Kisah Ayah Nabi Shaleh, Pengurus Berhala yang Ditidurkan Allah Selama 100 Tahun

Jum'at, 28 Januari 2022 - 13:04 WIB
loading...
Kisah Ayah Nabi Shaleh, Pengurus Berhala yang Ditidurkan Allah Selama 100 Tahun
Madain Shaleh: Nabi Shaleh lahir setelah ayahnya meninggal dunia. {Foto/Ilustrasi: Arab News)
A A A
Ayah Nabi Shaleh AS bernama Kanuk adalah orang yang mengurusi berhala di kalangan kaum Tsamud. Allah mengabarkan padanya bahwa dari keturunannya akan lahir seorang nabi. Lalu, Allah membuatnya tertidur sekitar 100 tahun.



Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” mengutip Al-‘Azizi mengatakan, Kanuk, bapaknya Shaleh AS, adalah orang yang mengurusi berhala.

Pada suatu hari, dia melakukan sujud kepada berhala yang besar. Ketika dia sujud, berhala yang dia sujudi menundukkan kepalanya. Kanuk merasa kaget akan kejadian itu.

Lalu Allah menjadikan berhala itu bisa berbicara dan berkata kepada Kanuk, “Hai Kanuk, sesungguhnya engkau mempunyai keturunan yang akan menjadi nabi yang diutus kepada kabilah Tsamud.”

Tatkala mendengar hal itu, Kanuk lari terbirit-birit. Ketika malam tiba, Allah mengutus seorang malaikat kepadanya dalam rupa seekor burung. Burung tersebut kemudian membawa Kanuk ke sebuah lembah yang memiliki banyak pepohonan dan airnya.

Setelah bangun pagi, Kanuk berjalan-jalan di lembah tersebut. Dia melihat sebuah gunung yang tinggi; di sana terdapat sebuah gua. Kemudian dia pergi ke gunung itu; lalu dia masuk ke dalam gua itu.

Setelah berada di dalam gua tersebut, Allah membuatnya tertidur sekitar 100 tahun. Raja kabilah tersebut mencari-carinya setiap hari, tetapi tetap tidak menemukannya.



Tangisan Sang Istri
Akhirnya, untuk mengurusi berhala, raja mengangkat pelayan lain. Atas kepergian Kanuk ini, isterinya menangis siang dan malam. Ketika isteri Kanuk sedang menangis, tiba-tiba datang seekor burung gagak yang bergaok-gaok di atas pintu.

Isteri Kanuk menghampirinya dan berkata kepada burung tersebut, “Hai burung, betapa indah suaramu.”

Lalu Allah menjadikan burung gagak itu bisa berbicara kepadanya. Burung itu berkata, “Aku adalah burung yang telah diutus oleh Allah kepada Qabil bin Adam setelah dia membunuh saudaranya, Habil, agar aku memperlihatkan kepadanya bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya.”

Burung itu berkata lagi kepadanya, “Apa gerangan yang membuatmu terus menangis?”

Dia menjawab, “Sudah seratus tahun suamiku hilang.”

Burung itu berkata, “Maukah engkau aku bawa kepadanya.”

Dia menjawab, “Menakjubkan sekali, seandainya engkau bisa membawaku kepadanya.”

Burung berkata, “Apakah engkau heran dengan ketetapan Allah?”

Ketika itu juga isteri Kanuk berdiri; lalu dia berjalan mengikuti burung gagak yang terbang di depannya. Allah menjadikan perjalanan tersebut terasa ringan bagi isteri Kanuk, padahal itu dilakukan di tengah malam, sampai akhirnya dia sampai ke lembah tempat suaminya berada.

Kemudian burung gagak itu bertengger di atas pintu gua dan berkata kepada isteri Kanuk, “Masuklah!”

Isteri Kanuk pun masuk dan di sana dia melihat suaminya sedang tidur. Burung gagak mendekati Kanuk dan berkata kepadanya, “Wahai Kanuk, bangunlah dengan kekuasaan Allah!”
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1834 seconds (0.1#10.140)