Ketika Seorang Istri Cemburu, Bagaimana Sikap Suami Menurut Islam?
loading...
A
A
A
Pada dasarnya, perempuan memiliki sifat sensitif dan sangat mudah cemburu , apalagi yang sudah berstatus sebagai seorang istri. Jika telah cemburu maka akalnya hilang, hilang dalam artian tertutup akal sehatnya, berkurang daya nalar dan logikanya, sehingga tindakan dan omongannya didominasi oleh emosi dan perasaannya.
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,
“Seorang wanita yang sedang marah karena cemburu tidak bisa membedakan antara dasar dan puncak lembah.” [HR. Abu Ya’la, lihat Fathul Baari li Ibn Hajar ]
Artinya jika seorang perempuan atau istri cemburu , daya nalar dan logikanya tidak bisa bekerja dengan sempurna, karena tertutup oleh cemburu dan emosinya. Kenapa demikian? Ustadz dr. Raehanul Bahraen, MSc, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta mengetakan, para suami harus memaklumi hal tersebut, sehingga saat menjumpai istrinya sedang cemburu, jangan terpancing emosi dan berusahalah untuk tidak marah sedikit pun.
Menurutnya, para suami harus berusaha memilih respon yang tepat saat istri sedang cemburu. Misalnya memilih diam saat ia sedang mengomel, atau menenangkannya agar cemburunya mereda dan suasana hatinya berubah menjadi ceria.
Coba kita tiru bagaimana akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapi ibunda ‘Aisyah saat ia memecahkan piring makanan karena terbakar cemburu. Rasulullah tidak marah, justru beliau memaklumi dan membela ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dengan bersabda,
“Ibu kalian (‘Aisyah) sedang cemburu.” [HR. Bukhari]
Terkait dengan perasaan cemburunya seorang wanita, At Thabari dan para ulama lainnya mengatakan,
“Rasa cemburu wanita itu harus dimaklumi. Tidak ada hukuman bagi mereka, karena cemburu adalah tabiat bawaan wanita.” [Lihat Al Adab Asy Syar’iyyah wal Minah Al Mar’iyyah]
Karena itu, Ustadz Raehanul mengingatkan para suami, saat istri cemburu mengapa kita harus marah? Ambillah sisi positifnya, bukankah seorang istri cemburu itu karena cinta kepada kita, kan? Semoga Allah senantiasa memberi penjagaan kepada para istri agar tidak terjerumus dalam keburukan akibat rasa cemburunya. Aamiin
Wallahu A'lam
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,
أن الغيراء لا تبصر أسفل الوادي من أعلاه
“Seorang wanita yang sedang marah karena cemburu tidak bisa membedakan antara dasar dan puncak lembah.” [HR. Abu Ya’la, lihat Fathul Baari li Ibn Hajar ]
Baca Juga
Artinya jika seorang perempuan atau istri cemburu , daya nalar dan logikanya tidak bisa bekerja dengan sempurna, karena tertutup oleh cemburu dan emosinya. Kenapa demikian? Ustadz dr. Raehanul Bahraen, MSc, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta mengetakan, para suami harus memaklumi hal tersebut, sehingga saat menjumpai istrinya sedang cemburu, jangan terpancing emosi dan berusahalah untuk tidak marah sedikit pun.
Menurutnya, para suami harus berusaha memilih respon yang tepat saat istri sedang cemburu. Misalnya memilih diam saat ia sedang mengomel, atau menenangkannya agar cemburunya mereda dan suasana hatinya berubah menjadi ceria.
Coba kita tiru bagaimana akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapi ibunda ‘Aisyah saat ia memecahkan piring makanan karena terbakar cemburu. Rasulullah tidak marah, justru beliau memaklumi dan membela ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dengan bersabda,
غَارَتْ أُمُّكُمْ
“Ibu kalian (‘Aisyah) sedang cemburu.” [HR. Bukhari]
Terkait dengan perasaan cemburunya seorang wanita, At Thabari dan para ulama lainnya mengatakan,
الغيرة مسامح للنساء فيها لا عقوبة عليهن فيها لما جبلن عليه من ذلك
“Rasa cemburu wanita itu harus dimaklumi. Tidak ada hukuman bagi mereka, karena cemburu adalah tabiat bawaan wanita.” [Lihat Al Adab Asy Syar’iyyah wal Minah Al Mar’iyyah]
Karena itu, Ustadz Raehanul mengingatkan para suami, saat istri cemburu mengapa kita harus marah? Ambillah sisi positifnya, bukankah seorang istri cemburu itu karena cinta kepada kita, kan? Semoga Allah senantiasa memberi penjagaan kepada para istri agar tidak terjerumus dalam keburukan akibat rasa cemburunya. Aamiin
Wallahu A'lam
(wid)