Kisah Louis Farrakhan Yakin Didukung Allah Taala Membangun Islam di Amerika
loading...
A
A
A
Dia terlahir dengan nama Louis Eugene Walcott. Setelah bergabung dengan Nation of Islam, organisasi yang didirikan Elijah Muhammad, namanya diganti menjadi Louis Farrakhan. Sepeninggal Elijah Muhammad, ia mendirikan Nation of Islam "baru".
"Saya yakin bahwa saya telah dipilih secara ketuhanan. Saya tidak melihat dengan cara bagaimana saya dapat berhasil jika bukan karena pilihan Tuhan dan dukungan-Nya, khususnya dalam usaha untuk membangun Islam di Amerika," ujar Louis Farrakhan, sebagaimana dinukil Steven Barbosa dalam buku berjudul "American Jihad, Islam After Malcolm X".
Menurutnya, siapa pun di antara mereka yang hari ini berdiri sebagai wakil dari Islam, sebagai wakil dari kebenaran, dan sebagai wakil Allah jika tidak ditunjuk oleh tuhan untuk melaksanakan tugas itu, tidak akan dapat meraih keberhasilan. "Saya yakin bahwa saya dipilih dan didukung oleh Allah untuk berhasil dalam mengangkat derajat masyarakat kulit hitam," ujarnya.
Berikut adalah petikan selengkapnya wawancara Steven Barbosa dalam buku yang telah diterjemahkan Sudirman Teba dan Fettiyah Basri menjadi "Jihad Gaya Amerika, Islam Setelah Malcolm X" (Mizan, 1995).
Saya tidak akan menggambarkan gerakan kami sebagai gerakan nasional, walaupun kami sangat menginginkan mempunyai kebangsaan yang bebas bagi orang-orang kami. Memiliki suatu bangsa yang bebas dan berdiri sendiri bukanlah ide baru, tetapi itu merupakan sebuah ide yang diterima dan berkembang sangat pesat di Amerika, baik di kalangan kulit putih maupun kulit hitam.
Kami yang benar-benar memikirkan rakyat kami harus mencarikan pemecahan bagi persoalan-persoalan kami; dan pemecahan tersebut bukan hanya untuk masyarakat kulit hitam kelas menengah, tetapi harus merupakan pemecahan yang pada akhirnya mempersiapkan masa depan setidaknya bagi rakyat kami.
Kami tidak melihat integrasi tidak bisa memberikan itu. Kami melihat hal itu dalam bentuk sebuah bangsa yang merdeka dengan dukungan pemerintah Amerika Serikat.
Kepemimpinan macam apakah yang akan Anda pilih jika Anda mendapatkan kebebasan tersebut?
Saya tidak melihat adanya model kepemimpinan lain kecuali dari para Utusan tuhan. Ketika Israel, menurut Kitab Suci, masih dijajah Mesir, Tuhan menginginkan para putra Israel untuk tujuan-Nya, untuk kebesaran-Nya.
Lalu Dia mengutus Musa untuk memisahkan anak-anak Israel dari anak-anak Mesir dan memimpin mereka keluar dari Mesir menuju daerah mereka sendiri, di mana mereka mendirikan sebuah teokrasi yang berdasarkan pada aturan dan hukum Tuhan.
Contoh terakhir dari kepemimpinan semacam itu adalah Nabi Muhammad SAW, yang mendapati orang-orang Arab terbagi atas beberapa suku tanpa satu kebangsaan, tanpa fokus nasional, tanpa lembaga pendidikan.
Nabi Muhammad, dengan Al-Quran, menggalang persatuan di antara orang-orang tersebut dan membentuk mereka menjadi sebuah bangsa-bukan bangsa seperti bangsa Amerika, Perancis atau Inggris, tetapi sebuah bangsa yang meluas keluar batas daerah Arabia. Dan bangsa itu mencakup semua manusia dari berbagai warna kulit dan keturunan ras yang memeluk agama Islam. Mereka menjadi anggota 'Bangsa yang beragama Islam,' Nation of Islam.
Apakah Yang Mulia Elijah Muhammad seorang nabi, dan siapakah nabi yang terakhir?
Yang Mulia Elijah Muhammad tidak pernah mengatakan bahwa dia adalah seorang nabi. Para nabi diutus oleh Tuhan. Nabi Muhammad adalah penutup dari semua nabi. Beliau membawa kitab atau wahyu terakhir, yaitu Al-Quran. Kami tidak percaya ada nabi yang lain setelah Nabi Muhammad. Kami melihat bahwa Al-Quran mengajarkan pada kami bahwa setiap bangsa mendapat seorang utusan. Setiap bangsa menerima peringatan.
Sejak masa Nabi Muhammad, kami mendapati satu kenyataan baru di Amerika. Amerika adalah sebuah negara yang dihuni oleh penduduk asli Amerika. Kami tidak mempunyai catatan utusan Allah datang kepada penduduk asli Amerika.
Orang Kaukasia dari Eropa datang kemari. Mereka mempunyai nabi-nabi tetapi wahyu nabi-nabi tersebut telah lama diubah. Jadi apa yang Anda dapati di Amerika adalah orang-orang Kaukasia yang mendirikan sebuah bangsa dan pemerintahan yang berdasarkan pada Kitab Taurat Nabi Musa dan Kitab Injil Nabi Isa yang telah diubah.
Jadi Amerika adalah sebuah bangsa baru yang tidak memiliki hubungan yang nyata dengan ajaran Musa yang sebenarnya, dengan ajaran Isa yang sebenarnya, bahkan tidak pula dengan ajaran Muammad yang sebenarnya.
Maka sekarang, siapakah yang akan membawa ajaran-ajaran yang benar itu ke negara Barat dan memantapkannya di kalangan penduduk asli Amerika, di antara orang-orang Chicanos, di antara orang kulit hitam, dan di antara orang kulit putih?
"Saya yakin bahwa saya telah dipilih secara ketuhanan. Saya tidak melihat dengan cara bagaimana saya dapat berhasil jika bukan karena pilihan Tuhan dan dukungan-Nya, khususnya dalam usaha untuk membangun Islam di Amerika," ujar Louis Farrakhan, sebagaimana dinukil Steven Barbosa dalam buku berjudul "American Jihad, Islam After Malcolm X".
Menurutnya, siapa pun di antara mereka yang hari ini berdiri sebagai wakil dari Islam, sebagai wakil dari kebenaran, dan sebagai wakil Allah jika tidak ditunjuk oleh tuhan untuk melaksanakan tugas itu, tidak akan dapat meraih keberhasilan. "Saya yakin bahwa saya dipilih dan didukung oleh Allah untuk berhasil dalam mengangkat derajat masyarakat kulit hitam," ujarnya.
Berikut adalah petikan selengkapnya wawancara Steven Barbosa dalam buku yang telah diterjemahkan Sudirman Teba dan Fettiyah Basri menjadi "Jihad Gaya Amerika, Islam Setelah Malcolm X" (Mizan, 1995).
Saya tidak akan menggambarkan gerakan kami sebagai gerakan nasional, walaupun kami sangat menginginkan mempunyai kebangsaan yang bebas bagi orang-orang kami. Memiliki suatu bangsa yang bebas dan berdiri sendiri bukanlah ide baru, tetapi itu merupakan sebuah ide yang diterima dan berkembang sangat pesat di Amerika, baik di kalangan kulit putih maupun kulit hitam.
Kami yang benar-benar memikirkan rakyat kami harus mencarikan pemecahan bagi persoalan-persoalan kami; dan pemecahan tersebut bukan hanya untuk masyarakat kulit hitam kelas menengah, tetapi harus merupakan pemecahan yang pada akhirnya mempersiapkan masa depan setidaknya bagi rakyat kami.
Kami tidak melihat integrasi tidak bisa memberikan itu. Kami melihat hal itu dalam bentuk sebuah bangsa yang merdeka dengan dukungan pemerintah Amerika Serikat.
Kepemimpinan macam apakah yang akan Anda pilih jika Anda mendapatkan kebebasan tersebut?
Saya tidak melihat adanya model kepemimpinan lain kecuali dari para Utusan tuhan. Ketika Israel, menurut Kitab Suci, masih dijajah Mesir, Tuhan menginginkan para putra Israel untuk tujuan-Nya, untuk kebesaran-Nya.
Lalu Dia mengutus Musa untuk memisahkan anak-anak Israel dari anak-anak Mesir dan memimpin mereka keluar dari Mesir menuju daerah mereka sendiri, di mana mereka mendirikan sebuah teokrasi yang berdasarkan pada aturan dan hukum Tuhan.
Contoh terakhir dari kepemimpinan semacam itu adalah Nabi Muhammad SAW, yang mendapati orang-orang Arab terbagi atas beberapa suku tanpa satu kebangsaan, tanpa fokus nasional, tanpa lembaga pendidikan.
Nabi Muhammad, dengan Al-Quran, menggalang persatuan di antara orang-orang tersebut dan membentuk mereka menjadi sebuah bangsa-bukan bangsa seperti bangsa Amerika, Perancis atau Inggris, tetapi sebuah bangsa yang meluas keluar batas daerah Arabia. Dan bangsa itu mencakup semua manusia dari berbagai warna kulit dan keturunan ras yang memeluk agama Islam. Mereka menjadi anggota 'Bangsa yang beragama Islam,' Nation of Islam.
Apakah Yang Mulia Elijah Muhammad seorang nabi, dan siapakah nabi yang terakhir?
Yang Mulia Elijah Muhammad tidak pernah mengatakan bahwa dia adalah seorang nabi. Para nabi diutus oleh Tuhan. Nabi Muhammad adalah penutup dari semua nabi. Beliau membawa kitab atau wahyu terakhir, yaitu Al-Quran. Kami tidak percaya ada nabi yang lain setelah Nabi Muhammad. Kami melihat bahwa Al-Quran mengajarkan pada kami bahwa setiap bangsa mendapat seorang utusan. Setiap bangsa menerima peringatan.
Sejak masa Nabi Muhammad, kami mendapati satu kenyataan baru di Amerika. Amerika adalah sebuah negara yang dihuni oleh penduduk asli Amerika. Kami tidak mempunyai catatan utusan Allah datang kepada penduduk asli Amerika.
Orang Kaukasia dari Eropa datang kemari. Mereka mempunyai nabi-nabi tetapi wahyu nabi-nabi tersebut telah lama diubah. Jadi apa yang Anda dapati di Amerika adalah orang-orang Kaukasia yang mendirikan sebuah bangsa dan pemerintahan yang berdasarkan pada Kitab Taurat Nabi Musa dan Kitab Injil Nabi Isa yang telah diubah.
Jadi Amerika adalah sebuah bangsa baru yang tidak memiliki hubungan yang nyata dengan ajaran Musa yang sebenarnya, dengan ajaran Isa yang sebenarnya, bahkan tidak pula dengan ajaran Muammad yang sebenarnya.
Maka sekarang, siapakah yang akan membawa ajaran-ajaran yang benar itu ke negara Barat dan memantapkannya di kalangan penduduk asli Amerika, di antara orang-orang Chicanos, di antara orang kulit hitam, dan di antara orang kulit putih?