Canda Ala Sufi: Malam Bulan Purnama, Burung Gagak, dan Kepala Botak

Minggu, 20 Desember 2020 - 06:05 WIB
loading...
Canda Ala Sufi: Malam Bulan Purnama, Burung Gagak, dan Kepala Botak
Nashruddin Hoja. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
Beriku ceria kocak ala sufi yang dinukil dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra dan diterjemahkan oleh Muhdor Assegaf dengan judul " Canda Ala Sufi Nashruddin "

Di Malam Bulan Purnama

Saat malam purnama, Nashruddin memandangi sebuah taman miliknya. Dia lalu berkhayal, seakan-akan ada sesosok bangkai yang tergeletak di situ. Nashruddin kemudian membangunkan istrinya dan berkata padanya, "Cepat! Ambilkan busur dan panah itu." ( )

Istri Nashruddin melaksanakan perintah itu dan dia sendiri kemudian memanah bangkai itu hingga terkena bagian perutnya. Hati Nashruddin menjadi tenang dan dia kembali ke tempat tidurnya.

Pagi harinya, Nashruddin pergi ke taman miliknya itu untuk mencari bangkai yang telah dipanahnya semalam, namun dia tidak mendapatkannya. Dia hanya melihat sebuah jubah tebal yang koyak di bagian pusarnya.

Nashruddin langsung bersyukur kepada Allah dan bersujud. Istrinya berkata padanya, "Apa gerangan yang terjadi sehingga engkau sujud begitu khusuk?"



Nashruddin menjawab, "Dasar perempuan bodoh, engkau tidak melihat bahwa panah itu tepat mengenai pusarnya dan mengoyaknya. Andai aku mengenakannya, tentu engkau tahu apa yang akan terjadi; aku akan terluka dan mati!"

Nashruddin lalu menunduk dan memegang perutnya dengan kedua tangannya sembari mengucapkan hamdalah.

Burung Gagak Lebih Membutuhkan

Nashruddin beserta istrinya pergi ke danau untuk mencuci pakaian. Setelah keduanya sampai dan meletakkan pakaian, tiba-tiba datang seekor gagak yang hinggap di atas pakaian itu lalu membawa terbang sabun miliknya.



Melihat itu, istri Nashruddin berteriak dan berkata, "Lihat! Gagak itu telah mencuri sabun kita."

Nashruddin menjawab dengan tenang, "Mengapa mesti bingung... Bukankah baju sang gagak jauh lebih kotor ketimbang pakaian kita? Tentu dia lebih membutuhkan sabun."

Setengah Kepala

Suatu hari, Nashruddin pergi ke sebuah pemangkas rambut untuk mencukur rambutnya. Setelah selesai, dia memberikan kepadanya uang satu dirham. Setelah satu minggu, Nashruddin datang kembali ke tempat itu guna mencukur rambut untuk yang kedua kalinya. Setelah selesai, seperti biasa, pemangkas rambut itu berdiri di depan Nashruddin untuk meminta ongkosnya.



Nashruddin berkata kepadanya, "Wahai sahabat, engkau kan tahu bahwa kepalaku ini botak, sehingga kepala ini sama dengan setengah kepala. Bukankah engkau telah memangkas rambutku ini dua kali? Ongkosnya yang satu dirham itu!"
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2520 seconds (0.1#10.140)