Kisah Izrail Menyamar sebagai Pengemis dan Orang yang Sibuk Mengumpulkan Harta

Kamis, 23 Desember 2021 - 11:13 WIB
loading...
Kisah Izrail Menyamar sebagai Pengemis dan Orang yang Sibuk Mengumpulkan Harta
Harta akan menghina pemujanya saat sang pemuja di ambang kematian. (Foto/Ilustrasi: Ist)
A A A
Imam Ibnul Jauzi dalam buku "Uyun Al-Hikayat Min Qashash Ash-Shalihin wa Nawodir Az-Zahidin" mengangkat kisah penyesalan orang yang sibuk mengumpulkan harta begitu maut akan menjemputnya. Kisah tersebut diambil dari perkataan Yazid bin Maisarah.



Begini kisahnya. Ada seorang di masa lalu, telah mengumpulkan harta yang banyak juga keturunan yang banyak pula, sehingga dia merasa sangat kaya. Dia berkata kepada keluarganya, “Kalian akan merasakan kehidupan yang sejahtera dalam waktu lama.”

Namun tiba-tiba malaikat pencabut nyawa datang kepadanya. Dia mengetuk pintu. Dan para penghuni rumah itu pun datang membukakan pintu lalu menemui malaikat pencabut nyawa yang sedang menyamar sebagai orang miskin.

Dia berkata kepada mereka, “Tolong panggilkan tuan pemilik rumah ini."

Mereka menjawab, “Apakah layak tuan kami keluar rumah hanya untuk menemui orang seperti dirimu?”

Malaikat pencabut nyawa berdiam sejenak. Kemudian dia kembali mengetuk pintu. Dan kembali berkata seperti sebelumnya. Dan menambahkan, “Beritahukan dia, bahwa saya malaikat pencabut nyawa.”



Saat tuan rumah mendengar perkataannya, maka dia pun langsung terduduk gelisah. Dan berkata kepada mereka, “Berkatalah dengan lembut kepadanya.”

Mereka bertanya, “Apakah engkau menginginkan selain tuan kami?”

Dia menjawab, “Tidak.”

Selanjutnya dia masuk ke rumah menemui orang itu dan berkata kepadanya, “Segeralah beri wasiat yang engkau ingin beri wasiat, karena saya akan mencabut nyawamu sebelum saya keluar rumahmu”

Mendengar itu keluarganya pun berteriak histris dan menangis. Sementara orang itu segera berkata, “Bukalah kotak-kotak dan brankas itu, dan buka juga tas penyimpanan harta, juga tempat penyimpanan emas dan perak.” Mereka pun segera membukanya seluruhnya.

Maka dia pun menghadap ke hartanya dan melaknatnya serta mencaci makinya. Kemudian dia berkata, “Terlaknatlah engkau, harta. Engkaulah yang membuat diriku melupakan Rabb-ku Tabaraka wa Taala, dan membuatku lalai untuk beramal bagi akhiratku, sehingga ajalku tiba.”

Harta pun berkata: "Jangan mencaci makiku. Bukankah engkau orang yang hina di mata manusia, kemudian saya mengangkat derajatmu?"

"Bukankah engkau melihat bagaimana pengaruhku padamu sehingga engkau bisa masuk dalam lingkaran pergaulan para raja? Sedangkan orang-orang saleh tidak bisa masuk? Bukankah denganku engkau bisa meminang anak-anak raja dan bangsawan, dan engkau pun diterima mereka? Sementara orang-orang saleh meminang perempuan yang sama tapi mereka ditolak?"

"Bukankah engkau yang menggunakanku untuk membiayai berhala dan orang-orang kejam dan saya pun tidak menolak perintahmu? Dan jika engkau gunakan saya untuk membiayai perjuangan fi sabilillah saya pun tidak akan menolakmu?"

"Namun engkau pada hari ini lebih tercela dari saya! Karena saya dan engkau diciptakan dari tanah, maka siapa yang memilih berbuat baik, dia pun mendapat kebaikan. Sedangkan yang berbuat jahat, maka dia mendapat celaka."

Yazid bin Maisarah mengatakan seperti itulah harta berbicara, maka berhati-hatilah.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2220 seconds (0.1#10.140)