Nabi Syuaib: Pengikut Hanya 3 Orang, Dakwah di Kalangan Pedagang Nakal
loading...
A
A
A
Nabi Syuaib AS adalah nabi yang sedikit pengikutnya. Beliau diutus Allah SWT di tengah kaum Madyan. Nabi Syuaib berdakwah di kalangan pedagang yang nakal.
Mereka memberikan ukuran yang dikurangi, memuji barang-barang mereka melebihi nilai yang sebenarnya, dan menyembunyikan cacatnya. Mereka berbohong kepada pembeli mereka, sehingga bisa dikatakan telah melakukan penipuan.
Kaum Madyan
Nama Nabi Syuaib AS disebutkan sebanyak 11 kali dalam Al-Qur'an. Di dalam surat al-Ankabut, disebutkan tiga nama nabi yang diutus kepada kaumnya karena mereka telah melakukan keburukan di muka bumi. Nabi-nabi tersebut adalah Nuh , Luth , dan Syuaib.
Pengikut Nabi Syuaib sangat sedikit. Kurang dari 10 orang. Bahkan ada yang berpendapat jumlahnya hanya 3 orang.
Nabi Syuaib adalah keturunan Nabi Ibrahim karena itu uraian kisahnya di dalam surat al-Ankabut disinggung setelah uraian tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Luth.
Al-Tabari dalam kitab berjudulTarikh al-Rusul wa al-Muluk mengatakan di dalam Taurat, silsilah Syuaib adalah Syuaib bin Sayfun bin Anga bin Thabit bin Madyan bin Ibrahim.
Namun sejarawan Ibnu Ishak tidak sependapat. Menurutnya, silsilahnya adalah Syuaib bin Mikail. Mikail adalah salah satu keturunan dari Madyan.
Sementara itu, Quraish Shihab menyebut di dalam Kitab Perjanjian Lama beliau dinamai Rehuel (Keluaran 2: 18) dan juga Yitro (Keluaran 3: 1). Di sana dia disebut sebagai mertua dari Nabi Musa AS.
Ibnu Humaid meriwayatkan sebuah hadis tentang Syuaib, “Setiap kali Rasulullah menyebut nama Syuaib, beliau seringkali berkata, ‘Dia adalah pengkhotbahnya para nabi!’ Beliau mengatakan ini karena keindahan cara Syuaib yang terus menerus (menyampaikan) kepada umatnya tentang permasalahan yang dipersoalkan.”
Dalam surat al-Araf ayat 85 disebutkan nama Madyan: “Dan (Kami telah mengutus) kepada Madyan saudara mereka Syuaib.”
Siapakah Madyan itu? Quraish Shihab di dalam tafsir al-Mishbah menjelaskan Madyan pada mulanya adalah nama putra Nabi Ibrahim dari istri beliau yang ketiga yang bernama Qathura, yang beliau kawini pada akhir usia beliau.
Madyan kemudian kawin dengan putri Nabi Luth. Selanjutnya kata Madyan dipahami dalam arti satu suku keturunan Madyan putra Nabi Ibrahim.
Suku Madyan tinggal di pantai laut Merah sebelah tenggara gurun Sinai, yakni antara Hijaz, tepatnya di Tabuk di Saudi Arabia kini dan Teluk Aqabah. Menurut sebagian sejarawan, populasi mereka sekitar 25.000 orang.
Kecurangan Kaum Madyan
Ibnu Katsir dalam Qisas Al-Anbiya mengatakan orang-orang Madyan adalah suku Arab yang tinggal di negara Ma’an, yang sekarang berada di sebagian wilayah Suriah Raya. Mereka adalah orang-orang serakah yang tidak beriman kepada Allah dan menjalani kehidupan yang buruk.
Mereka memberikan ukuran yang dikurangi, memuji barang-barang mereka melebihi nilai yang sebenarnya, dan menyembunyikan cacatnya. Mereka berbohong kepada pembeli mereka, sehingga bisa dikatakan telah melakukan penipuan.
Mengenai kecurangan yang mereka lakukan, Al-Qur'an berkata:
Mereka memberikan ukuran yang dikurangi, memuji barang-barang mereka melebihi nilai yang sebenarnya, dan menyembunyikan cacatnya. Mereka berbohong kepada pembeli mereka, sehingga bisa dikatakan telah melakukan penipuan.
Kaum Madyan
Nama Nabi Syuaib AS disebutkan sebanyak 11 kali dalam Al-Qur'an. Di dalam surat al-Ankabut, disebutkan tiga nama nabi yang diutus kepada kaumnya karena mereka telah melakukan keburukan di muka bumi. Nabi-nabi tersebut adalah Nuh , Luth , dan Syuaib.
Pengikut Nabi Syuaib sangat sedikit. Kurang dari 10 orang. Bahkan ada yang berpendapat jumlahnya hanya 3 orang.
Nabi Syuaib adalah keturunan Nabi Ibrahim karena itu uraian kisahnya di dalam surat al-Ankabut disinggung setelah uraian tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Luth.
Al-Tabari dalam kitab berjudulTarikh al-Rusul wa al-Muluk mengatakan di dalam Taurat, silsilah Syuaib adalah Syuaib bin Sayfun bin Anga bin Thabit bin Madyan bin Ibrahim.
Namun sejarawan Ibnu Ishak tidak sependapat. Menurutnya, silsilahnya adalah Syuaib bin Mikail. Mikail adalah salah satu keturunan dari Madyan.
Sementara itu, Quraish Shihab menyebut di dalam Kitab Perjanjian Lama beliau dinamai Rehuel (Keluaran 2: 18) dan juga Yitro (Keluaran 3: 1). Di sana dia disebut sebagai mertua dari Nabi Musa AS.
Ibnu Humaid meriwayatkan sebuah hadis tentang Syuaib, “Setiap kali Rasulullah menyebut nama Syuaib, beliau seringkali berkata, ‘Dia adalah pengkhotbahnya para nabi!’ Beliau mengatakan ini karena keindahan cara Syuaib yang terus menerus (menyampaikan) kepada umatnya tentang permasalahan yang dipersoalkan.”
Dalam surat al-Araf ayat 85 disebutkan nama Madyan: “Dan (Kami telah mengutus) kepada Madyan saudara mereka Syuaib.”
Siapakah Madyan itu? Quraish Shihab di dalam tafsir al-Mishbah menjelaskan Madyan pada mulanya adalah nama putra Nabi Ibrahim dari istri beliau yang ketiga yang bernama Qathura, yang beliau kawini pada akhir usia beliau.
Madyan kemudian kawin dengan putri Nabi Luth. Selanjutnya kata Madyan dipahami dalam arti satu suku keturunan Madyan putra Nabi Ibrahim.
Suku Madyan tinggal di pantai laut Merah sebelah tenggara gurun Sinai, yakni antara Hijaz, tepatnya di Tabuk di Saudi Arabia kini dan Teluk Aqabah. Menurut sebagian sejarawan, populasi mereka sekitar 25.000 orang.
Kecurangan Kaum Madyan
Ibnu Katsir dalam Qisas Al-Anbiya mengatakan orang-orang Madyan adalah suku Arab yang tinggal di negara Ma’an, yang sekarang berada di sebagian wilayah Suriah Raya. Mereka adalah orang-orang serakah yang tidak beriman kepada Allah dan menjalani kehidupan yang buruk.
Mereka memberikan ukuran yang dikurangi, memuji barang-barang mereka melebihi nilai yang sebenarnya, dan menyembunyikan cacatnya. Mereka berbohong kepada pembeli mereka, sehingga bisa dikatakan telah melakukan penipuan.
Mengenai kecurangan yang mereka lakukan, Al-Qur'an berkata:
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ قَدْ جَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ فَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ