Suku Indian Islam (1): Penjelajah Muslim Temukan Amerika Sebelum Columbus Tiba

Kamis, 28 Oktober 2021 - 23:36 WIB
loading...
Suku Indian Islam (1): Penjelajah Muslim Temukan Amerika Sebelum Columbus Tiba
Suku Indian yang menjadi penduduk asli Amerika awalnya beragama Islam sebelum Columbus menemukan Amerika. Foto/dok salamonline
A A A
Suku Indian Islam, benarkah suku Indian di Amerika lebih dulu mengenal Islam sebelum Columbus datang? Mari kita simak keterangan dari beberapa ahli sejarah berikut.

Seperti yang masyhur diketahui bahwa Suku Indian (disebut juga Native Americans, American Indians, atau Amerindian) merupakan pemukim pertama di Amerika. Suku Indian menduduki sebagian besar wilayah yang sekarang menjadi Amerika Serikat.

Suku Indian dikelompokkan menjadi 6 wilayah geografis. Tiap suku Indian mempunyai bahasa sendiri. Meskipun terdiri atas berbagai suku, mereka saling berkomunikasi dengan bahasa isyarat yang dipahami oleh mereka semua.

Christopher Columbus menyebut Amerika sebagai "The New World" ketika pertama kali menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam di era keemasan, Amerika bukanlah sebuah "Dunia Baru". Sebab, 603 tahun sebelum penjelajah Spanyol itu menemukan benua itu, para penjelajah Muslim dari Afrika Barat telah membangun peradaban di Amerika.

Dilansir dari Islamedia.co, klaim sejarah Barat yang menyatakan Columbus sebagai penemu benua Amerika dapat dipatahkan. Sederet sejarawan menemukan fakta bahwa para penjelajah Muslim telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam di benua itu lebih dari setengah milenium sebelum Columbus.

Secara historis umat Islam telah memberi kontribusi dalam ilmu pengetahuan, seni, serta kemanusiaan di benua Amerika. "Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya," tutur Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation.

Sejarah mencatat Muslim dari Afrika telah menjalin hubungan dengan penduduk asli benua Amerika, jauh sebelum Columbus tiba. Jika Anda mengunjungi Washington DC, datanglah ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress). Mintalah arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee, salah satu suku Indian, tahun 1787. Di sana akan ditemukan tanda tangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama AbdeKhak dan Muhammad Ibnu Abdullah.

Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam perdagangan, perkapalan, dan bentuk pemerintahan suku cherokee yang saat itu berdasarkan hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian suku Cherokee yang menutup aurat sedangkan kaum laki-lakinya memakai turban (surban) dan terusan hingga sebatas lutut.
Suku Indian Islam (1): Penjelajah Muslim Temukan Amerika Sebelum Columbus Tiba

Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku Cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya benar-benar punah dari daratan Amerika adalah seorang Muslim bernama Ramadan Ibnu Wati.

Berbicara tentang suku Cherokee, tidak bisa lepas dari Sequoyah. Ia adalah orang asli suku cherokee yang berpendidikan dan menghidupkan kembali Syllabary suku mereka pada 1821. Syllabary adalah semacam aksara. Jika kita sekarang mengenal abjad A sampai Z, maka suku Cherokee memiliki aksara sendiri.

Yang membuatnya sangat luar biasa adalah aksara yang dihidupkan kembali oleh Sequoyah ini mirip sekali dengan aksara Arab. Bahkan, beberapa tulisan masyarakat cherokee abad ke-7 yang ditemukan terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan kata "Muhammad" dalam bahasa Arab.

Nama-nama suku Indian dan kepala sukunya yang berasal dari bahasa Arab tidak hanya ditemukan pada suku Cherokee (Shar-kee), tapi juga Anasazi, Apache, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni.

Bahkan, beberapa kepala suku Indian juga mengenakan tutup kepala khas orang Islam. Mereka adalah Kepala Suku Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Hal ini ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan 1870.

Secara umum, suku-suku Indian di Amerika juga percaya adanya Tuhan yang menguasai alam semesta. Tuhan itu tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini, tugas utama manusia yang diciptakan Tuhan adalah untuk memuja dan menyembah-Nya.

Seperti penuturan seorang Kepala Suku Ohiyesa: "In the life of the Indian, there was only inevitable duty-the duty of prayer-the daily recognition of the Unseen and the Eternal".

Bukankah Al-Qur'an juga memberitakan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin semata-mata untuk beribadah pada Allah. Bagaimana bisa Kepala suku Indian Cheeroke itu muslim? Sejarahnya panjang.

Semangat orang-orang Islam dan Cina saat itu untuk mengenal lebih jauh planet (saat itu nama planet belum terdengar) tempat tinggalnya selain untuk melebarkan pengaruh dan mencari jalur perdagangan baru, juga memperluas dakwah Islam. Hal ini mendorong beberapa pemberani untuk melintasi area yang masih dianggap gelap dalam peta-peta mereka saat itu.

Beberapa nama tetap begitu kesohor sampai saat ini bahkan hampir semua orang pernah mendengarnya sebut saja Tjeng Ho dan Ibnu Batutta. Namun, beberapa lagi hampir-hampir tidak terdengar dan hanya tercatat pada buku-buku akademis.

Para ahli geografi dan intelektual dari kalangan Muslim yang mencatat perjalanan ke benua Amerika adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (wafat tahun 957); Al Idrisi (wafat tahun 1166); Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300-1384); dan Ibnu Battuta (wafat tahun 1369).

(Bersambung)!

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2742 seconds (0.1#10.140)