Allah Bersalawat Kepada Nabi Muhammad SAW, Begini Penjelasannya

Kamis, 21 Oktober 2021 - 11:03 WIB
loading...
Allah Bersalawat Kepada Nabi Muhammad SAW, Begini Penjelasannya
Salawat dari Allah SWT itu bermakna pemberian rahmat dan berkah. (Ilustrasi : nu.or.id)
A A A
Dalam Al-Qur'an surat Al Ahzab ayat 56 menyebutkan bahwa Allah SWT dan para malaikat bersalawat untuk Nabi Muhammad SAW .

Allah SWT berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." ( QS Al Ahzab : 56 )



Salawat merupakan bentuk plural (jamak) dari kata sholat yang secara bahasa bermakna doa. Dengan demikian, ketika dikatakan “bersalawat kepada Nabi” maksudnya adalah mendoakan kebaikan untuk Nabi.

Akan tetapi, Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Homaidi Hamid mengatakan bahwa pemaknaan salawat di atas tidak dapat diterima secara akidah apabila dinisbatkan kepada Allah SWT. Pasalnya, tidak mungkin Allah SWT berdoa untuk Rasulullah SAW, sebab bila Allah SWT berdoa, lantas kepada siapa Dia memohon?

Dengan mengutip kitab Tafsir al-Wasith karya Wahbah Zuhaili, Hamid menjelaskan bahwa salawat dari Allah SWT itu bermakna pemberian rahmat dan berkah, salawat dari malaikat bermakna istighfar. Sedangkan salawat dari orang-orang mukmin bermakna doa dan pengagungan atas kedudukan Rasulullah SAW.

“Allah bersalawat kepada makhluk-Nya berarti memberikan rahmah dan berkah. Sedangkan dalam konteks malaikat maknanya doa dan memohon pengampunan. Sementara itu, shalawat yang diucapkan manusia itu maknanya doa dan istigfar,” tutur Hamid dalam Pengajian Tarjih pada Rabu (20/10/2021).

Sementara itu, Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip Imam Bukhari mengatakan yang dimaksud dengan salawat dari Allah ialah pujian-Nya kepada Nabi SAW di kalangan para malaikat, dan salawat dari para malaikat ialah doa mereka untuknya.

Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yusalluna ialah memberikan keberkahan.

Sufyan As-Sauri juga mengatakan bahwa salawat dari Allah adalah rahmat-Nya, dan salawat dari para malaikat adalah permohonan ampun bagi yang bersangkutan.



Salawat dari Allah SWT ialah firman-Nya, "Maha Suci lagi Maha Kudus, rahmat-Ku mendahului azab-Ku." Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah Allah SWT memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya tentang kedudukan hamba dan Nabi-Nya di kalangan makhluk-Nya yang tertinggi (para malaikat), bahwa Dia memujinya di kalangan para malaikat yang terdekat dengan-Nya, dan bahwa para malaikat pun ikut bersalawat untuknya.

Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada penghuni alam bawah (bumi) untuk bersalawat dan bersalam untuk Nabi SAW. Dengan demikian, maka terhimpunkanlah baginya pujian dari kalangan penduduk alam atas dan alam bawah.

Ibnu Abbas mengatakan salah seorang nabi kaum Bani Israil berkata kepada Nabi Musa as , "Apakah Tuhanmu pernah mengucapkan salawat?"

Maka Tuhan menyeru Musa, "Hai Musa, mereka menanyakan kepadamu, apakah Tuhanmu pernah mengucapkan salawat? Katakanlah, 'Ya.' Aku selalu bersalawat dan juga para malaikat-Ku buat para nabi dan para rasul­Ku."

Dan Allah SWT menurunkan kepada Nabi-Nya firman berikut: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS Al-Ahzab: 56)



Salawat kepada Para Hamba
Homaidi Hamid yang pakar hukum Islam ini menerangkan bahwa Allah SWT dan para malaikat tidak hanya bersalawat kepada Nabi SAW, tetapi juga kepada para hamba-Nya yang beriman. Hal tersebut berdasarkan QS Al Ahzab ayat 41-43.

[arabOpen[يُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اذۡكُرُوۡا اللّٰهَ ذِكۡرًا كَثِيۡرًا

Yaaa aiyuhal laziina aamanuz kurul laaha zikran kasiira

41. Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya,

وَّ سَبِّحُوۡهُ بُكۡرَةً وَّاَصِيۡلًا

Wa sabbihuuhu bukratanw wa asiila

42. dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.

هُوَ الَّذِىۡ يُصَلِّىۡ عَلَيۡكُمۡ وَمَلٰٓٮِٕكَتُهٗ لِيُخۡرِجَكُمۡ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوۡرِ ؕ وَكَانَ بِالۡمُؤۡمِنِيۡنَ رَحِيۡمًا

Huwal lazii yusallii 'alaikum wa malaaa'ikatuhuu liyukhrijakum minazzulumaati ilan-nuur wa kaana bilmu'miniina Rahiimaa

43. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.



Dalam pandangan Muhammadiyah, ujar Hamid, makna salawat Allah ini ialah pemberian rahmat dan berkah untuk orang-orang mukmin, dan tidak dimaknai sebagai doa dan harapan Allah SWT.

“Dalam hal ini, Salawat Allah SWT dan para malaikat juga diberikan kepada orang-orang beriman. Makna salawat Allah SWT di sini adalah rahmat Allah yang diberikan hamba-hamba-Nya yang mukmin, sebagaimana Allah memberikan rahmat itu kepada para Nabi khususnya Nabi Muhammad SAW,” tegas dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2034 seconds (0.1#10.140)