Sunnah Rasul Malam Jumat Salah Satunya Jima', Benarkah?
loading...
A
A
A
Kita patut bersyukur karena Allah memuliakan Jumat dengan banyak keberkahan di dalamnya. Di hari istimewa ini terdapat Sunnah Rasul malam Jumat yang pahalanya cukup besar.
Benarkah Jima' termasuk salah satu Sunnah Rasul malam Jumat? Untuk diketahui, keutamaan Jumat diterangkan dalam Hadis berikut: "Hari terbaik saat matahari terbit adalah Jumat. Di atasnya Adam diciptakan dan di dimasukkan ke surga. Pada hari Jumat juga, Adam diusir dari Surga Firdaus. Dan Hari Kebangkitan (Kiamat) tidak akan terjadi pada hari selain Jumat." (HR Muslim)
Adapun amalan sunnah Rasul malam Jumat yang masyhur di antaranya: membaca Surat Al-Kahfi, bersholawat atas Nabi, membaca Surat As-Sajdah dan Surat Al-Insan ketika sholat Subuh. Kemudian, ada yang membaca Surat Yasin, memperbanyak doa, mengeluarkan sedekah, mandi bersih di pagi hari dan bersegera menunaikan sholat Jumat.
Lalu bagaimana dengan jima' di malam Jumat? Dalam syariat Islam, jima' atau hubungan badan suami istri adalah ibadah bernilai sedekah dan diganjar pahala bagi yang mengerjakannya.
Dari Abu Dzar Al-Ghifari, Rasulullah bersabda: "Hubungan badan antara kalian (dengan istri atau hamba sahaya kalian) adalah sedekah. Para sahabat bertanya pada Rasulullah. 'Wahai Rasulullah, apakah dengan kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala?' Beliau menjawab, 'Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram, kalian mendapatkan dosa. Oleh karenanya jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala." (HR Muslim)
Dalam Kitab Qurrotul 'Uyun karya Syekh Muhammad at-Tahami Ibnu Madani yang kemudian disyarah oleh Ibnu Yamun menjelaskan keutamaan waktu berjima'. Ibnu Yamun mengatakan bahwa diperbolehkan melakukan jima' di setiap waktu, baik malam maupun siang sebagaimana firman Allah berikut:
"Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanam itu bagaimana saja kamu kehendaki." (QS Al-Baqarah: 223)
Akan tetapi, jima' dengan istri di awal malam itu lebih utama. Kemudian Ibnu Yamun menjelaskan malam-malam yang disunahkan untuk berjima' yaitu malam Jumat dan malam Senin karena di dalamnya ada keutamaan yang tak diragukan.
Jima' di malam Jumat dianjurkan karena malam Jumat adalah malam paling utama dalam satu minggu. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah memberi rahmat kepada orang yang ia menyebabkan orang lain mandi wajib dan ia pun mandi wajib".
Imam As-Suyuti juga berkata: "Apakah tidak mampu salah seorang kalian untuk menjima' istrinya di setiap malam Jumat. maka sesungguhnya ia akan mendapatkan dua pahala. Pertama, pahala ia mandi besar (wajib). Kedua, pahala mandi besar istrinya." (Riwayat Imam Al-Baihaqi dari Abu Hurairah)
Demikian keutamaan melakukan jima' di malam Jumat. Bagi yang hendak melakukan jima' jangan lupa membaca doa ini. Disunnahkan terlebih dahulu sholat sunnah 2 rakaat:
Bismillahi, Allahumma Jannibnas Syaithoona wa Jannibis Syaithoona Maa Rozaqtana.
Artinya: "Dengan (menyebut) nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari sesuatu yang telah Engkau rezekikan kepada kami." (HR Al-Bukhari, Muslim)
Wallahu A'lam
Benarkah Jima' termasuk salah satu Sunnah Rasul malam Jumat? Untuk diketahui, keutamaan Jumat diterangkan dalam Hadis berikut: "Hari terbaik saat matahari terbit adalah Jumat. Di atasnya Adam diciptakan dan di dimasukkan ke surga. Pada hari Jumat juga, Adam diusir dari Surga Firdaus. Dan Hari Kebangkitan (Kiamat) tidak akan terjadi pada hari selain Jumat." (HR Muslim)
Adapun amalan sunnah Rasul malam Jumat yang masyhur di antaranya: membaca Surat Al-Kahfi, bersholawat atas Nabi, membaca Surat As-Sajdah dan Surat Al-Insan ketika sholat Subuh. Kemudian, ada yang membaca Surat Yasin, memperbanyak doa, mengeluarkan sedekah, mandi bersih di pagi hari dan bersegera menunaikan sholat Jumat.
Lalu bagaimana dengan jima' di malam Jumat? Dalam syariat Islam, jima' atau hubungan badan suami istri adalah ibadah bernilai sedekah dan diganjar pahala bagi yang mengerjakannya.
Dari Abu Dzar Al-Ghifari, Rasulullah bersabda: "Hubungan badan antara kalian (dengan istri atau hamba sahaya kalian) adalah sedekah. Para sahabat bertanya pada Rasulullah. 'Wahai Rasulullah, apakah dengan kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala?' Beliau menjawab, 'Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram, kalian mendapatkan dosa. Oleh karenanya jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala." (HR Muslim)
Dalam Kitab Qurrotul 'Uyun karya Syekh Muhammad at-Tahami Ibnu Madani yang kemudian disyarah oleh Ibnu Yamun menjelaskan keutamaan waktu berjima'. Ibnu Yamun mengatakan bahwa diperbolehkan melakukan jima' di setiap waktu, baik malam maupun siang sebagaimana firman Allah berikut:
"Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanam itu bagaimana saja kamu kehendaki." (QS Al-Baqarah: 223)
Akan tetapi, jima' dengan istri di awal malam itu lebih utama. Kemudian Ibnu Yamun menjelaskan malam-malam yang disunahkan untuk berjima' yaitu malam Jumat dan malam Senin karena di dalamnya ada keutamaan yang tak diragukan.
Jima' di malam Jumat dianjurkan karena malam Jumat adalah malam paling utama dalam satu minggu. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah memberi rahmat kepada orang yang ia menyebabkan orang lain mandi wajib dan ia pun mandi wajib".
Imam As-Suyuti juga berkata: "Apakah tidak mampu salah seorang kalian untuk menjima' istrinya di setiap malam Jumat. maka sesungguhnya ia akan mendapatkan dua pahala. Pertama, pahala ia mandi besar (wajib). Kedua, pahala mandi besar istrinya." (Riwayat Imam Al-Baihaqi dari Abu Hurairah)
Demikian keutamaan melakukan jima' di malam Jumat. Bagi yang hendak melakukan jima' jangan lupa membaca doa ini. Disunnahkan terlebih dahulu sholat sunnah 2 rakaat:
بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
Bismillahi, Allahumma Jannibnas Syaithoona wa Jannibis Syaithoona Maa Rozaqtana.
Artinya: "Dengan (menyebut) nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari sesuatu yang telah Engkau rezekikan kepada kami." (HR Al-Bukhari, Muslim)
Wallahu A'lam
(rhs)