Kemudian Allah menjadikan keturunan Bani Israil menyebar luas, dan keadaan mereka senantiasa berada di bawah kekuasaan dinasti Fir'aun. Pada saat itu, mereka masih berada di atas agama yang lurus yaitu agama yang diajarkan oleh Nabi Yusuf, Ya'qub , Ishak dan Ibrahim , serta berada dalam syariat Islam dan berpegang teguh dengannya. (Baca juga: Persiapkan Lumbung Pangan, Prabowo Belajar dari Kisah Nabi Yusuf? )
Hingga sampai pada masanya, Fir'aun yang sezaman dengan Nabi Musa 'alaihi sallam. Belum pernah dijumpai sebelumnya ada raja dari dinasti Fir'aun yang lebih kafir kepada Allah. Tidak pula yang lebih didengar ucapannya dan paling lama kekuasaannya dari pada dia.
Al-Qur'an merekam dengan jelas tentang masyarakat yang berada pada masa Nabi Yusuf 'alaihi sallam. Mereka adalah orang-orang yang menetapkan keberadaan Allah azza wa jalla, dan mereka menyekutukan Allah dengan peribadatan yang mereka miliki. (Baca juga: Nabi Yusuf AS Tak Sekadar Mentakwilkan Mimpi Sang Raja)
Baca Juga:
Oleh karena itu, Nabi Yusuf mengajak bicara kepada raja dan al-Aziz serta kaumnya yang terkandung pengakuan mereka akan keberadaan sang pencipta. Semisal firman Allah ta'ala ketika menukil ucapan beliau, Allah mengatakan:
﴿ يَٰصَٰحِبَيِ ٱلسِّجۡنِ ءَأَرۡبَابٞ مُّتَفَرِّقُونَ خَيۡرٌ أَمِ ٱللَّهُ ٱلۡوَٰحِدُ ٱلۡقَهَّارُ ٣٩ ﴾ [يوسف: 39 ]
"Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? ". (QS Yusuf: 39).
Baca juga: Tuhan-Tuhan Bani Israel dan Misi Tauhid Nabi Musa
Dan ucapan beliau, yang Allah nukil dalam firmanNya: