Gus Baha Ceritakan Kisah Imam Syafi'i Didebat Soal Qunut

Selasa, 04 Januari 2022 - 10:41 WIB
loading...
Gus Baha Ceritakan Kisah Imam Syafii Didebat Soal Qunut
Gus Baha (KH Ahmad Bahauddin Nursalim) menjelaskan hukum tentang amalan Qunut Subuh. Foto/dok iqra.id
A A A
Dalam satu kajiannya, ulama ahli tafsir Qur'an Gus Baha (KH Ahmad Bahauddin Nursalim) menjelaskan amalan Qunut saat sholat Subuh. Beliau menceritakan kisah Imam Syafi'i yang pernah didebat soal Qunut.

Gus Baha mengatakan jangan mengira bahwa "Hadis Qunut yang dinishbatkan ke Mazhab Syafi'i kemudian mengatakan bahwa kalau Qunut itu NU, kalau nggak qunut berarti Muhammadiyah."

Berikut penjelasan pengasuh Pesantren Tahfizh LP3IA Narukan Rembang ini disarikan portal Islam pecihitam.org yang bersumber dari kajian Channel Santri Gayeng:

Kamu sekali kali pakai ukuran alim, Qunut itu Imam Syafi'i kalau Abu Hanifah, Imam Malik dan Ahmad Hanbal tidak Qunut. Kalau kamu menghitung Qunut dari Muhammadiyah, berarti mengganggap Abu Hanifah, Imam Malik dan Ahmad Hanbal itu Muhammadiyah, sedangkan Imam Syafi’i NU".

Beliau menjelaskan bahwa persoalan tentang doa Qunut saat sholat Subuh bukanlah tentang NU atau Muhammadiyah. Tapi qunut itu disunnahkan oleh Mazhab Syafi'i, sedangkan ketiga mazhab lainnya tidak.

"Jadi kalau saya di tanya Gus kamu itu kalau sholat subuh pakai Qunut atau nggak? Saya itu ulama jadi saya nggak bakal jawab NU atau Muhammadiyah. Setahu saya itu Imam Syafi’i bilang kalau Qunut adalah sunnah, sedangkan Abu Hanifah, Imam Malik dan Ahmad Hanbal bilang qunut tidak Sunnah. Nah kalau berkubu-kubu dan dipolling tentu yang menang tiga mazhab yang lain kan?

Tapi Imam Syafi'i merupakan sosok yang luar biasa, karena ketika beliau berpendapat bahwa Qunut itu Sunnah sekitar tahun 150-204 H, pada waktu itu Ahmad ibn Hanbal dan Imam Malik masih hidup. Bahkan Imam Syafi'i pernah dibantah seperti ini.

"Syafi'i, kamu kan tahu betul kalau Nabi hanya Qunut sebulan, kan? Sesuai dengan Hadis Masyhur yang menyebutkan bahwa Nabi melakukan Qunut hanya satu kali itupun Qunut Nazilah.

النبي صلى الله عليه وسلم بعد الركوع شهرا يدعو على وذكوا ويقول عصية عصت الله ورسوله

"Rasulullah Qunut (setelah rukuk selama sebulan mendoakan (buruk) Ri'lan dan Dakwan karena telah durhaka pada Allah dan Rasul-Nya (karena penduduk Ri'lan telah membunuh para penghafal Al-Qur'an." (HR Muslim)

Mendapat bantahan seperti itu kemudian Imam Syafi'i menjawab: "Andaikan Nabi sholat qabliyah atau ba'diyah sekali saja, apa menjadi Sunnah hanya satu kali saja?" Lalu dijawab oleh para penggemar Imam Malik: "Tidak, ia tetap Sunnah hingga kiamat."

Apakah Nabi bersedekah sekali, dua kali atau setiap detik beliau sedekah? Sekali dua kali kan? Masa sedekah dari bangun tidur hingga tidur lagi kan tidak mungkin, tapi sunnahnya sedekah hingga hari Kiamat.

Nabi melakukan puasa Senin Kamis itu selalu atau sekadar pernah? Sekadar pernah kan ? Tapi kesunnahan puasa Senin-Kamis itu hingga hari Kiamat. Sama halnya dengan Qunut, Nabi juga tidak melakukannya terus menerus, tapi hukumnya tetap Sunnah hingga kiamat. Karena Qunut pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad.

Demikian pendapat Gus Baha soal Qunut Subuh. Beliau mengqiyaskan masalah doa Qunut dalam sholat Subuh kepada perkara sunnah puasa Senin Kamis dan bersedekah yang tetap sunnah sampai hari Kiamat meskipun Rasulullah SAW hanya melakukannya beberapa kali saja.



Berikut Video Tausiyah Gus Baha diunggah Channel Santri Gayeng pada November 2019:
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3853 seconds (0.1#10.140)