Thariq bin Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Andalusia karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang di didukung oleh Musa bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang di kirim Khalifah Al-Walid pasukan itu menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.
Dengan dikuasainya Gibraltar maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Andalusia sehingga terjadilah pertempuran di daerah Bakkah yang merupakan tempat raja Roderick dikalahkan.
Thariq dapat menaklukan Kordoba, Granada dan Toledo. Kemenangan ini memberi peluang yang sangat besar untuk menaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Atas dasar inilah akhirnya Musa bin Nushar turun membantu Thariq, setelah ia dan Thariq bergabung, mereka berhasil menaklukan wilayah-wilayah yang penting di Spanyol seperti Saragosa, Karmonan, Seville dan Merida.
Pasukan Kecil
Ketika Dinasti Umayyah berkuasa, pasukan perang Arab telah sampai ke Afrika di bagian Barat, Iran di wilayah Timur, dan Armenia di sisi Utara. Di Timur, Qutaibah bin Muslim menaklukan Tusken, Farghana, dan seberang Sungan Amudaria, pasukan perangnya pun sudah sampai di perbatasan China.
Di Tenggara, Muhammad bin Qasim ats-Tsaqafi mulai menggempur wilayah Sind dan India serta cepat menguasai nagara-negara tersebut yang menjadi wilayah Islam sejak saat itu.
Di Barat, Musa bin Nashir mampu menyempurnakan penaklukan Afrika dan Maroko. Sang panglima, Thariq bin Ziyad, diutus untuk menaklukan Andalusia. Thariq pun menyebrangi selat yang memisahkan Benua Afrika dan Eropa.
Penaklukan Andalusia dimulai dengan seizin Walid bin Abdul Malik, khalifah Umayyah saat itu. Musa bin Nusair, mengirim pasukan kecil, 500 orang dipimpin Tharif bin Malik menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan Benua Eropa untuk menyelidiki kebenaran dari Julian dan mempelajari medan pertempuran.
Pasukan itu menggunakan empat buah kapal yang disediakan Julian. Pasukan Tharif memenangkan pertempuran dan kembali ke Afrika Utara dengan membawa harta rampasan perang.
Kemudian setelah ia kembali, Gubernur Tangier, Thariq bin Ziyad ditugaskan untuk memimpin 7000 pasukan untuk menyerang bersama Julian, dan pada 29 April 711 M mendarat di sebuah bukit di Al Andalus, yang kemudian dinamai Jabal Thariq atau bukit Gibraltar.
Kemudian disusul 5000 pasukan lagi yang dipimpin Tharif bin Malik, sehingga mereka berjumlah 12.000 pasukan untuk melawan pasukan Visigothik yang berjumlah 100.000.
Thariq bin Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Andalusia karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang di didukung oleh Musa bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang di kirim Khalifah Al-Walid pasukan itu menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.
Dengan dikuasainya Gibraltar maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Andalusia sehingga terjadilah pertempuran di daerah Bakkah yang merupakan tempat raja Roderick dikalahkan.
Thariq dapat menaklukan Kordoba, Granada dan Toledo. Kemenangan ini memberi peluang yang sangat besar untuk menaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Atas dasar inilah akhirnya Musa bin Nushar turun membantu Thariq, setelah ia dan Thariq bergabung, mereka berhasil menaklukan wilayah-wilayah yang penting di Spanyol seperti Saragosa, Karmonan, Seville dan Merida.
(mhy)