Takut Disalahkan, Sang Ayah Menyerahkan Nabi Ibrahim kepada Namrudz

Kamis, 23 April 2020 - 07:22 WIB
loading...
Takut Disalahkan, Sang Ayah Menyerahkan Nabi Ibrahim kepada Namrudz
Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama. Ilustrasi SINDOnews
A A A
NABI Ibrahim meninggalkan gua, tempat ia dilahirkan dan tinggal selama ini. Malaikat Jibril menuntunnya, mendatangi ibu dan ayahnya. Ketika melihatnya, Azar --sang ayah-- melompat, seraya merangkulnya. Dia melihat cahaya, kebaikan, dan keelokannya pada diri Ibrahim. ( Baca juga: Ibrahim Lahir dan Tinggal di Gua, Menyusu dengan Jari-Jarinya ).

Ibrahim bertanya kepada ibunya, “Siapa Tuhanmu” Ibunya menjawab, “Ayahmu.” Ibrahim bertanya, “Siapa Tuhan ayahku?” Ibunya menjawab, “Namrudz.” Ibrahim bertanya lagi, “Siapa Tuhannya Namrudz?” Mereka melarang Ibrahim menanyakan hal itu, tetapi Ibrahim tetap melanjutkan ucapannya.

Nabi Ibrahim Alaihis Salam (AS) berkata, “Tidak ada tuhan kecuali Allah. Dia adalah Tuhanku dan Tuhan bagi segala sesuatu.”

Pada saat itu, ibu dan bapaknya menangis karena mengkhawatirkannya dari kekejaman Namrudz. Akan tetapi, NabiIbrahim berkata kepada mereka berdua, “Jangan mengkhawatirkanku dari (kekejaman) Namrudz. Aku ada dalam penjagaan Zat yang telah menjagaku sewaktu aku kecil. Dia pasti menjagaku ketika aku sudah besar.”

Bapaknya takut terhadap Namrudz dan takut ada seseorang yang akan melaporkan kepadanya.

Akhirnya dia sendiri memutuskan pergi menghadap Namrudz dan berkata, “Paduka, anak yang engkau khawatirkan adalah anakku. Dia telah dilahirkan tidak di rumahku dan sampai saat ini aku tidak mengetahuinya, sampai pada suatu ketika dia datang kepadaku. Aku beritahukan kepadamu, silakan perlakukan dia sekehendakmu dan setelah itu janganlah Paduka mencelakaiku.”

Namrudz berkata kepadanya, “Bawa dia kemari!” Kemudian bala tentara Namrudz mengambil Nabi Ibrahim dari ibunya. Mereka membawanya ke hadapan Namrudz.

Setelah Namrudz melihat dan mengamati Ibrahim, dia berkata, “Tahan dia hingga besok.”

Esok harinya, Namrudz menghias majelisnya dan menjejerkan bala tentaranya. Dia berkata, “Bawa Ibrahim ke hadapanku!” Mereka membawa Ibrahim ke hadapannya. Setelah berada di tengah-tengah mereka, Ibrahim melirik ke kanan dan ke kiri; lalu dia berkata, “Apa yang kalian sembah?”

Itulah firman Allah: Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. Ketika dia berkata kepada bapaknya dan kaumnya, “Apakah yang kamu sembah?” (QS 26: 69-70).

Namrudz berkata kepada Ibrahim, “Hai Ibrahim, masuklah ke dalam agamaku dan kepercayaan yang aku pegang. Aku adalah yang menciptakanmu dan memberikan rezeki kepadamu.”

Ibrahim menjawab, “Engkau telah berbohong, wahai Namrudz! Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila kau sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada Hari Kiamat” (QS 26: 78-81)”.

Mendengar ucapan Ibrahim tersebut, Namrudz dan orang-orang tercengang. Di hati orang-orang tertanam rasa suka terhadapnya karena kebaikannya, ketampanannya, dan kelembutan bahasanya.

Pada saat itu, Namrudz melirik ayah Ibrahim dan dan berkata kepadanya, “Hai Azar, anakmu ini masih kecil. Dia tidak mengetahui apa yang dia ucapkan. Orang sepertiku, dengan kedudukanku dan kebesaran kerajaanku, tidak pantas untuk menghukumnya. Bawalah dia olehmu! Ajarilah dia dengan baik dan peringatkanlah akan kekuatanku agar dia menarik lagi kepercayaan yang telah dia pegang.”

Maka, Azar membawa Ibrahim kepada ibunya. Sesekali dia memperlakukannya dengan lembut dan lain waktu memperingatkannya. Suatu hari, Azar berkata kepada Ibrahim, “Ambillah berhala-berhala ini! Jual-lah yang besar dengan harga sekian dan yang kecil dengan harga sekian.”

Ibrahim tidak memperhatikan ucapan bapaknya. Malah dia berkata, seperti difirmankan oleh Allah: Ingatlah ketika dia berkata kepada bapaknya, “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?

Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus, wahai bapakku, janganlah kamu menyembah setan.

Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi setan” (QS. 19: 42-45).

Bapaknya berkata kepada Ibrahim, seperti yang difirmankan oleh Allah: “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama” (QS 19: 46.).

Ibrahim mengambil berhala-berhala tersebut dari bapaknya dan kemudian membawanya pergi. Dia mengikatkan tali ke kaki-kaki berhala tersebut dan menariknya di belakangnya. Dia berkata, “Siapakah yang mau membeli barang yang tidak akan memberikan mudarat dan manfaat?” Akibatnya, orang-orang melihatnya, tetapi mereka tidak melarang tindakannya kerena mereka menghargai bapaknya, Azar. (bersambung)
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1710 seconds (0.1#10.140)