Amalan Sebelum Memulai Aktivitas Harian di Pagi Hari yang Penuh Pahala
loading...
A
A
A
Memulai aktivitas harian hendaknya diawali dengan amalan-amalan yang penuh dengan pahala. Seperti yang Allah Ta'ala firmankan:
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman , maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS an-Nahl: 97)
Untuk itu,sebelum memulai aktivitas ke luar rumah, ada beberapa amalan yang bisa dilakukan kaum muslim agar mendapat pahala ini. Dikutip dari buku "Ensiklopedi Amalan Muslim" yang diterjemahkan dari kitab 'Amalul Muslim fii al-Yaumi wa al-Lailah' karya Syaikh Asyraf bin Abdul Masqud, dijelaskan ada tiga amalan yang hendaknya dilakukan kaum muslim bila hendak keluar untuk bekerja, yakni :
1. Berwudhu sebelum beraktivitas
Pada saat akan beraktivitas (bekerja), sudah barang tentu kita akan bertemu dengan orang lain. Hal yang cukup penting dilakukan sebelum beraktifitas adalah berwudhulah terlebih dahulu.
Wudhu itu sunnahnya dilakukan di rumah, karena hal itu cukup mudah dilakukan daripada di masjid. Apabila kita mendengar azan, maka akan mudah sekali masuk ke masjid dan melaksanakan salat sunnah. Kita juga akan mendapatkan keutamaan salat di masjid, itu yang pertama. Juga akan mendapatkan keutamaan awal waktu, ini nomor kedua, dan ketiganya akan mendapatkan keutamaan salat berjamaah.
2. Melaksanakan sholat Dhuha
Apabila telah berwudhu lalu setelah itu melanjutkan dengan sholat dua rakaat setelah wudhu, maka waktu itu merupakan waktu salat yang dianjurkan. Banyak hadis yang mendorong kita untuk melaksanakannya, di antaranya;
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu :
"Kekasihku (Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam) berwasiat kepadaku dengan tiga perkara; dengan puasa tiga hari pada setiap bulan, dengan salat dhuha dua rakaat, dan dengan salat witir sebelum tidur."
Beberapa ulama salaf banyak yang telah meriwayatkan tentang sholat Dhuha ini. Soal jumlah rakaat sholat Dhuha bebas melakukan berapa banyak rakaat yang dikehendakinya.
Waktu salat Dhuha, biasanya setelah terbit matahari dan tingginya kira-kira satu tombak sampai tergelincir. Yang paling utama adalah seperempat siang (sekitar jam 9 pagi), sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis terdahulu yang berkata ,"Salatnya orang-orang yang bertaubat adalah ketika hari mulai panas."
3. Meng-qadha sholat malam pada waktu siang hari bagi orang yang luput dari sholat malam
Dari Aisyah Radhiyallahu'anha berkata :
"Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam jika menyukai sholat sunnah, maka ia melakukannya terus menerus, ketika ia ketiduran atau karena sakit sehingga beliau tidak bisa salat malam, maka beliau sholat dua belas rakaat pada siang harinya."
Waktu untuk meng-qadha-nya itu dari waktu sholat subuh sampai sebelum waktu sholat dzuhur.
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang ketiduran salat malam atau luput dari membaca Al-Quran, maka bacalah di waktu salat subuh sampai salat dzuhur, maka ia akan dicatat, seolah-olah ia membacanya pada malam hari."
Dalam Nailul Authar disebutkan, hadis tersebut merupakan dalil diisyaratkan untuk melakukan sholat malam, dan juga pensyara'an pelaksanaan ketika luput karena tertidur atau karena udzur. Bahwasanya yang mengerjakan sholat ini pada waktu di antara sholat subuh sampai sholat dzuhur adalah orang yang melakukannya ketika malam.
Maka yang dimaksud di sini adalah" wirid dari Al-Quran, dan dikatakan yang dimaksud bukanlah yang siapkan dari sholat malam.
Wallahu A'lam
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman , maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS an-Nahl: 97)
Untuk itu,sebelum memulai aktivitas ke luar rumah, ada beberapa amalan yang bisa dilakukan kaum muslim agar mendapat pahala ini. Dikutip dari buku "Ensiklopedi Amalan Muslim" yang diterjemahkan dari kitab 'Amalul Muslim fii al-Yaumi wa al-Lailah' karya Syaikh Asyraf bin Abdul Masqud, dijelaskan ada tiga amalan yang hendaknya dilakukan kaum muslim bila hendak keluar untuk bekerja, yakni :
1. Berwudhu sebelum beraktivitas
Pada saat akan beraktivitas (bekerja), sudah barang tentu kita akan bertemu dengan orang lain. Hal yang cukup penting dilakukan sebelum beraktifitas adalah berwudhulah terlebih dahulu.
Wudhu itu sunnahnya dilakukan di rumah, karena hal itu cukup mudah dilakukan daripada di masjid. Apabila kita mendengar azan, maka akan mudah sekali masuk ke masjid dan melaksanakan salat sunnah. Kita juga akan mendapatkan keutamaan salat di masjid, itu yang pertama. Juga akan mendapatkan keutamaan awal waktu, ini nomor kedua, dan ketiganya akan mendapatkan keutamaan salat berjamaah.
2. Melaksanakan sholat Dhuha
Apabila telah berwudhu lalu setelah itu melanjutkan dengan sholat dua rakaat setelah wudhu, maka waktu itu merupakan waktu salat yang dianjurkan. Banyak hadis yang mendorong kita untuk melaksanakannya, di antaranya;
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu :
"Kekasihku (Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam) berwasiat kepadaku dengan tiga perkara; dengan puasa tiga hari pada setiap bulan, dengan salat dhuha dua rakaat, dan dengan salat witir sebelum tidur."
Beberapa ulama salaf banyak yang telah meriwayatkan tentang sholat Dhuha ini. Soal jumlah rakaat sholat Dhuha bebas melakukan berapa banyak rakaat yang dikehendakinya.
Waktu salat Dhuha, biasanya setelah terbit matahari dan tingginya kira-kira satu tombak sampai tergelincir. Yang paling utama adalah seperempat siang (sekitar jam 9 pagi), sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis terdahulu yang berkata ,"Salatnya orang-orang yang bertaubat adalah ketika hari mulai panas."
3. Meng-qadha sholat malam pada waktu siang hari bagi orang yang luput dari sholat malam
Dari Aisyah Radhiyallahu'anha berkata :
"Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam jika menyukai sholat sunnah, maka ia melakukannya terus menerus, ketika ia ketiduran atau karena sakit sehingga beliau tidak bisa salat malam, maka beliau sholat dua belas rakaat pada siang harinya."
Waktu untuk meng-qadha-nya itu dari waktu sholat subuh sampai sebelum waktu sholat dzuhur.
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang ketiduran salat malam atau luput dari membaca Al-Quran, maka bacalah di waktu salat subuh sampai salat dzuhur, maka ia akan dicatat, seolah-olah ia membacanya pada malam hari."
Dalam Nailul Authar disebutkan, hadis tersebut merupakan dalil diisyaratkan untuk melakukan sholat malam, dan juga pensyara'an pelaksanaan ketika luput karena tertidur atau karena udzur. Bahwasanya yang mengerjakan sholat ini pada waktu di antara sholat subuh sampai sholat dzuhur adalah orang yang melakukannya ketika malam.
Maka yang dimaksud di sini adalah" wirid dari Al-Quran, dan dikatakan yang dimaksud bukanlah yang siapkan dari sholat malam.
Wallahu A'lam
(wid)