Fira'un: Beda Antara Zaman Nabi Yusuf dan Zaman Nabi Musa

Jum'at, 05 Juni 2020 - 07:34 WIB
loading...
Firaun: Beda Antara Zaman Nabi Yusuf dan Zaman Nabi Musa
Ada perbedaan mencolok antara Firaun era Nabi Yusuf dan Nabi Musa. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
Ibnu Ishaq berkata bahwa Allah ta'ala mengambil nyawa Nabi Yusuf ' alaihi sallam. Selanjutnya raja yang hidup sezaman dengan beliau juga meninggal, yang bernama Rayan bin al-Walid, kemudian kerajaanya diwarisi oleh raja-raja dari dinasti Fir'aun .

Kemudian Allah menjadikan keturunan Bani Israil menyebar luas, dan keadaan mereka senantiasa berada di bawah kekuasaan dinasti Fir'aun. Pada saat itu, mereka masih berada di atas agama yang lurus yaitu agama yang diajarkan oleh Nabi Yusuf, Ya'qub , Ishak dan Ibrahim , serta berada dalam syariat Islam dan berpegang teguh dengannya. ( )

Hingga sampai pada masanya, Fir'aun yang sezaman dengan Nabi Musa 'alaihi sallam. Belum pernah dijumpai sebelumnya ada raja dari dinasti Fir'aun yang lebih kafir kepada Allah. Tidak pula yang lebih didengar ucapannya dan paling lama kekuasaannya dari pada dia.

Al-Qur'an merekam dengan jelas tentang masyarakat yang berada pada masa Nabi Yusuf 'alaihi sallam. Mereka adalah orang-orang yang menetapkan keberadaan Allah azza wa jalla, dan mereka menyekutukan Allah dengan peribadatan yang mereka miliki. (

Oleh karena itu, Nabi Yusuf mengajak bicara kepada raja dan al-Aziz serta kaumnya yang terkandung pengakuan mereka akan keberadaan sang pencipta. Semisal firman Allah ta'ala ketika menukil ucapan beliau, Allah mengatakan:

﴿ يَٰصَٰحِبَيِ ٱلسِّجۡنِ ءَأَرۡبَابٞ مُّتَفَرِّقُونَ خَيۡرٌ أَمِ ٱللَّهُ ٱلۡوَٰحِدُ ٱلۡقَهَّارُ ٣٩ ﴾ [يوسف: 39 ]

"Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? ". (QS Yusuf: 39).



Dan ucapan beliau, yang Allah nukil dalam firmanNya:

﴿ فَلَمَّا جَآءَهُ ٱلرَّسُولُ قَالَ ٱرۡجِعۡ إِلَىٰ رَبِّكَ فَسۡ‍َٔلۡهُ مَا بَالُ ٱلنِّسۡوَةِ ٱلَّٰتِي قَطَّعۡنَ أَيۡدِيَهُنَّۚ إِنَّ رَبِّي بِكَيۡدِهِنَّ عَلِيمٞ ٥٠ قَالَ مَا خَطۡبُكُنَّ إِذۡ رَٰوَدتُّنَّ يُوسُفَ عَن نَّفۡسِهِۦۚ قُلۡنَ حَٰشَ لِلَّهِ مَا عَلِمۡنَا عَلَيۡهِ مِن سُوٓءٖۚ قَالَتِ ٱمۡرَأَتُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡـَٰٔنَ حَصۡحَصَ ٱلۡحَقُّ أَنَا۠ رَٰوَدتُّهُۥ عَن نَّفۡسِهِۦ وَإِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ٥١ ذَٰلِكَ لِيَعۡلَمَ أَنِّي لَمۡ أَخُنۡهُ بِٱلۡغَيۡبِ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي كَيۡدَ ٱلۡخَآئِنِينَ ٥٢ ﴾ [ يوسف: 50-53 ]

"Maka tatkala utusan itu datang kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: "Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagaimana halnya wanita-wanita yang telah melukai tangannya. Sesungguhnya Tuhanku, Maha mengetahui tipu daya mereka.

Raja berkata (kepada wanita-wanita itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?" mereka berkata: "Maha sempurna Allah, Kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari padanya".

Berkata isteri al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar."

(Yusuf berkata): "Yang demikian itu agar dia (al Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang". (QS Yusuf: 50-53).



Dan ucapan keluarga Fir'aun yang beriman kepada kaumnya:

﴿ وَلَقَدۡ جَآءَكُمۡ يُوسُفُ مِن قَبۡلُ بِٱلۡبَيِّنَٰتِ فَمَا زِلۡتُمۡ فِي شَكّٖ مِّمَّا جَآءَكُم بِهِۦۖ حَتَّىٰٓ إِذَا هَلَكَ قُلۡتُمۡ لَن يَبۡعَثَ ٱللَّهُ مِنۢ بَعۡدِهِۦ رَسُولٗاۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ مَنۡ هُوَ مُسۡرِفٞ مُّرۡتَابٌ ٣٤ ﴾ [ غافر: 34 ]

"Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: "Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya. Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu". (QS Ghaafir: 34).



Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria dalam buku: “Syirik pada Zaman Dahulu dan Sekarang” yang diterjemahkan Abu Umamah Arif Hidayatullah menyatakan maka ini semua mengandung konsekuensi bahwa kaum yang nabi Yusuf 'alaihi sallam diutus padanya adalah kaum yang mengakui keberadaan Allah.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1976 seconds (0.1#10.140)