Mahar Nikah Nabi Adam Ketika Menikahi Sayyidati Hawa
loading...
A
A
A
Mahar nikah Nabi Adam 'alaihissalam ketika menikahi Ibunda Sayyidati Hawa boleh dibilang sangat istimewa. Mas kawin manusia pertama di muka bumi ini bukan emas atau berlian, melainkan pemberian langsung dari Allah Ta'ala.
Apakah mahar beliau saat menikahi Sayyidati Hawa? Untuk diketahui, Nabi Adam diciptakan Allah untuk disiapkan menjadi khalifah di muka bumi. Beliau bertempat tinggal di surga dan dididik langsung oleh Allah.
Baca Juga: Kisah Nabi Adam dan Proses Penciptaannya (2)
Nabi Adam diajarkan nama-nama benda sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an:
"Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para Malaikat, seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!" (QS. Al-Baqarah: 31)
Terkait mahar Nabi Adam diterangkan dalam Kitab Bada'i al-Zuhur Fi Waqa'i al-Duhur karya Syekh Muhammad bin Ahmad bin Iyas al-Hanafi sebagaimana dilansir dari Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah. Dikisahkan, ketika Nabi Adam turun dari mimbar terus beliau duduk di antara para Malaikat, kemudian Allah menidurkan Adam karena tidur adalah istirahatnya badan.
Saat tidur, Nabi Adam bermimpi melihat Sayyidati Hawa sebelum diciptakan. Setelah melihatnya, Nabi Adam jatuh hati padanya. Kemudian Allah menciptakan Sayyidati Hawa dari tulang rusuk bagian kiri Adam sama bentuknya dan mempercantik ciptaan-Nya melebihi 1.000 bidadari.
Hawa dan keturunannya lah secantik-cantiknya perempuan sampai di hari Kiamat nanti. Sayyidati Hawa mempunyai 700 ikatan pada rambut dan tingginya sama dengan Adam. Allah memberi gelang dan perhiasan dari surga yang mengkilap melebihi sinar matahari.
Setelah itu, Nabi Adam terbangun dan tiba-tiba Hawa sudah ada di sampingnya. Nabi Adam heran, kagum dan jatuh cinta padanya. Lalu syahwat pun merasukinya terus dikatakan pada Nabi Adam: "Jangan engkau lakukan sehingga engkau mendatangkan maharnya".
Nabi Adam bertanya: "Apa maharnya?" Allah berfirman: "Aku mencegah kalian dari pohon gandum, maka janganlah kalian makan dan itulah maharnya."
Allah kemudian berfirman: "berikanlah dia mahar." Adam bertanya, "apa maharnya?" Allah menjawab: "Bacakan SHOLAWAT pada Nabiku dan kekasihku Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Lalu Adam bertanya, siapakah Muhammad itu? Allah menjawab: "Dia adalah anak cucumu nanti dan dia adalah penutup para Nabi. Andai bukan karena dia (Muhammad), Aku (Alah) tidak akan menciptakan makhluk."
Kemudian Allah menikahkan Adam dengan Hawa dan itu bertepatan hari Jumat setelah tergelincirnya matahari. Karena itulah disunnahkan menikah pada hari Jumat. Setelah Adam menikah, Allah memberi wahyu kepada Malaikat Ridwan penjaga surga untuk membuatkan perkemahan dan merias para wildan atau pelayan surga dan para bidadari.
Nabi Adam dan Hawa lalu berkeliling menaiki unta dan akhirnya sampai di pintu surga dan mereka terdiam sebentar. Kemudian Allah memberi wahyu pada Adam, ini surgaku dan istana kemuliaanku, masuklah kalian dan makanlah apa yang ada sesuka hati kalian. Dan janganlah mendekat pada pohon ini niscaya kalian tergolong orang-orang zalim. Malaikat yang jadi saksi atas pernikahan mereka kemudian mengantar Adam dan Hawa masuk ke surga.
Para Malaikat Menjadi Saksi
Pernikahan Nabi Adam dan Hawa termasuk kisah yang menakjubkan karena Allah sendiri yang menikahkan mereka. Dilansir dari NU online, dalam Kitab Assab'iyyat fi Mawaidzil Bariyyat karangan Abi Nashr Muhammad bin Abdurrahman al-Hamadzany pada Hamisy-nya al-Majalisus Saniyyah halaman 111-112 dijelaskan:
فناداها ادم من أنت ولمن أنت فقالت حواء: خلقنى الله تعالى لأجلك فقال ائتينى قالت بل أنت فقام ادم وهب اليها فمن ذلك الوقت جرت العادة بذهاب الرجل الى المرأة فلما قرب منها وأراد أن يمد يده اليها سمع النداء ياادم أمسك فان صحبتك مع حواء لاتحل الابالصداقة والنكاح ثم أمر سبحانه وتعالى سكان الجنة بأن يزينوها ويزخرفوها ويحضروها موائدالنثار وأطباقها ثم أمر ملائكة السموات بأن يجتمعوا تحت شجرة طوبى فاجتمعوا ثم اثنى الله بنفسه على نفسه وزوجها ادم عليه السلام فقال الله تعالى الحمد ثنائى والعظمة ازارى والكبرياء ردائى والخلق كلهم عبادى وامائى اشهد ملائكتى وسكان سمواتى زوجت حواء بأدم بديع فطرتى .اهـ
"Setelah Allah menjadikan Hawa dari tulang rusuk Adam yang sebelah kiri, maka diserunyalah Hawa dengan katanya: 'Siapa engkau? Dan untuk siapa engkau?' Maka menjawablah Hawa: 'Aku dijadikan Allah untuk keperluan engkau'. Maka kata Adam: 'Marilah datang kepadaku'. Jawab Hawa: Tidak, engkaulah yang datang ke sini! Lalu berdirilah Adam, datang menghampiri Hawa.
Sejak mulai itulah berlaku adat laki-laki mendatangi wanita. Maka tatkala sudah mendekat Adam kepada Hawa, dan berkehendak Adam memanjangkan tangannya kepada Hawa didengarnyalah suatu seruan: "Hai Adam. Tahan dulu! Sesungguhnya pergaulanmu dengan Hawa itu belum halal, kecuali dengan maskawin dan nikah sah". Allah memperintahkan semua penduduk surga menghiasi dan menghidangkan berbagai makanan lengkap dengan talamnya.
Kemudian Allah memerintahkan para Malaikat untuk berkumpul di bawah pohon kayu Thumba dan setelah berkumpul semuanya maka bertasbihlah Allah Ta'ala dengan memuji diri-Nya sendiri dan dinikahkanlah Adam. Maka Allah berfirman: "Alhamdu, itulah puji-Ku, kebesaran itulah kain-Ku, kesombongan itulah selendang-Ku, dan makhluk semua adalah hamba-hamba-Ku. Saksikanlah wahai para Malaikat dan penduduk langit-Ku, Aku telah kawinkan Hawa dengan Adam makhluk buatanku yang baru".
Apakah mahar beliau saat menikahi Sayyidati Hawa? Untuk diketahui, Nabi Adam diciptakan Allah untuk disiapkan menjadi khalifah di muka bumi. Beliau bertempat tinggal di surga dan dididik langsung oleh Allah.
Baca Juga: Kisah Nabi Adam dan Proses Penciptaannya (2)
Nabi Adam diajarkan nama-nama benda sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an:
وَعَلَّمَ اٰدَمَ الۡاَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى الۡمَلٰٓٮِٕكَةِ فَقَالَ اَنۡۢبِــُٔوۡنِىۡ بِاَسۡمَآءِ هٰٓؤُلَآءِ اِنۡ كُنۡتُمۡ صٰدِقِيۡنَ
"Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para Malaikat, seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!" (QS. Al-Baqarah: 31)
Terkait mahar Nabi Adam diterangkan dalam Kitab Bada'i al-Zuhur Fi Waqa'i al-Duhur karya Syekh Muhammad bin Ahmad bin Iyas al-Hanafi sebagaimana dilansir dari Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah. Dikisahkan, ketika Nabi Adam turun dari mimbar terus beliau duduk di antara para Malaikat, kemudian Allah menidurkan Adam karena tidur adalah istirahatnya badan.
Saat tidur, Nabi Adam bermimpi melihat Sayyidati Hawa sebelum diciptakan. Setelah melihatnya, Nabi Adam jatuh hati padanya. Kemudian Allah menciptakan Sayyidati Hawa dari tulang rusuk bagian kiri Adam sama bentuknya dan mempercantik ciptaan-Nya melebihi 1.000 bidadari.
Hawa dan keturunannya lah secantik-cantiknya perempuan sampai di hari Kiamat nanti. Sayyidati Hawa mempunyai 700 ikatan pada rambut dan tingginya sama dengan Adam. Allah memberi gelang dan perhiasan dari surga yang mengkilap melebihi sinar matahari.
Setelah itu, Nabi Adam terbangun dan tiba-tiba Hawa sudah ada di sampingnya. Nabi Adam heran, kagum dan jatuh cinta padanya. Lalu syahwat pun merasukinya terus dikatakan pada Nabi Adam: "Jangan engkau lakukan sehingga engkau mendatangkan maharnya".
Nabi Adam bertanya: "Apa maharnya?" Allah berfirman: "Aku mencegah kalian dari pohon gandum, maka janganlah kalian makan dan itulah maharnya."
Allah kemudian berfirman: "berikanlah dia mahar." Adam bertanya, "apa maharnya?" Allah menjawab: "Bacakan SHOLAWAT pada Nabiku dan kekasihku Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Lalu Adam bertanya, siapakah Muhammad itu? Allah menjawab: "Dia adalah anak cucumu nanti dan dia adalah penutup para Nabi. Andai bukan karena dia (Muhammad), Aku (Alah) tidak akan menciptakan makhluk."
Kemudian Allah menikahkan Adam dengan Hawa dan itu bertepatan hari Jumat setelah tergelincirnya matahari. Karena itulah disunnahkan menikah pada hari Jumat. Setelah Adam menikah, Allah memberi wahyu kepada Malaikat Ridwan penjaga surga untuk membuatkan perkemahan dan merias para wildan atau pelayan surga dan para bidadari.
Nabi Adam dan Hawa lalu berkeliling menaiki unta dan akhirnya sampai di pintu surga dan mereka terdiam sebentar. Kemudian Allah memberi wahyu pada Adam, ini surgaku dan istana kemuliaanku, masuklah kalian dan makanlah apa yang ada sesuka hati kalian. Dan janganlah mendekat pada pohon ini niscaya kalian tergolong orang-orang zalim. Malaikat yang jadi saksi atas pernikahan mereka kemudian mengantar Adam dan Hawa masuk ke surga.
Para Malaikat Menjadi Saksi
Pernikahan Nabi Adam dan Hawa termasuk kisah yang menakjubkan karena Allah sendiri yang menikahkan mereka. Dilansir dari NU online, dalam Kitab Assab'iyyat fi Mawaidzil Bariyyat karangan Abi Nashr Muhammad bin Abdurrahman al-Hamadzany pada Hamisy-nya al-Majalisus Saniyyah halaman 111-112 dijelaskan:
فناداها ادم من أنت ولمن أنت فقالت حواء: خلقنى الله تعالى لأجلك فقال ائتينى قالت بل أنت فقام ادم وهب اليها فمن ذلك الوقت جرت العادة بذهاب الرجل الى المرأة فلما قرب منها وأراد أن يمد يده اليها سمع النداء ياادم أمسك فان صحبتك مع حواء لاتحل الابالصداقة والنكاح ثم أمر سبحانه وتعالى سكان الجنة بأن يزينوها ويزخرفوها ويحضروها موائدالنثار وأطباقها ثم أمر ملائكة السموات بأن يجتمعوا تحت شجرة طوبى فاجتمعوا ثم اثنى الله بنفسه على نفسه وزوجها ادم عليه السلام فقال الله تعالى الحمد ثنائى والعظمة ازارى والكبرياء ردائى والخلق كلهم عبادى وامائى اشهد ملائكتى وسكان سمواتى زوجت حواء بأدم بديع فطرتى .اهـ
"Setelah Allah menjadikan Hawa dari tulang rusuk Adam yang sebelah kiri, maka diserunyalah Hawa dengan katanya: 'Siapa engkau? Dan untuk siapa engkau?' Maka menjawablah Hawa: 'Aku dijadikan Allah untuk keperluan engkau'. Maka kata Adam: 'Marilah datang kepadaku'. Jawab Hawa: Tidak, engkaulah yang datang ke sini! Lalu berdirilah Adam, datang menghampiri Hawa.
Sejak mulai itulah berlaku adat laki-laki mendatangi wanita. Maka tatkala sudah mendekat Adam kepada Hawa, dan berkehendak Adam memanjangkan tangannya kepada Hawa didengarnyalah suatu seruan: "Hai Adam. Tahan dulu! Sesungguhnya pergaulanmu dengan Hawa itu belum halal, kecuali dengan maskawin dan nikah sah". Allah memperintahkan semua penduduk surga menghiasi dan menghidangkan berbagai makanan lengkap dengan talamnya.
Kemudian Allah memerintahkan para Malaikat untuk berkumpul di bawah pohon kayu Thumba dan setelah berkumpul semuanya maka bertasbihlah Allah Ta'ala dengan memuji diri-Nya sendiri dan dinikahkanlah Adam. Maka Allah berfirman: "Alhamdu, itulah puji-Ku, kebesaran itulah kain-Ku, kesombongan itulah selendang-Ku, dan makhluk semua adalah hamba-hamba-Ku. Saksikanlah wahai para Malaikat dan penduduk langit-Ku, Aku telah kawinkan Hawa dengan Adam makhluk buatanku yang baru".
(rhs)