Burung Gagak dan Kisah Qabil Menguburkan Habil

Kamis, 11 November 2021 - 13:05 WIB
loading...
Burung Gagak dan Kisah Qabil Menguburkan Habil
Burung gagak yang mengajari Qabil bagaimana cara merawat jenazah saudaranya yang dibunuh. (Foto/Ilustrasi: Ist)
A A A
Kisah burung gagak dan awal tradisi menguburkan orang yang telah meninggal disebutkan oleh Al-Qur’an berawal dari pertikaian dua anak Nabi Adam yang bernama Qabil dan Habil. Pertikaian tersebut membuat Qabil kemudian membunuh Habil.



Allah SWT berfirman:

فَطَوَّعَتْ لَهٗ نَفْسُهٗ قَتْلَ اَخِيْهِ فَقَتَلَهٗ فَاَصْبَحَ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ ٣٠ فَبَعَثَ اللّٰهُ غُرَابًا يَّبْحَثُ فِى الْاَرْضِ لِيُرِيَهٗ كَيْفَ يُوَارِيْ سَوْءَةَ اَخِيْهِ ۗ قَالَ يٰوَيْلَتٰٓى اَعَجَزْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِثْلَ هٰذَا الْغُرَابِ فَاُوَارِيَ سَوْءَةَ اَخِيْۚ فَاَصْبَحَ مِنَ النّٰدِمِيْنَ ۛ ٣١

Kemudian, hawa nafsunya (Qabil) mendorong dia untuk membunuh saudaranya. Maka, dia pun (benar-benar) membunuhnya sehingga dia termasuk orang-orang yang rugi.

Kemudian, Allah mengirim seekor burung gagak untuk menggali tanah supaya Dia memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana cara mengubur mayat saudaranya. (Qabil) berkata, “Celakalah aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini sehingga aku dapat mengubur mayat saudaraku?” Maka, jadilah dia termasuk orang-orang yang menyesal ( QS Al-Ma’idah [5]: 30-31 ).

Imam Ibn Katsir di dalam tafsirnya mengutip riwayat Imam As-Sa’di, bahwa ketika dua orang bersaudara itu saling bunuh dan akhirnya salah satunya mati, si pembunuh pun kebingungan hendak diapakan saudaranya yang telah meninggal tersebut. Ia sempat membiarkannya di tempat terbuka.

Allah lalu berkehendak memperlihatkan dua gagak yang bertengkar sehingga terbunuh salah satunya. Lalu gagak yang hidup mengubur gagak yang mati. Maka si pembunuh tersebut mengubur saudaranya yang terbunuh.

Imam Ar-Razi di dalam Tafsir Mafatihul Ghaib menyatakan, menurut sebagian kisah, setelah Qabil membunuh Habil, Qabil kebingungan hendak diapakan mayat Habil.

Qabil sempat meletakkan mayat saudaranya itu pada sebuah kantung dan menggendongnya sampai mayatnya berbau, sebab khawatir bila ditinggalkan maka akan ada hewan buas yang mendekatinya. Lalu Allah mentakdirkan munculnya dua gagak sehingga Qabil dapat belajar dari gagak tersebut.



Burung Gagak
Melihat contoh dan pengajaran yang diberikan oleh burung gagak itu, termenunglah Qabil sejenak lalu berkata pada dirinya sendiri: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?"

Satu penelitian mendapati bahwa burung gagak merupakan hewan yang paling cerdas di dunia. Hal ini disebut Ilmuwan Bernd Heinrich dan Thomas Bugnyar dari Vermont University, Kanada dan St Andrews University, Skotlandia yang melakukan penelitian tentang gagak.

Majalah American Scientific mempublikasikan hasil penelitian keduanya yang menyebutkan bahwa burung gagak memiliki kemampuan dan mental yang sangat baik, sehingga ia dapat beradaptasi dengan baik di lingkungannya.

Para ilmuwan ini juga mengatakan bahwa burung gagak menggunakan logika untuk memecahkan masalah dan beberapa kemampuan mereka bahkan melampaui dari kera besar.

Gagak adalah anggota burung pengicau (Passeriformes) yang termasuk dalam marga Corvus, suku Corvidae.

Hampir semua jenis burung ini berukuran relatif besar dan berwarna bulu dominan hitam. Daerah sebarannya ada di seluruh benua dan kepulauan, dengan perkecualian di Amerika Selatan.

Maurice Burton dan Robert Burton dalam bukunya berjudul Crow: The International Wildlife Encyclopedia, menyebut di antara jenis-jenis unggas, gagak diketahui mempunyai tingkat kecerdasan tertinggi di antara para burung.

Kualitas ini sudah sejak lama diketahui manusia, khususnya dalam keterampilannya mencuri berbagai alat bantu manusia. Hewan ini mempunyai kemampuan belajar dan dapat memecahkan permasalahan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2055 seconds (0.1#10.140)