Gus Baha: Jangan Terlalu Sering Sholat Tahajud, Begini Alasannya
loading...
A
A
A
Ulama ahli tafsir Qur'an asal Rembang Gus Baha (KH Ahmad Bahauddin Nursalim) mengatakan jangan terlalu sering mengerjakan ibadah sunnah termasuk sholat Tahajud. Hal ini disampaikan beliau saat kajian Kitab Nashaihul Ibad.
Dalam Makalah 6-8 itu disebutkan, beribadah sunnah itu sangat dianjurkan. Namun, acap kali jika dikerjakan terlalu istiqamah malah berdampak buruk pada hati. Sebagaimana diketahui, Sholat Tahajud dan ibadah sunnah lainnya memiliki pahala yang besar.
Gus Baha menyampaikan alasan mengapa ibadah sunnah tidak boleh dilakukan terlalu sering. Beliau menukil kalam ulama besar Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
Berikut Penjelasan Gus Baha dilansir dari kajiannya di Youtube:
"Hidup itu biasa saja, tidak usah berlebihan, yang penting bisa senang dengan perkara yang halal. Sudah percaya saya. Jadi kamu jangan marah dengan orang yang tidak tahajud. Meskipun kita tahu bahwa yang bagus itu tahajud. Tapi kalau tahajud jangan setiap malam, kadang-kadang saja.
Kata Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, "jangan sering orang Islam terlalu istiqomah melakukan perkara sunnah, nanti akhirnya menjadikan perkara sunnah menjadi wajib'. Akhirnya nanti bosan dan menganggap itu masalah."
Ada orang Islam terbiasa sholat tahajud. Suatu saat ketika ada pengajian atau sedang mikir utang, setengah tiga belum bisa tidur. Mau tidur marah-marah dulu, 'sekarang belum bisa tidur padahal nanti ada tahajud'. Akhirnya menganggap tahajud itu sebuah masalah.
Ibadah yang baik yakni saat dilakukan karena rasa rindu dengan Allah. Beda kalau kamu biasa saja. Allah itu baik, sudah tahu saya lemah, makanya tahajud tidak wajib, terima kasih Gusti, karena tidak diwajibkan, akhirnya tidur lagi.
"Wah itu bagus sekali! Ternyata karena sangat dekatnya dengan Allah malah bangun tahajud bukan karena tertekan, tapi karena kangen dengan Allah."
Kemudian berdoa dengan yang diriwayatkan Al-Bukhari. Wah, itu hebat sekali. Gusti, yang mangatur dunia dan yang menjaga langit dan bumi adalah Engkau. Di situ tidak ada doa minta uang, karena hanya memuji terus kepada Allah.
Yang penting ingat ya, intinya taat itu mencari kenikmatan di dalam perkara yang halal. Pokoknya setan itu paling kesal kalau orang mukmin senang dengan perkara yang halal.
Berikut Doa yang dimaksud Gus Baha:
Artinya: "Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya.
Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya.
Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar.
Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku.
Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah."
Gus Baha: Tak Perlu Jadi Pejabat, Tekuni Profesi Ini Dijamin Kaya Raya
Berikut Ceramah Gus Baha Diunggah Channel Santri Gayeng 5 Desember 2020:
Dalam Makalah 6-8 itu disebutkan, beribadah sunnah itu sangat dianjurkan. Namun, acap kali jika dikerjakan terlalu istiqamah malah berdampak buruk pada hati. Sebagaimana diketahui, Sholat Tahajud dan ibadah sunnah lainnya memiliki pahala yang besar.
Gus Baha menyampaikan alasan mengapa ibadah sunnah tidak boleh dilakukan terlalu sering. Beliau menukil kalam ulama besar Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
Berikut Penjelasan Gus Baha dilansir dari kajiannya di Youtube:
"Hidup itu biasa saja, tidak usah berlebihan, yang penting bisa senang dengan perkara yang halal. Sudah percaya saya. Jadi kamu jangan marah dengan orang yang tidak tahajud. Meskipun kita tahu bahwa yang bagus itu tahajud. Tapi kalau tahajud jangan setiap malam, kadang-kadang saja.
Kata Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, "jangan sering orang Islam terlalu istiqomah melakukan perkara sunnah, nanti akhirnya menjadikan perkara sunnah menjadi wajib'. Akhirnya nanti bosan dan menganggap itu masalah."
Ada orang Islam terbiasa sholat tahajud. Suatu saat ketika ada pengajian atau sedang mikir utang, setengah tiga belum bisa tidur. Mau tidur marah-marah dulu, 'sekarang belum bisa tidur padahal nanti ada tahajud'. Akhirnya menganggap tahajud itu sebuah masalah.
Ibadah yang baik yakni saat dilakukan karena rasa rindu dengan Allah. Beda kalau kamu biasa saja. Allah itu baik, sudah tahu saya lemah, makanya tahajud tidak wajib, terima kasih Gusti, karena tidak diwajibkan, akhirnya tidur lagi.
"Wah itu bagus sekali! Ternyata karena sangat dekatnya dengan Allah malah bangun tahajud bukan karena tertekan, tapi karena kangen dengan Allah."
Kemudian berdoa dengan yang diriwayatkan Al-Bukhari. Wah, itu hebat sekali. Gusti, yang mangatur dunia dan yang menjaga langit dan bumi adalah Engkau. Di situ tidak ada doa minta uang, karena hanya memuji terus kepada Allah.
Yang penting ingat ya, intinya taat itu mencari kenikmatan di dalam perkara yang halal. Pokoknya setan itu paling kesal kalau orang mukmin senang dengan perkara yang halal.
Berikut Doa yang dimaksud Gus Baha:
اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ
Artinya: "Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya.
Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya.
Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar.
Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku.
Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah."
Gus Baha: Tak Perlu Jadi Pejabat, Tekuni Profesi Ini Dijamin Kaya Raya
Berikut Ceramah Gus Baha Diunggah Channel Santri Gayeng 5 Desember 2020:
(rhs)