Tiga Salawat yang Dianjurkan untuk Diamalkan di Hari Jumat
loading...

Salawat yang diperintahkan tak hanya kepada Nabi Muhammad belaka, tetapi juga kepada para isteri dan keluarga beliau. (Ilustrasi :Ist)
A
A
A
Setidaknya ada tiga redaksi salawat Nabi Muhammad SAW yang dianjurkan untuk diamalkan setiap saat, terutama di hari Jumat. Tiga salawat yang dianjurkan untuk kita amalkan itu berdasar hadits shahih.
Pertama, dari Zaid bin Abdullah berkata bahwa sesungguhnya mereka dianjurkan mengucapkan,
Allahumma sholli ‘ala Muhammad an nabiyyil ummiyyi.
Artinya: Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad Nabi yang Ummi”
Kedua, dari Ka’ab bin ‘Ujroh, beliau mengatakan,
“Wahai Rasulullah, kami sudah mengetahui bagaimana kami mengucapkan salam padamu. Lalu bagaimana kami bershalawat padamu?” Nabi SAW bersabda, “ucapkanlah,
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid”
Artinya: Ya Allah, berilah salawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi salawat kepada kerabat Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Ketiga, dalam riwayat Bukhari no. 3370 terdapat lafazh salawat sebagai berikut,
Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.”
Artinya: Ya Allah, berilah salawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi salawat kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia
Perintah Bersalawat
Derajat Nabi Muhammad SAW di sisi Allah SWT sungguh agung. Bagaimana tidak, Allah adalah yang pertama bersalawat kepada Nabi SAW, lalu yang kedua para malaikat-Nya, baru kemudian memerintahkan para mukmin untuk turut bersalawat-salam kepada beliau.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” ( QS al-Ahzab : 56 )
Ayat ini mewajibkan kita untuk bersalawat kepada Nabi SAW. Perintah mengamalkan salawat ini ditegaskan juga dalam hadits Nabi Muhammad SAW berikut, dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa bersalawat kepadaku atau meminta agar aku mendapatkan wasilah, maka dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat nanti.” (Hadits ini terdapat dalam Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabiy no. 50, Isma’il bin Ishaq Al Jahdiy. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,
"Barangsiapa yang bersalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim no. 408)
Pertama, dari Zaid bin Abdullah berkata bahwa sesungguhnya mereka dianjurkan mengucapkan,
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ
Allahumma sholli ‘ala Muhammad an nabiyyil ummiyyi.
Artinya: Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad Nabi yang Ummi”
Kedua, dari Ka’ab bin ‘Ujroh, beliau mengatakan,
“Wahai Rasulullah, kami sudah mengetahui bagaimana kami mengucapkan salam padamu. Lalu bagaimana kami bershalawat padamu?” Nabi SAW bersabda, “ucapkanlah,
اللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid”
Artinya: Ya Allah, berilah salawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi salawat kepada kerabat Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Ketiga, dalam riwayat Bukhari no. 3370 terdapat lafazh salawat sebagai berikut,
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.”
Artinya: Ya Allah, berilah salawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi salawat kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia
Perintah Bersalawat
Derajat Nabi Muhammad SAW di sisi Allah SWT sungguh agung. Bagaimana tidak, Allah adalah yang pertama bersalawat kepada Nabi SAW, lalu yang kedua para malaikat-Nya, baru kemudian memerintahkan para mukmin untuk turut bersalawat-salam kepada beliau.
Allah SWT berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” ( QS al-Ahzab : 56 )
Ayat ini mewajibkan kita untuk bersalawat kepada Nabi SAW. Perintah mengamalkan salawat ini ditegaskan juga dalam hadits Nabi Muhammad SAW berikut, dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ أَوْ سَأَلَ لِي الوَسِيْلَةَ حَقَّتْ عَلَيْهِ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ
“Barangsiapa bersalawat kepadaku atau meminta agar aku mendapatkan wasilah, maka dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat nanti.” (Hadits ini terdapat dalam Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabiy no. 50, Isma’il bin Ishaq Al Jahdiy. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
"Barangsiapa yang bersalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim no. 408)