Karomah Habib al-Ajami, Kisah Seorang Ibu yang Rindukan Anaknya
loading...

Sang putra yang dirindukan sang bunda pulang berkah dari doa Habib dan dua dirham yang diberikan untuk sedekah. (Foto/Ilustrasi : Ist)
A
A
A
Farid al-Din Attar dalam kitabnya berjudul Tadhkirat al-Auliya’ berkisah, suatu hari, seorang wanita tua datang menemui Habib al-Ajami dan terjatuh di kakinya, menangis dengan sedih.
“Aku memiliki seorang putra yang sudah lama tidak kutemui. Aku tidak tahan lagi terpisah darinya. Sampaikan lah doa kepada Allah,” dia memohon kepada Habib al-Ajami. “Mungkin dengan berkah doamu Allah akan mengirimnya kembali kepadaku.”
“Apakah engkau memiliki uang?” tanya Habib al-Ajami padanya. “Ya, dua dirham,” jawabnya.
“Bawalah uang itu, dan berikan kepada orang miskin.”
Bava juga: Habib al-Ajami: Rentenir Tajir Itu Tobat, Lalu Menjadi Sufi
Selanjutnya Habib al-Ajami pun mengucapkan doa, lalu dia berkata kepada wanita tua itu, “Pergilah. Putramu telah kembali kepadamu.”
Wanita tua itu belum juga sampai ke depan pintu rumahnya, dia telah melihat putranya.
“Bagaimana bisa, ini dia putraku!” teriaknya, dan dia membawanya ke Habib al-Ajami.
“Apa yang terjadi?” tanya Habib al-Ajami kepada putra wanita tua itu.
“Aku sedang berada di Kerman,” jawab putranya. “Guruku menyuruhku untuk mencari beberapa daging. Aku mendapatkan dagingnya dan baru saja hendak kembali kepadanya, saat itulah angin menahanku. Aku mendengar suara berkata, ‘Angin, bawalah dia pulang ke rumahnya, dengan berkah dari doa Habib dan dua dirham yang diberikan untuk sedekah.’.”
Lihat Juga: Karamah Kiai Abbas, Panglima Perang 10 November: Kibasan Sorban dan Tongkatnya Merontokkan Pesawat Sekutu
“Aku memiliki seorang putra yang sudah lama tidak kutemui. Aku tidak tahan lagi terpisah darinya. Sampaikan lah doa kepada Allah,” dia memohon kepada Habib al-Ajami. “Mungkin dengan berkah doamu Allah akan mengirimnya kembali kepadaku.”
“Apakah engkau memiliki uang?” tanya Habib al-Ajami padanya. “Ya, dua dirham,” jawabnya.
“Bawalah uang itu, dan berikan kepada orang miskin.”
Bava juga: Habib al-Ajami: Rentenir Tajir Itu Tobat, Lalu Menjadi Sufi
Selanjutnya Habib al-Ajami pun mengucapkan doa, lalu dia berkata kepada wanita tua itu, “Pergilah. Putramu telah kembali kepadamu.”
Wanita tua itu belum juga sampai ke depan pintu rumahnya, dia telah melihat putranya.
“Bagaimana bisa, ini dia putraku!” teriaknya, dan dia membawanya ke Habib al-Ajami.
“Apa yang terjadi?” tanya Habib al-Ajami kepada putra wanita tua itu.
“Aku sedang berada di Kerman,” jawab putranya. “Guruku menyuruhku untuk mencari beberapa daging. Aku mendapatkan dagingnya dan baru saja hendak kembali kepadanya, saat itulah angin menahanku. Aku mendengar suara berkata, ‘Angin, bawalah dia pulang ke rumahnya, dengan berkah dari doa Habib dan dua dirham yang diberikan untuk sedekah.’.”
Lihat Juga: Karamah Kiai Abbas, Panglima Perang 10 November: Kibasan Sorban dan Tongkatnya Merontokkan Pesawat Sekutu
(mhy)