Akibat Meninggalkan Amar Makruf Nahi Mungkar, Doa Tidak Dikabulkan

Sabtu, 18 Desember 2021 - 05:07 WIB
loading...
Akibat Meninggalkan Amar Makruf Nahi Mungkar, Doa Tidak Dikabulkan
Umat terdahulu sebelum Nabi Muhammad pernah dilaknat Allah karena tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Hal ini diabadikan dalam Surat Al-Maidah Ayat 78-79. Foto ilustrasi/dok zakatsukses
A A A
Amar Makruf Nahi Mungkar adalah perintah untuk menegakkan kebenaran (al-Haq) dan melarang kemungkaran (bathil). Ini termasuk syi'ar agama yang paling utama dan hukumnya fardhu kifayah.

Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar merupakan karakter sejati kaum beriman. Mereka adalah orang-orang yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran. Berikut firman Allah dalam Al-Qur'an:

وَلۡتَكُنۡ مِّنۡكُمۡ اُمَّةٌ يَّدۡعُوۡنَ اِلَى الۡخَيۡرِ وَيَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ‌ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ

"Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, serta menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah yang munkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran: 104)

Masih dalam Surat Ali Imran, Allah berfirman:

كُنۡتُمۡ خَيۡرَ اُمَّةٍ اُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَتُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ‌ؕ

"Engkau adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, dan mereka beriman kepada Allah..." (QS Ali Imran 110)

Peringatan Rasulullah SAW
Dalam satu riwayat, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengingatkan umatnya agar tidak mengabaikan Amar Makruf Nahi Mungkar.

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ

Dari Huzhaifah bin Al-Yaman dari Nabi shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Demi dzat yang jiwaku di tangan-Nya hendaknya engkau melakukan Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar, atau jika tidak, Allah hampir mengirim azab-Nya, kemudian engkau berdoa tetapi tidak dikabulkan. (HR At-Tirmidzi dan Ahmad)

Pelajaran yang terdapat dalam hadis di atas:
1. Kabar dari Rasulullah SAW tentang bahaya yang akan menimpa umat Islam.
2. Tentang kewajiban apa yang harus dilakukan umat Islam menghadapi situasi yang berat, yaitu penjagaan bumi agar tidak menjadi sarang kejahatan.
3. Perintah, umat Islam untuk berjamaah membuat suatu jaringan yang kokoh untuk menghadapi para penyeru ke api neraka.
4. Keharusan melaksanakan fungsi Amar Ma'ruf dan Nahi Mmungkar.
5. Tidaklah ideal kalau seorang bergabung dan berkomitmen dalam jamaah Islam sementara ia tidak turut aktif dalam berdakwah Amar Ma'ruf dan Nahi Mungkar.
6. Sebaliknya juga tidak ideal jika orang yang melakukan Amar Ma'ruf dan Nahi Mungkar tanpa sebuah jamaah yang kokoh.
7. Konsekuensi tidak melakukan Amar Makruf dan Nahi Munkar, atau jika tidak Allah hampir mengirim azabnya, kemudian mereka berdoa tetapi tidak dikabulkan.

Keutamaan Nahi Mungkar
Salah satu keutamaan mencegah kemungkaran (Nahi Mungkar) adalah selamat dari azab Allah dan memperoleh ridha dan surga-Nya. Sebagaimana firman-Nya:

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ

"Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik." (QS Al- A'rof: 165)

"Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Hud: 116-117)

Perlu diketahui, dalam mengamalkan Amar Makruf Nahi Mungkar, kaum muslim harus mengetahui ilmu dan kaidahnya. Untuk mencegah kemungkaran di tengah masyarakat tidak bisa sembarang melakukannya.

Menurut Ulama ahli Tafsir Qur'an Gus Baha dalam satu kajiannya, menangani kemungkaran hendaknya dengan cara yang baik, yang makruf, dan tidak menimbulkan kerusakan baru.

"Tidak seperti ekstremis," ujar ulama asal Rembang seperti diunggah kanal Santri Gayeng di kalan YouTube.

Gus Baha menjelaskan bahwa dalam fiqih terdapat kaidah Dar'ul Mafaasid Muqaddamun 'ala Jalbil-Masaalih. Artinya kurang lebih adalah menghindarkan kerusakan itu lebih didahulukan daripada mengejar kemaslahatan.

"Ini merupakan prinsip yang perlu kita pegang pertama kali," pesannya.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2232 seconds (0.1#10.140)