Tiga Salawat yang Dianjurkan untuk Diamalkan di Hari Jumat

Kamis, 04 November 2021 - 19:24 WIB
loading...
A A A
Bersalawat di Hari Jumat
Rasulullah SAW bersabda,

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah salawat kepadaku pada setiap Jumat. Karena salawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jumat. Barangsiapa yang banyak bersalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR Baihaqi)

Hari Jumat memanglah hari yang istimewa. Banyak faedah yang terdapat di dalamnya. Mengenai hal ini, Ibn al-Qayyim dalam Zad al-Ma’ad fi Hady Khair al-Ibadmenyebutkan, “..(kekhususan) yang kedua adalah sunnahnya memperbanyak selawat kepada Nabi Muhammad SAW, siang dan malamnya, berdasar hadis di atas. Rasulullah SAW adalah sayyidul anam, pemimpin manusia dan hari Jumat adalah sayyidul ayam, pemimpin hari, dan bersalawat pada hari tersebut memiliki keutamaan yang tidak dimiliki hari yang lain.”

“Hikmah yang lain,” lanjut Ibn al-Qayyim, “adalah semua kebaikan yang didapat oleh umat Muhammad, baik kebaikan dunia maupun akhirat, tak lepas dari perantara beliau SAW.

Allah mengumpulkan kebaikan dunia-akhirat umat Muhammad pada diri beliau. Maka hanya pada hari Jumat kemulian teragung itu diperoleh.

Hari Jumat adalah hari di mana manusia dibangkitkan dari kubur menuju tempat tinggal dan istananya di surga. Ia adalah hari berbekal ketika mereka masuk ke dalam surga.

Hari Jumat adalah hari raya di dunia dan hari di mana Allah memenuhi permohonan dan hajat-hajat hambaNya. Doa setiap hamba pada hari itu tak akan ditolak. Ini semua adalah sebab Nabi Muhammad.

Barangsiapa bersyukur dan memuji Allah, lalu menunaikan hak beliau, maka hendaklah memperbanyak salawat kepada beliau SAW di hari Jumat, siang maupun malam.”

Dr Alwi bin Ahmad menambahkan, pada dasarnya semua perkara adalah mubah. Tetapi niat baik mengubahnya dari sebuah kebiasaan yang diperbolehkan menjadi ibadah yang diganjar pahala. Kaidahnya, al-niyyah tuhawwilu al-‘adah ila ibadah, niat dapat mengubah perkara adat (kebiasaan) menjadi ibadah.



Tafsir QS al-Ahzab Ayat 56
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan makna yang dimaksud dari QS al-Ahzab ayat 56 ialah Allah SWT memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya tentang kedudukan hamba dan Nabi-Nya di kalangan makhluk-Nya yang tertinggi (para malaikat), bahwa Dia memujinya di kalangan para malaikat yang terdekat dengan-Nya, dan bahwa para malaikat pun ikut bersalawat untuknya.

Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada penghuni alam bawah (bumi) untuk bersalawat dan bersalam untuk Nabi SAW. Dengan demikian, maka terhimpunkanlah baginya pujian dari kalangan penduduk alam atas dan alam bawah.

Ibn Asyur dalam kitabnya berjudul al-Tahrir wa al-Tanwir menerangkan bahwa salawat yang diperintahkan tak hanya kepada Nabi Muhammad belaka, tetapi juga kepada para istri dan keluarga beliau.

Dengan bersalawat kepada Nabi Muhammad, derajat seorang hamba menjadi dekat dengan para malaikat dan Allah.

Hal ini ditunjukkan dengan penyebutan orang-orang mukmin setelah malaikat dan Allah. Kemudian bentuk kalimat ayat tersebut adalah jumlah ismiyah yang memberi faidah menguatkan kabar, yaitu yushalluna (bersalawat), dan dibuka oleh lafal jalalah sebagai pengagungan terhadap perkara yang dikandung ayat tersebut.
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3329 seconds (0.1#10.140)