Akhlak dan Kepribadian Istri-istri Rasulullah SAW yang Wajib Ditiru Kaum Muslimah

Selasa, 01 Februari 2022 - 15:22 WIB
loading...
Akhlak dan Kepribadian Istri-istri Rasulullah SAW yang Wajib Ditiru Kaum Muslimah
Para istri Rasulullah SAW menjadi potret yang patut dicontoh baik sebagai seorang muslimah ataupun kedudukannya sebagai seorang istri. Foto ilustrasi/ist
A A A
Para istri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjadi potret yang patut dicontoh baik sebagai seorang muslimah ataupun kedudukannya sebagai seorang istri. Bagi seorang muslim, menjadikan Nabi Muhammad dan istrinya sebagai suri teladan kehidupan, bukan terbatas pada amal ibadah saja seperti shalat, puasa, dan ibadah lainnya, melainkan semua tindakan dan amal perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, kecuali hal yang menjadi kekhususan Rasulullah SAW.

Bahkan Allah Subhanahu wa ta'ala menegaskan dalam Al-Qur'an, bahwa Rasulullah adalah suri teladan terbaik bagi manusia. Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. “. (QS.al-Ahzab: 21)



Di antara akhlak dan perbuatan para istri Rasulullah yang wajib diteladi kaum muslimah ini ini adalah sebagai berikut:

1. Senang menerima nasehat

Di antara hal yang harus diperhatikan muslimah dari kebaikan istri Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam , mereka senang sekali menerima nasehat suami karena nasihat Rasulullah merupakan nasehat yang mulia, yang menyejukan hati, yang membawa kebaikan hidup dan kebahagiaan di akhirat.

Dari Az-Zuhri berkata, “Telah mengabarkan kepadaku Abu salamah bin Abdurrahman bahwa Aisyah istri Rasulullah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam pernah mendatangi Aisyah ketika Allah Ta’ala menyuruh beliau untuk memilih (cerai atau tetap bersama) para istrinya.

(Kata Aisyah,) “Beliau memulai denganku (Aisyah ). Beliau bersabda, ‘Saya hendak memberitahukan kepadamu hal yang sangat penting, karena itu, janganlah kamu terburu-buru menjawabnya sebelum kamu bermusyawarah dengan kedua orang tuamu.’ Aisyah berkata, “Beliau tahu benar, kedua orang tuaku akan mengizinkan aku bercerai dengan beliau.” Aisyah melanjutkan, “Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلا (٢٨) وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا (٢٩)


“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: jika kalian menghendaki kehidupan dunia berserta perhiasannya, marilah kuberikan kepadamu suatu pemberian, dan jika kalian menghendaki Allah ta’aladan Rasul-Nya serta kampung akhirat, sesungguhnya Allah ta’ala menyediakan pahala yang besar bagi orang yang berbuat kebajikan di antara kamu.” QS. Al-Ahzaab : 28-29).

Saya (Aisyah) berkata kepada beliau, ‘Apa untuk yang seperti ini saya harus minta musyawarah kepada kedua orang tua saya? Sudah barang tentu saya menghendaki Allah ta’ala dan Rasul-Nya serta kampung akhirat.’ “(HR. Bukhari)

Itulah kelembutan hati Aisyah, istri beliau yang paling muda. Aisyah, tidak jual mahal, tidak membantah, tidak menawar, tetapi subhanallah jawaban istri ini menyejukkan hati suami ketika mendengar nasihat suaminya.

2. Tidak materialitis atau ambisi duniawi

Sifat istri Rasulullah adalah istri yang qana’ah, maksudnya ridha (rela) dengan rezeki Allah yang mereka terima, tidak tamak, tidak menuntut sesuatu yang di luar kemampuan suami. Hal ini dapat kita buktikan dengan gaya hidup mereka setiap harinya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dia berkata,
“Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya (Ibnu Abbad berkata, ‘Demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah di tangan-Nya’) bahwasanya Rasulullah dan keluarganya tidak pernah kenyang selama tiga hari berturut-turut dengan makan roti dari gandum hingga beliau meinggal dunia.” (HR.Muslim)

Aisyah Ummul Mukminin berkata, “Pada suatu hari Rasullullah pernah datang di rumah, lalu beliau bertanya,’Apakah kamu punya simpanan makanan? ‘Aku (Aisyah) berkata,"Tidak punya." Beliau berkata, “Kalau begitu saya berpuasa.’”

3. Pandai menghibur suami

Ini adalah pelajaran yang sangat baik untuk perempuan muslimah. Khadijah istri pertama Rasulullah telah menentramkan Rasulullah dari rasa takut saat beliau didatangin malaikat jibril menyampaikan wahyu untuk pertama kalinya.

Begitulah seharusnya istri muslimah yang sayang kepada suami, hendaknya pandai meghibur suami pada saat dilanda kesedihan baik karena musibah yang menimpa atau kesulitan yang dihadapinya, atau kekurangan harta, sehingga kehidupan rumah tangga tetap baik dan sejahtera. Bukan sebaliknya, isteri menjadi beban dan menjadi sebab marah suami.

4. Betah di rumah
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1876 seconds (0.1#10.140)