Nabi Yeremia Sama dengan Khidir? Begini Wahyu yang Diterimanya
loading...
A
A
A
"Apabila mereka ikhlas menerimanya, maka Aku akan hilangkan keberkahannya. Apabila mereka berdoa, maka Aku tidak akan mengabulkan. Apabila mereka meminta, maka Aku tidak akan berikan. Apabila mereka menangis, maka Aku tidak akan mengasihani. Apabila mereka berusaha tunduk kepada-Ku, maka Aku akan memalingkan wajah-Ku dari mereka. (HR Ibnu Asakir).
Wahyu Allah untuk Yeremia
Ishaq bin Bisyr meriwayatkan, dari Idris, dari Wahab bin Munabbih, ia berkata: “Ketika Allah mengutus Yeremia kepada bangsa Israel, saat itu perbuatan maksiat sudah menjadi-jadi, mereka tidak lagi mengikuti ajaran yang benar, bahkan mereka membunuhi para Nabi yang diutus kepada mereka."
"Keadaan ini segera dimanfaatkan oleh Raja Nebukadnezar, Raja Babilonia, yang ditanamkan hatinya oleh Allah untuk menyerang Bani Israil, karena Allah berkehendak untuk mengadzab bangsa Yahudi yang telah menyimpang jalan melalui Nebukadnezar.
Sementara itu, Allah juga mewahyukan kepada Yeremia, “Sesungguhnya Aku hendak membinasakan Bani Israil dan mengadzab mereka. Maka bangkitlah kamu dan datanglah ke puncak Baitul Magdis untuk menerima perintah dan instruksi dari-Ku.”
Lalu Yeremia pun pergi ke puncak Baitul Magdis. Di sana ia merobek bajunya dan menaburkan debu ke atas kepalanya, lalu ia bersimpuh sujud kepada Allah seraya berkata: “Ya Tuhanku, aku berharap dahulu ibuku tidak melahirkan aku, dari pada aku harus menjadi Nabi terakhir yang diutus untuk Bani Israil, hingga runtuhnya Baitul Maqdis dan kebinasaan Bani Israil terjadi pada masaku.”
Allah berfirman kepadanya, “Angkatlah kepalamu.”
Lalu Yeremia pun mengangkat kepalanya, kemudian sambil menangis ia berkata, "Ya Tuhanku, siapakah yang Engkau tunjuk untuk menguasai Bani Israil?”
Allah menjawab, “Para penyembah api. Mereka tidak takut dengan siksaan-Ku dan mereka tidak mengharapkan pahala dari-Ku. Bangkitlah wahai Yeremia dan dengarkanlah Wahyu dari-Ku tentang kabar kamu dan Bani Israil."
“Sebelum Aku ciptakan, kamu telah menjadi orang pilihan-Ku. Sebelum Aku bentuk di dalam rahim ibumu, Aku telah mensucikan-Mu. Sebelum Aku keluarkan dari perut ibumu, kamu telah Aku bersihkan. Sebelum kamu menjadi baligh, Aku telah mengangkatmu menjadi Nabi. Sebelum kamu menjadi dewasa Aku telah memilihmu untuk menghadapi masalah yang sulit. Karena itu, bangkitlah kamu dan berjuanglah bersama raja dan tunjukkanlah kepadanya jalan yang Aku arahkan.”
Maka Yeremia pun menemui raja untuk memberitahukan jalan tersebut. Wahyu pun datang kepada Yeremia secara berkala untuk mendapatkan petunjuk-Nya. Hingga akhirnya Bani Israil semakin sesat, dan terlupa bagaimana mereka diselamatkan oleh Allah dari musuh mereka, Sinhareb beserta pasukannya.
Wahyu Allah untuk Yeremia
Ishaq bin Bisyr meriwayatkan, dari Idris, dari Wahab bin Munabbih, ia berkata: “Ketika Allah mengutus Yeremia kepada bangsa Israel, saat itu perbuatan maksiat sudah menjadi-jadi, mereka tidak lagi mengikuti ajaran yang benar, bahkan mereka membunuhi para Nabi yang diutus kepada mereka."
"Keadaan ini segera dimanfaatkan oleh Raja Nebukadnezar, Raja Babilonia, yang ditanamkan hatinya oleh Allah untuk menyerang Bani Israil, karena Allah berkehendak untuk mengadzab bangsa Yahudi yang telah menyimpang jalan melalui Nebukadnezar.
Sementara itu, Allah juga mewahyukan kepada Yeremia, “Sesungguhnya Aku hendak membinasakan Bani Israil dan mengadzab mereka. Maka bangkitlah kamu dan datanglah ke puncak Baitul Magdis untuk menerima perintah dan instruksi dari-Ku.”
Lalu Yeremia pun pergi ke puncak Baitul Magdis. Di sana ia merobek bajunya dan menaburkan debu ke atas kepalanya, lalu ia bersimpuh sujud kepada Allah seraya berkata: “Ya Tuhanku, aku berharap dahulu ibuku tidak melahirkan aku, dari pada aku harus menjadi Nabi terakhir yang diutus untuk Bani Israil, hingga runtuhnya Baitul Maqdis dan kebinasaan Bani Israil terjadi pada masaku.”
Allah berfirman kepadanya, “Angkatlah kepalamu.”
Lalu Yeremia pun mengangkat kepalanya, kemudian sambil menangis ia berkata, "Ya Tuhanku, siapakah yang Engkau tunjuk untuk menguasai Bani Israil?”
Allah menjawab, “Para penyembah api. Mereka tidak takut dengan siksaan-Ku dan mereka tidak mengharapkan pahala dari-Ku. Bangkitlah wahai Yeremia dan dengarkanlah Wahyu dari-Ku tentang kabar kamu dan Bani Israil."
“Sebelum Aku ciptakan, kamu telah menjadi orang pilihan-Ku. Sebelum Aku bentuk di dalam rahim ibumu, Aku telah mensucikan-Mu. Sebelum Aku keluarkan dari perut ibumu, kamu telah Aku bersihkan. Sebelum kamu menjadi baligh, Aku telah mengangkatmu menjadi Nabi. Sebelum kamu menjadi dewasa Aku telah memilihmu untuk menghadapi masalah yang sulit. Karena itu, bangkitlah kamu dan berjuanglah bersama raja dan tunjukkanlah kepadanya jalan yang Aku arahkan.”
Maka Yeremia pun menemui raja untuk memberitahukan jalan tersebut. Wahyu pun datang kepada Yeremia secara berkala untuk mendapatkan petunjuk-Nya. Hingga akhirnya Bani Israil semakin sesat, dan terlupa bagaimana mereka diselamatkan oleh Allah dari musuh mereka, Sinhareb beserta pasukannya.
(mhy)