Kriteria Pasangan Hidup yang Berkarakter Surgawi
loading...
A
A
A
Pasangan hidup yang saleh adalah sumber kebahagiaan, karena dengan kesalehannya Allah Ta'ala berkenan memberikan sentuhan-sentuhan keberkahan yang jauh melampaui dugaan kita. Rezeki yang penuh manfaat, lahirnya buah hati yang cerdas, keluarga selalu harmonis, nikmat selalu terasa cukup bahkan berlebihan adalah sedikit dari berkah-berkah kesalehan itu.
Untuk mewujudkan itu, Allah Ta'ala telah mengilhamkan kepada manusia sebuah tata cara, sistem kehidupan manusia yang detail dan lengkap melalui Al-Qur'an. Ibarat mesin yang dilengkapi dengan handbook dan petunjuk pemakaian, manusia pun diberikan manual book-nya oleh Sang Pencipta dengan diturunkannya Al-Qur'an.
Apabila petunjuk itu dipahami dan dijalankan dengan sebenar-benarnya, insya Allah kehidupan yang berlangsung di muka bumi akan berjalan dengan damai dan selamat. Teori dan praktek memang tidak selalu sama, tetapi kita semua berusaha untuk berada dalam posisi paling dekat dengan apa yang digariskan oleh Allah Ta'ala dalam A-Qur'an.
Salah satu sistem yang dirumuskan garis besarnya dalam Al-Qur'an dan dirinci dalam Hadis Nabi adalah petunjuk tentang pernikahan. Pernikahan adalah salah satu cara yang digariskan oleh Allah untuk menjaga keberlangsungan hidup dan kekhalifahan manusia di bumi. Dibuatlah aturan pernikahan yang sesuai dengan fitrah dan tujuan utama pernikahan itu sendiri.
Pernikahan adalah tempat untuk mempertemukan kecenderungan dua jenis manusia dalam lembaga yang kokoh. Diharapkan orang-orang yang berkumpul di dalamnya merasa nyaman, tenang, dan tenteram. Pernikahan menjadi rumah terhangat yang paling menyenangkan bagi setiap anggotanya.
Suami dan istri melabuhkan lelahnya di rumah, anak-anak pertama kali membagi suka-dukanya kepada saudara kandung dan orangtuanya. Ayah dan ibu menjadi penerang jalan bagi anak-anaknya. Anak-anak menjadi cahaya penyejuk bagi orangtua. Di dalamnya tertanam rasa kasih sayang yang menjadi dasar tumbuhnya benih-benih kebaikan, produktivitas, dan kemaslahatan bagi masyarakat. Sebagaimana firman Allah Ta'ala :
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS Ar-Rum : 21)
Namun tujuan mulia ini sering mengalami tidak sesuai dengan kenyataannya. Fakta di lapangan , sering jauh panggang dari api. Suami yang abai tanggung jawab. Istri yang tidak memahami posisinya. Orangtua yang tidak bersahabat dan enggan mendengarkan anak-anaknya. Anak yang durhaka kepada orangtuanya. Betapa banyak jiwa yang menangis karena terabaikan oleh darah dagingnya sendiri. Sungguh pemandangan yang mengiris hati.
Ini terjadi karena para suami dan istri tidak sepenuhnya mengerti apa yang diilhamkan Allah Ta'ala di dalam wahyu-Nya dan sunnah Rasulullah-Nya, tidak menggigitnya kuat-kuat dengan gigi gerahamnya. Karena di tangan para suami dan istri inilah diletakkan dasar-dasar dalam membangun keluarga yang tenteram, penuh cinta dan kasih sayang. Suami dan istri itulah yang harus mengerti apa yang ditunjukkan Islam untuk mencapai keluarga yang tenteram.
Dikutip dari Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi dalam kitabnya ' Shifat Az-Zauj wa Az-Zaujah Ash-Shalihah' dijelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah contoh yang paling ideal dalam tataran praktek dan aplikasi sistem pernikahan. Dalam catatan sejarah yang direkam dalam Hadits Nabi, meski rumah tangga Rasulullah adalah rumah tangga yang ideal, namun tetap ada konflik seperti yang biasa terjadi dalam rumah tangga kita juga.
Nabi dan istri-istrinya adalah manusia yang memiliki fitrah yang sama dengan kita. Dari sanalah kita selalu belajar untuk menjadi yang terbaik dalam tujuan pernikahan. Dengan menjalaninya sepenuh hati dan semaksimal potensi, kita menjadi agen dalam misi manusia di muka bumi. Tidakkah itu ibadah yang luar biasa? Allah menjanjikan surga-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.
Jika kita adalah suami atau istri yang mencintai pasangan, ingin menikah kembali di surga kelak, berikut karakter suami dan istri yang diajarkan Rasulullah untuk menjadi sebuah kebiasaan, atau menjadi suami istri berkarakter surgawi.
Karakter suami yang shaleh :
1.Taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
2.Memilih perempuan yang saleha untuk menjadi pendampingnya.
3.Memerintahkan keluarganya untuk shalat.
4.Tidak mendekati istrinya ketika sedang haid.
5.Menggauli istrinya di tempat lahirnya anak.
6.Memberi makanan halal untuk diri dan keluarganya.
7.Tidak menjauhi istrinya lebih dari 4 (empat) bulan.
8.Tidak meminta pertolongan ahli sihir dan paranormal
9.Mengikuti petunjuk Islam ketika meluruskan istrinya.
10.Menggauli istrinya dengan baik.
11.Menjaga perasaan dan kehormatan dirinya.
12.Tidak mengabaikan hak mahar dan nafkah istrinya.
13.Berlaku adil kepada istri-istrinya ketika berpoligami.
14.Menceraikan istrinya secara baik-baik ketika memutuskan untuk talak.
15.Tidak melamar calon istrinya dalam masa iddah.
16.Mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah talak.
17.Berbakti kepada orangtua dan menjaga tali silaturahim.
Karakter istri yang saleha :
1.Taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
2.Menjaga diri ketika suaminya tidak ada.
3.Menghormati suami dan memuliakannya.
4.Taat kepada suaminya.
5.Tidak keluar rumah kecuali seizin suami.
6.Mengikuti petunjuk Islam dalam menasihati suami.
7.Tidak berhias kecuali untuk suaminya.
8.Ridha dan rela dengan apa yang Allah berikan untuknya.
9.Tidak berpuasa sunnah kecuali seizin suami.
10.Menjaga harta suami.
11.Tidak menampakkan apa yang Allah perintahkan untuk disembunyikan.
12.Tidak melakukan tindakan yang membahayakan janinnya.
13.Menyusui anaknya sendiri.
14.Hemat dalam hidup.
15.Memerhatikan pendidikan anak-anaknya.
16.Menjaga, melayani, dan membantu suaminya.
17.Menetapi masa iddah saat suaminya meninggal. (Baca juga : Inilah Potret Istri Saleha dan Penyejuk Hati Suami )
Sebuah anugerah besar, bila suami dan istri bisa memiliki karakter surgawi tersebut, yang senantiasa membuat pasangannya bahagia.
Wallahu A'lam
Untuk mewujudkan itu, Allah Ta'ala telah mengilhamkan kepada manusia sebuah tata cara, sistem kehidupan manusia yang detail dan lengkap melalui Al-Qur'an. Ibarat mesin yang dilengkapi dengan handbook dan petunjuk pemakaian, manusia pun diberikan manual book-nya oleh Sang Pencipta dengan diturunkannya Al-Qur'an.
Apabila petunjuk itu dipahami dan dijalankan dengan sebenar-benarnya, insya Allah kehidupan yang berlangsung di muka bumi akan berjalan dengan damai dan selamat. Teori dan praktek memang tidak selalu sama, tetapi kita semua berusaha untuk berada dalam posisi paling dekat dengan apa yang digariskan oleh Allah Ta'ala dalam A-Qur'an.
Salah satu sistem yang dirumuskan garis besarnya dalam Al-Qur'an dan dirinci dalam Hadis Nabi adalah petunjuk tentang pernikahan. Pernikahan adalah salah satu cara yang digariskan oleh Allah untuk menjaga keberlangsungan hidup dan kekhalifahan manusia di bumi. Dibuatlah aturan pernikahan yang sesuai dengan fitrah dan tujuan utama pernikahan itu sendiri.
Pernikahan adalah tempat untuk mempertemukan kecenderungan dua jenis manusia dalam lembaga yang kokoh. Diharapkan orang-orang yang berkumpul di dalamnya merasa nyaman, tenang, dan tenteram. Pernikahan menjadi rumah terhangat yang paling menyenangkan bagi setiap anggotanya.
Suami dan istri melabuhkan lelahnya di rumah, anak-anak pertama kali membagi suka-dukanya kepada saudara kandung dan orangtuanya. Ayah dan ibu menjadi penerang jalan bagi anak-anaknya. Anak-anak menjadi cahaya penyejuk bagi orangtua. Di dalamnya tertanam rasa kasih sayang yang menjadi dasar tumbuhnya benih-benih kebaikan, produktivitas, dan kemaslahatan bagi masyarakat. Sebagaimana firman Allah Ta'ala :
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS Ar-Rum : 21)
Namun tujuan mulia ini sering mengalami tidak sesuai dengan kenyataannya. Fakta di lapangan , sering jauh panggang dari api. Suami yang abai tanggung jawab. Istri yang tidak memahami posisinya. Orangtua yang tidak bersahabat dan enggan mendengarkan anak-anaknya. Anak yang durhaka kepada orangtuanya. Betapa banyak jiwa yang menangis karena terabaikan oleh darah dagingnya sendiri. Sungguh pemandangan yang mengiris hati.
Ini terjadi karena para suami dan istri tidak sepenuhnya mengerti apa yang diilhamkan Allah Ta'ala di dalam wahyu-Nya dan sunnah Rasulullah-Nya, tidak menggigitnya kuat-kuat dengan gigi gerahamnya. Karena di tangan para suami dan istri inilah diletakkan dasar-dasar dalam membangun keluarga yang tenteram, penuh cinta dan kasih sayang. Suami dan istri itulah yang harus mengerti apa yang ditunjukkan Islam untuk mencapai keluarga yang tenteram.
Dikutip dari Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi dalam kitabnya ' Shifat Az-Zauj wa Az-Zaujah Ash-Shalihah' dijelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah contoh yang paling ideal dalam tataran praktek dan aplikasi sistem pernikahan. Dalam catatan sejarah yang direkam dalam Hadits Nabi, meski rumah tangga Rasulullah adalah rumah tangga yang ideal, namun tetap ada konflik seperti yang biasa terjadi dalam rumah tangga kita juga.
Nabi dan istri-istrinya adalah manusia yang memiliki fitrah yang sama dengan kita. Dari sanalah kita selalu belajar untuk menjadi yang terbaik dalam tujuan pernikahan. Dengan menjalaninya sepenuh hati dan semaksimal potensi, kita menjadi agen dalam misi manusia di muka bumi. Tidakkah itu ibadah yang luar biasa? Allah menjanjikan surga-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.
Baca Juga
Jika kita adalah suami atau istri yang mencintai pasangan, ingin menikah kembali di surga kelak, berikut karakter suami dan istri yang diajarkan Rasulullah untuk menjadi sebuah kebiasaan, atau menjadi suami istri berkarakter surgawi.
Karakter suami yang shaleh :
1.Taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
2.Memilih perempuan yang saleha untuk menjadi pendampingnya.
3.Memerintahkan keluarganya untuk shalat.
4.Tidak mendekati istrinya ketika sedang haid.
5.Menggauli istrinya di tempat lahirnya anak.
6.Memberi makanan halal untuk diri dan keluarganya.
7.Tidak menjauhi istrinya lebih dari 4 (empat) bulan.
8.Tidak meminta pertolongan ahli sihir dan paranormal
9.Mengikuti petunjuk Islam ketika meluruskan istrinya.
10.Menggauli istrinya dengan baik.
11.Menjaga perasaan dan kehormatan dirinya.
12.Tidak mengabaikan hak mahar dan nafkah istrinya.
13.Berlaku adil kepada istri-istrinya ketika berpoligami.
14.Menceraikan istrinya secara baik-baik ketika memutuskan untuk talak.
15.Tidak melamar calon istrinya dalam masa iddah.
16.Mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah talak.
17.Berbakti kepada orangtua dan menjaga tali silaturahim.
Karakter istri yang saleha :
1.Taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
2.Menjaga diri ketika suaminya tidak ada.
3.Menghormati suami dan memuliakannya.
4.Taat kepada suaminya.
5.Tidak keluar rumah kecuali seizin suami.
6.Mengikuti petunjuk Islam dalam menasihati suami.
7.Tidak berhias kecuali untuk suaminya.
8.Ridha dan rela dengan apa yang Allah berikan untuknya.
9.Tidak berpuasa sunnah kecuali seizin suami.
10.Menjaga harta suami.
11.Tidak menampakkan apa yang Allah perintahkan untuk disembunyikan.
12.Tidak melakukan tindakan yang membahayakan janinnya.
13.Menyusui anaknya sendiri.
14.Hemat dalam hidup.
15.Memerhatikan pendidikan anak-anaknya.
16.Menjaga, melayani, dan membantu suaminya.
17.Menetapi masa iddah saat suaminya meninggal. (Baca juga : Inilah Potret Istri Saleha dan Penyejuk Hati Suami )
Sebuah anugerah besar, bila suami dan istri bisa memiliki karakter surgawi tersebut, yang senantiasa membuat pasangannya bahagia.
Wallahu A'lam
(wid)