Doa agar Selalu Bersikap Tawadhu dan Dijauhkan dari Sifat Sombong
loading...
A
A
A
Doa agar selalu bersikap tawadhu dan dijauhkan dari sifat sombong sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Karena sikap tawadhu merupakan sikap terpuji, dan salah satu sifat ‘ibaadur Rahman. Sedangkan sikap sombong, sangat tidak disukai Allah subhanahu wa ta'ala. Sebagimana tertulis dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23).
Begitupun Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah bersabda tentang tempat terakhir orang-orang yang menyombongkan diri.
“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari dan Muslim).
Sikap sombong ada dua macam, yaitu sombong terhadap al haq dan sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadistnya, beliau bersabda,
“Sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain”.
Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin, II/301, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin)
Apabila seseorang melakukan sifat sombong maka niscaya ia akan mendapat hukuman di dunia mauun di akhirat.Untuk itu, Rasulullah menganjurkan rutin membaca doa ini untuk tetap bersikap tawadhu . Lafadz doanya:
Allahumma ahyinii miskiinan wa amitnii miskiinan wahsyurnii fii zumrotil masaakiin
"Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku bersama rombongan orang-orang miskin." (HR. Ibnu Majah dan lain-lain)
Ini adalah doa dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam agar Allah Ta’ala memberikan sifat tawadhu` dan rendah hati, dan berlindung agar kita tidak termasuk orang-orang yang sombong lagi zalim maupun orang-orang kaya dan melampaui batas.
Makna hadis ini bukanlah meminta agar beliau menjadi orang miskin, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Atsir rahimahullah, bahwa kata “miskin” dalam hadis di atas adalah tawadhu`[Lihat an-Nihayah fi Gharibil-Hadis (II/385) oleh Imam Ibnul-Atsir]
Wallahu A'lam.
لَا جَرَمَ اَنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ مَا يُسِرُّوۡنَ وَمَا يُعۡلِنُوۡنَؕ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الۡمُسۡتَكۡبِرِيۡنَ
“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23).
Begitupun Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah bersabda tentang tempat terakhir orang-orang yang menyombongkan diri.
“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari dan Muslim).
Sikap sombong ada dua macam, yaitu sombong terhadap al haq dan sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadistnya, beliau bersabda,
“Sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain”.
Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin, II/301, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin)
Apabila seseorang melakukan sifat sombong maka niscaya ia akan mendapat hukuman di dunia mauun di akhirat.Untuk itu, Rasulullah menganjurkan rutin membaca doa ini untuk tetap bersikap tawadhu . Lafadz doanya:
اَللَّهُمَّ أَحْيِنِيْ مِسْكِيْنًا وَأَمِتْنِيْ مِسْكِيْنًا وَاحْشُرْنِيْ فِيْ زُمْرَةِ الْمَسَاكِيْنِ
Allahumma ahyinii miskiinan wa amitnii miskiinan wahsyurnii fii zumrotil masaakiin
"Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku bersama rombongan orang-orang miskin." (HR. Ibnu Majah dan lain-lain)
Ini adalah doa dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam agar Allah Ta’ala memberikan sifat tawadhu` dan rendah hati, dan berlindung agar kita tidak termasuk orang-orang yang sombong lagi zalim maupun orang-orang kaya dan melampaui batas.
Makna hadis ini bukanlah meminta agar beliau menjadi orang miskin, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Atsir rahimahullah, bahwa kata “miskin” dalam hadis di atas adalah tawadhu`[Lihat an-Nihayah fi Gharibil-Hadis (II/385) oleh Imam Ibnul-Atsir]
Wallahu A'lam.
(wid)