Kisah Ratu Balqis yang Demokratis, Ibunya Ternyata dari Bangsa Jin
loading...
A
A
A
Baca Juga
Diplomatis
Sementara itu, siasat diplomatis Ratu Balqis dinarasikan dalam QS An-Naml ayat 34-35
قَالَتۡ إِنَّ ٱلۡمُلُوكَ إِذَا دَخَلُواْ قَرۡيَةً أَفۡسَدُوهَا وَجَعَلُوٓاْ أَعِزَّةَ أَهۡلِهَآ أَذِلَّةٗۚ وَكَذَٰلِكَ يَفۡعَلُونَ
وَإِنِّي مُرۡسِلَةٌ إِلَيۡهِم بِهَدِيَّةٖ فَنَاظِرَةُۢ بِمَ يَرۡجِعُ ٱلۡمُرۡسَلُونَ
وَإِنِّي مُرۡسِلَةٌ إِلَيۡهِم بِهَدِيَّةٖ فَنَاظِرَةُۢ بِمَ يَرۡجِعُ ٱلۡمُرۡسَلُونَ
“Dia (Balqis) berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian yang akan mereka perbuat.”
“Dan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku) akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu.” ( QS An-Naml : 34-35)
Ratu Balqis tidak lantas memanfaatkan kekuatan militernya untuk menyerang kerajaan Sulaiman dengan cara yang anarkistik. Tergambar jelas dengan siasat politik diplomatis Balqis yang tergambar dalam Surat An-Naml ayat 34 dan 35.
Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Quranul ‘Adzim menjelaskan ayat 34 di atas itu menunjukkan bahwa kepemimpinan Ratu Balqis untuk tidak mengambil jalan perang. Ia mengatakan pada menteri-menterinya, bahwa meyulut api peperangan untuk menyerang negeri lain adalah kebiasaan raja-raja terdahulu, yang tidak boleh dilestarikan.
Tindakan itu, hanya akan membuat kerusakan, pertumpahan darah, menginjak kehormatan dan kekuatan pemimpinnya. Tindak perlawanan yang anarkistis demikian ini kemudian justru membuat peradaban terdahulu terhina dan porak poranda.
Ratu Balqis tidak ingin melakukan kebiasaan buruk para pendahulunya itu, ia lebih memilih langkah diplomasi dengan mengirimkan hadiah terlebih dahulu. Ia berharap dapat memberi kesan baik sehingga bisa membangun relasi yang kooperatif.
Bagi Balqis, memberi hadiah bisa membahagikan hati penerima, menyatakan rasa kasih, dan kadang dapat menghindarkan dari peperangan.
(mhy)